Saraf kranial merupakan bagian dari sistem saraf pusat yang sangat penting dalam menunjang fungsi pancaindra dan gerakan otot wajah. Sebagian besar saraf ini bertanggung jawab dalam mengontrol gerakan tubuh, seperti mata, mulut, bahu, dan wajah.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai jenis saraf ini? Yuk, simak fungsi hingga risiko kesehatannya berikut ini!
Apa Itu Saraf Kranial?
Saraf kranial adalah 12 pasang saraf yang berpusat di otak dan sebagian besar bertugas untuk menjalankan fungsi di kepala dan leher.
Beberapa saraf kranial merupakan saraf sensorik atau pengirim sinyal rangsangan dari indra menuju sistem saraf pusat. Sementara beberapa saraf lainnya merupakan saraf motorik yang mengirim perintah dari otak ke bagian tubuh tertentu.
Berdasarkan buku Neuroanatomy, Cranial Nerve, saraf kranial dibagi berdasarkan jenis sarafnya, yaitu:
- Saraf kranial I, II, dan VIII yang merupakan saraf sensorik
- Saraf kranial III,I V, VI, XI, dan XII adalah saraf motorik
- Saraf kranial V, VII, IX, dan X adalah saraf yang memiliki saraf sensorik dan motorik
Setiap saraf kranial memiliki pasangannya masing-masing. Hal ini dikarenakan setiap saraf terbagi menjadi dua sisi otak dan tubuh. Misalnya, kamu memiliki satu pasang saraf kranial I, yakni satu bagian saraf kranial I akan terhubung dengan otak kanan dan satu bagian lain terhubung dengan otak kiri.
Disampaikan oleh dr. Arina Heidyana, “Secara umum, fungsi saraf kranial adalah untuk menunjang pancaindra dan pergerakan otot. Setiap jenis memiliki fungsi yang berbeda-beda tetapi bekerja sama untuk menunjang fungsi umum tersebut”
Artikel Lainnya: Penting, Ini Cara Menjaga Kesehatan Otak
Mengenal Fungsi 12 Saraf Kranial
Sebanyak 12 saraf kranial terbagi di dua tempat, yaitu otak besar dan batang otak. Di dalam otak besar terdapat dua saraf kranial, yaitu olfactory nerve dan optic nerve. Sementara 10 saraf kranial lainnya terletak di batang otak.
Setiap saraf kranial memiliki fungsi khusus. Para ahli menamakan saraf berdasarkan nomor dan fungsinya, seperti:
1. Olfactory nerve (saraf kranial I)
Olfactory nerve adalah saraf kranial pertama dengan fungsi sensorik. Saraf ini membantu kamu mendeteksi wangi, aroma, dan bau yang dihirup oleh hidung.
Terdapat beberapa gangguan yang dapat menyerang saraf ini, salah satunya COVID-19 yang menyebabkan anosmia atau hilangnya indra penciuman.
2. Optic Nerve (Saraf Kranial II)
Optic nerve berfungsi dalam menyampaikan informasi visual dari retina ke otak. Retina mengirimkan sinyal elektrik ke otak melalui saraf ini sehingga informasi visual dapat diolah mata dan kamu dapat memahami apa yang sedang kamu lihat.
Terdapat beberapa kondisi yang bisa menurunkan fungsi saraf ini, seperti glaukoma, optik atrofi, dan optik neuritis. Kondisi tersebut dapat menyebabkan buta warna, sakit mata, sakit kepala, hingga kehilangan penglihatan.
Artikel lainnya: Serba-Serbi Retina Mata, Fungsi Hingga Risiko Penyakitnya
3. Oculomotor Nerve (Saraf Kranial III)
Jenis saraf kranial ini memungkinkan mata melakukan pergerakan, memfokuskan penglihatan, menyempitkan pupil, dan mengontrol posisi kelopak mata atas.
Beberapa kondisi yang dapat menurunkan fungsi saraf ini, seperti aneurisma, tumor, dan cedera otak. Selain itu, saraf ini juga bisa mengalami kelumpuhan akibat kurangnya aliran darah, dan tekanan pada saraf.
4. Trochlear Nerve (Saraf Kranial IV)
Saraf ini merupakan salah satu saraf motorik. Otak akan mengirimkan sinyal kepada otot mata sehingga memungkinkan mata bergerak ke bawah, atas, dan samping.
Ketika saraf ini tidak menjalankan fungsinya, kondisi tersebut disebut sebagai kelumpuhan saraf keempat. Hal ini dapat terjadi karena cedera atau terdapat kondisi medis tertentu, seperti meningioma, herpes zoster, dan penyakit lyme.
5. Trigeminal Nerve (Saraf Kranial V)
Saraf ini memiliki fungsi untuk memberikan informasi mengenai sensorik dan motorik wajah, misalnya sentuhan, rasa sakit, dan suhu. Selain itu, saraf ini juga membantu tubuh untuk menggigit, mengunyah, dan menelan.
