Saat flu, biasanya orang langsung mengonsumsi obat flu yang dijual bebas. Tanpa pikir panjang.
Sayangnya tak banyak yang tahu, obat flu pun memiliki efek samping selayaknya obat lain. Salah satu yang ditakutkan adalah perdarahan otak.
Ada berbagai zat aktif dalam obat flu –seperti efedrin, pseudoefedrin, dan fenilpropanolamin. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa fenilpropanolamin dapat memicu perdarahan otak.
Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyebutkan bahwa fenilpropanolamin bertanggung jawab atas 200–400 kasus stroke perdarahan tiap tahunnya.
Sebuah penelitian pernah dilakukan terhadap penderita stroke perdarahan. Para penguji ingin melihat hubungan konsumsi obat flu yang mengandung fenilpropanolamin dengan kejadian stroke.
Hasilnya, 16 dari 22 pasien mengalami stroke setelah mengonsumsi fenilpropanolamin. Hal ini tentu sangat mengejutkan, mengingat obat flu dijual dengan begitu bebas.
Lalu, bagaimana sebenarnya zat ini dapat memicu perdarahan otak? Selain efek dekongestannya yang dapat mengurangi gejala flu, fenilpropanolamin juga merupakan simpatomimetik. Apa artinya?
Artinya, hal ini membuatnya menjadi stimulan bagi kerja jantung dan pembuluh darah di tubuh. Akibatnya, jantung dapat berdetak dengan cepat dan pembuluh darah dapat menyempit.
Bila terjadi terus-menerus maka dapat memicu timbulnya aritmia (detak jantung yang tidak teratur), peningkatan tekanan darah, hingga perdarahan di otak.
Berita baiknya, tidak semua orang berisiko mengalami perdarahan otak saat mengonsumsi obat flu dengan kandungan fenilpropanolamin.
Mereka yang berisiko tinggi adalah orang lanjut usia, penderita hipertensi, gangguan hati, penyakit jantung, dan diabetes. Selain itu, perdarahan otak biasanya terjadi pada penggunaan dosis yang melebihi rekomendasi.
Karena itu, harap berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat flu. Ini penting agar dosisnya tepat dan Anda terhindar dari berbagai efek sampingnya.
[RS/ RH]