Saraf

Fakta Medis Lengkap Seputar Stroke Iskemik

dr. Devia Irine Putri, 02 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Apa itu stroke iskemik (infarct) dan mengapa penyakit ini dianggap sangat berbahaya? Cari tahu fakta medis selengkapnya di sini.

Fakta Medis Lengkap Seputar Stroke Iskemik

Stroke merupakan penyakit berbahaya yang terus menduduki peringkat teratas sebagai penyebab kematian utama. Dahulu, penyakit ini identik dengan orang tua saja. Namun bekalangan, tak sedikit anak muda yang juga terserang stroke.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), stroke adalah tanda klinis yang berkembang cepat akibat adanya gangguan fungsi otak. Penyakit ini memberikan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain masalah pembuluh darah (vaskular).

Stroke terbagi menjadi beberapa jenis. Namun salah satu yang paling sering adalah stroke iskemik. Berdasarkan American Heart Association (AHA) dan American Stroke Association (ASA), stroke iskemik atau dikenal sebagai stroke penyumbatan adalah suatu episode disfungsi neurologi yang disebabkan oleh kematian sel otak. Penyakit ini memiliki faktor risiko yang dapat diubah dan tidak.

Beberapa faktor risiko stroke iskemik yang dapat diubah adalah:

  • Tekanan Darah Tinggi dan Penyakit Jantung

Stroke tekanan darah tinggi dan penyakit jantung merupakan awal dari kejadian stroke iskemik. Faktor risiko ini dapat diubah, yaitu dengan mengontrol tekanan darah agar tetap berada di rentang normal, menerapkan gaya hidup sehat, dan menjaga kesehatan jantung dengan mengonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter.

  • Diabetes Mellitus

Penyandang diabetes mellitus memiliki risiko 2–3 kali lipat untuk mengalami stroke di kemudian hari. Sebab penyakit ini bisa membuat organ tubuh tidak berfungsi dengan baik, sehingga risiko munculnya plak di pembuluh darah (aterosklerosis) lebih tinggi.

  • Kolesterol Tinggi

Kolesterol adalah zat yang dapat menyebabkan sumbatan di pembuluh darah apabila kadarnya terlalu tinggi. Semakin tinggi kadar kolesterol jahat di dalam tubuh, semakin tebal pula sumbatan yang akan terbentuk di pembuluh darah.

  • Rokok dan Alkohol

Beberapa penelitian melaporkan bahwa merokok dan minum alkohol berlebihan dapat menyebabkan peningkatan risiko stroke. Hal ini dikatikan dengan adanya efek pada perubahan aliran darah otak melalui perubahan pada tekanan darah, sel-sel darah merah, platelet dan platelet darah.

Sedangkan beberapa faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah, adalah:

  • Usia

Sekitar 30 persen kasus stroke terjadi pada usia 65 tahun, dan 70 persen di antaranya terjadi pada usia di atas 65 tahun.

  • Jenis Kelamin

Stroke dapat terjadi pada pria maupun wanita. Namun studi mengatakan bahwa pria memiliki risiko 30 persen lebih tinggi untuk terkena stroke dibandingkan wanita.

  • Ras

Ras yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena stroke, antara lain ras Afrika-Amerika dan Hispanik-Amerika.

1 dari 3

Bagaimana Stroke Iskemik Terjadi?

Seluruh organ tubuh manusia, khususnya otak, memerlukan asupan berupa gula dan oksigen secara terus-menerus sebagai sumber energi. Untuk sampai ke otak, gula dan oksigen tersebut dibawa oleh darah melalui pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah yang membawa makanan ke otak mengalami penyempitan atau penyumbatan, maka aliran darah ke otak akan berkurang.

Aliran darah yang terhenti selama 30 detik akan menyebabkan perubahan metabolisme pada otak. Satu menit berikutnya disusul oleh berhentinya fungsi sel saraf di otak, dan setelah lima menit akan terjadi kematian sel di bagian otak tersebut karena tidak adanya aliran darah ke otak. Bagian yang mati inilah disebut dengan iskemik (infarct).

Secara umum, penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah tersebut disebabkan oleh dua mekanisme yang berbeda. Pertama disebabkan oleh adanya plak pada pembuluh darah (aterosklerosis). Plak tersebut akan semakin tebal dan dapat menutup pembuluh darah apabila Anda tidak menerapkan gaya hidup yang sehat.

Kedua adalah akibat adanya emboli, yaitu lepasnya embolus (zat asing) dari bagian tubuh lain dan dibawa oleh aliran darah ke bagian tubuh tertentu. Apabila embolus tersebut dibawa ke otak, maka dapat menyumbat pembuluh darah sehingga aliran darah ke otak akan terganggu.

2 dari 3

Apa Saja Gejala Stroke Iskemik?