Trauma atau cedera dapat menurunkan fungsi saraf ini, seperti masalah saat mengunyah atau berbicara, kebas di area saraf yang terluka.
6. Abducens Nerve (Saraf Kranial VI)
Saraf ini juga bertanggung jawab terhadap pergerakkan motorik mata bersama dengan saraf kranial III dan IV.
Adanya masalah pada saraf keenam bisa menyebabkan masalah pada gerakan mata. Jadi, mata yang terkena mungkin tidak dapat bergerak menjauh dari garis tengah secara normal.
7. Facial Nerve (Saraf Kranial VII)
Saraf ini bertugas untuk mengendalikan otot wajah sehingga kamu bisa memiliki ekspresi tertentu, misalnya tersenyum, cemberut, atau meninggikan alis. Selain itu, saraf ini juga berperan dalam membantu mengeluarkan air mata dan mengenali sensasi rasa di lidah.
Beberapa kondisi dapat membuat facial nerve melemah atau bahkan lumpuh, seperti bell’s palsy, infeksi atau tumor telinga, dan bedah wajah. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan menggerakan otot wajah, kedutan di wajah, dan, bicara tidak jelas.
Artikel Lainnya: Wajah Kedutan Terus Menerus, Waspada Penyakit Ini!
8. Vestibulocochlear Nerve (Saraf Kranial VIII)
Saraf ini memiliki terbagi menjadi dua dengan tanggung jawab yang berbeda. Pertama vestibular yang bertanggung jawab untuk keseimbangan tubuh. Kedua cochlear yang bertanggung jawab untuk pendengaran.
Terdapat gangguan yang dapat menurunkan fungsi saraf ini, yaitu gangguan vestibular. Kondisi tersebut dapat menyebabkan vertigo, mual, muntah, nistagmus, dan gangguan cara berjalan.
9. Glossopharyngeal Nerve (Saraf Kranial IX)
Pajang glossopharyngeal nerve membentang antara batang otak hingga bagian belakang tenggorokan, sehingga salah satu fungsinya adalah untuk membantu menelan. Selain itu, saraf ini juga berfungsi mengatur tekanan darah dan merasakan sakit bila terdapat infeksi telinga.
Saraf ini dapat mengalami penurunan fungsi apabila terdapat tumor atau kanker di beberapa bagian tubuh, seperti otak, amandel, pita suara, dan rongga mulut.
10. Vagus Nerve (Saraf Kranial X)
Vagus nerve merupakan saraf parasimpatik utama di sistem saraf. Saraf ini berfungsi membantu jaringan beristirahat ketika tidak digunakan.
Umumnya, saraf ini bekerja secara otomatis atau tidak bisa secara sadar dikendalikan. Oleh sebab itu, sistem ini mengontrol bagian tubuh tertentu, seperti pencernaan, detak jantung dan imunitas tubuh.
Gastroparesis merupakan salah satu kondisi yang bisa mengganggu saraf ini, Kondisi ini terjadi ketika terdapat cedera di vagus nerve sehingga menghentikan makanan bergerak ke usus dari lambung. Hal ini dapat disebabkan oleh diabetes, infeksi virus, skleroderma, dan bedah perut.
11. Accessory Nerve (Saraf Kranial XI)
Saraf kranial ini berguna untuk mengatur otot trapezius dan sternocleidomastoid untuk menggerakkan kepala, leher, dan bahu.
Cedera atau trauma pada saraf ini merupakan penyebab paling umum dari penurunan fungsi accessory nerve. Kondisi tersebut dapat menyebabkan saraf lumpuh, sehingga tubuh kesulitan untuk mengangkat bahu atau memutar leher.
12. Hypoglossal Nerve (Saraf Kranial XII)
Saraf ini berfungsi untuk menggerakan otot-otot lidah, sehingga kamu bisa berbicara, menelan, dan menggerakan lidah.
Kondisi stroke merupakan salah satu gangguan yang bisa menyerang saraf ini. Kurangnya aliran darah di otak dapat mempengaruhi fungsi saraf ini sehingga penderitanya kesulitan untuk berbicara.
Artikel Lainnya: Makanan Ini Efektif untuk Cegah Stroke
Gangguan pada saraf kranial dapat berbeda-beda tergantung bagian saraf mana yang terganggu. Segera periksakan ke dokter apabila mengalami gejala stroke, rasa sakit di wajah, dan kehilangan penglihatan. Perawatan segera dan tepat oleh dokter mungkin akan meminimalkan risiko yang lebih parah.
Menerapkan pola hidup sehat dapat menjadi salah satu cara terhindar dari penyakit saraf.
Kamu bisa temukan tips hidup sehat terpercaya di aplikasi KlikDokter. Selain itu, kamu juga bisa bertanya langsung dengan dokter spesialis saraf melalui fitur Tanya Dokter untuk solusi dari masalah kesehatan yang dialami.
(APR/JKT)