Gejala klinis stroke bergantung pada bagian otak mana yang tidak mendapatkan aliran darah. Tetapi secara umum, gejala stroke dapat berupa:

  • Kelemahan tubuh (salah satu anggota gerak atau salah satu sisi tubuh)
  • Bicara tidak jelas, tidak bisa bicara hingga tidak mengerti perkataan orang lain
  • Hilangnya rasa; ada sensasi abnormal pada anggota gerak atau salah satu sisi tubuh
  • Pusing
  • Penglihatan ganda
  • Keseimbangan terganggu
  • Penurunan kesadaran
  • Gangguan menelan
  • Telinga berdenging

Untuk lebih mudah mengingat gejala-gejala stroke, Anda bisa mengacu pada istilah FAST.

  • F (face) atau wajah. Mintalah orang tersebut untuk senyum. Apakah ada bagian sebelah wajah yang tertinggal? Lihatlah, apakah wajah atau matanya tidak simetris? Jika ya, mungkin saja ia mengalami stroke.
  • A (arms) atau tangan. Mintalah orang tersebut mengangkat kedua tangannya secara aktif. Apakah ia merasakan kelemahan di kedua atau salah satu lengannya? Apakah ia kesulitan mengangkat kedua tangan atau hanya salah satu saja yang bisa terangkat?  Jika ya, bisa jadi ia terkena stroke.
  • S (speech) atau bicara. Ajak orang tersebut berbicara atau mengulangi kalimat yang diberikan. Apakah ia kesulitan untuk mengucapkan kalimat tersebut, tidak jelas (pelo), atau sama sekali tidak berbicara? Apakah ia memahami apa yang Anda katakan? Jika ya, mungkin itu disebabkan oleh stroke.
  • T (time) atau waktu. Jika gejala-gejala di atas dialami oleh seseorang, pikirkan bahwa itu adalah stroke dan segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dengan segera. Semakin cepat ditangani, semakin baik pula kesembuhan untuk orang tersebut.
3 dari 3

Bagaimana Cara Mencegah Stroke Iskemik?

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan stroke ditujukan kepada semua orang sehat dan kelompok berisiko yang belum pernah terserang stroke sebelumnya. Bagaimana caranya?

1. Mengatur pola makan dan menjaga berat badan

Pada prinsipnya, Anda tidak boleh makan berlebihan. Karena segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik bagi kesehatan. Karenanya, perhatikan setiap menu yang dimakan, dan pastikan di piring makan terdapat makanan yang seimbang.

Konsumsi makanan rendah lemak dan kolesterol. Perbanyak makan sayur dan buah, serta makanan berserat larut seperti kacang-kacangan, biji-bijian dan oat. Utamakan makanan yang mengandung polisakarida, seperti kentang, pasta, serealia, roti dan nasi.

Dengan mengatur pola makan sehat, Anda dapat mempertahankan berat badan ideal. Apabila mengalami berat badan berlebih, ada baiknya jika Anda menurunkan berat badan sesuai dengan target Indeks Massa Tubuh (IMT) yang normal.

2. Kendalikan stres dan istirahat cukup

Kendalikan stres dengan berbagai cara yang Anda sukai, seperti melakukan hobi atau hal lainnya. Tetaplah berpikir positif, menyelesaikan segala pekerjaan satu per satu, dan jangan lupa untuk bersyukur kepada Sang Pencipta. Dengan begitu, tekanan darah dan denyut jantung Anda juga ikut sehat. Jangan lupa juga untuk istirahat dan tidur yang cukup, paling tidak 6–8 jam setiap hari.

3. Periksa kesehatan secara rutin

Periksa kesehatan Anda secara rutin dan teratur untuk memantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah. Apabila ada tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, sakit jantung atau diabetes mellitus, Anda diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setiap satu bulan atau tiga bulan sekali. Jangan lupa untuk mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter sesuai dengan dosisnya.

4. Hindari rokok

Bagi perokok aktif, ada baiknya bila Anda berhenti merokok. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, peneliti menemukan adanya hubungan yang konsisten antara merokok dengan terjadinya stroke.

Rokok dapat menyebabkan peningkatan koagulabilitas, viskositas darah, dan tekanan darah, serta merusak dinding pembuluh darah.

5. Olahraga

Berolahraga secara rutin dan teratur sangat disarankan, karena terbukti mampu menurunkan risiko segala penyakit, termasuk stroke dan penyakit jantung. Berdasarkan American Heart Association (AHA), Anda disarankan untuk melakukan aktivitas fisik aerobik minimal selama 150 menit setiap minggu dengan intensitas sedang, atau 75 menit setiap minggu dengan intensitas berat. Aktivitas aerobik yang dimaksud adalah jalan cepat, bersepeda, berenang, dan sebagainya.

Nah, sekarang Anda sudah mengerti betul mengenai stroke iskemik. Jadi, tak ada kata menunggu hingga besok untuk menerapkan gaya hidup sehat. Anda tak ingin penyakit mematikan ini menyerang dan menghancurkan hidup serta mimpi Anda, bukan?

[NB/ RVS]

Kolesterol
Gejala Stroke
Stroke
Stroke Iskemik
Stroke Infarct