Apakah ketika kecil Anda pernah diperingatkan untuk tidak terlalu gegabah saat bermain agar tidak terjatuh, terluka, atau tertusuk benda berkarat? Jika ya dan Anda menurutinya, bersyukurlah. Salah satu tujuan dari peringatan tersebut adalah untuk melindungi Anda dari infeksi tetanus.
Dilansir dari Medical News Today, tetanus merupakan infeksi bakteri yang sangat memerlukan perawatan luka kelas berat dan antibodi. Seseorang yang mengalami luka akibat benda yang terkontaminasi bakteri tetanus dapat memicu timbulnya infeksi yang memengaruhi seluruh tubuh hingga berakibat fatal, yakni kematian.
Di Amerika Serikat, ada sekitar 30 kasus setiap tahunnya. Umumnya, kasus tetanus tersebut menjangkiti orang yang belum mendapatkan vaksin tetanus atau tidak mengulangi vaksinasi tersebut setiap 10 tahun sekali.
Tetanus disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Bakteri tersebut mampu bertahan lama di luar tubuh dan biasanya ditemukan di kotoran hewan, tanah yang terkontaminasi, dan di tempat-tempat lainnya.
Artikel Lainnya: Pentingnya Ikut Imunisasi Tetanus di Sekolah
Gejala Tetanus yang Perlu Dikenali
Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri dari KliKDokter, penyakit tetanus umumnya menunjukkan gejala 1–3 minggu setelah luka terjadi. Gejala awalnya berupa kekakuan otot yang bermula dari otot rahang dan wajah. Oleh sebab itu, penderita tetanus sulit membuka mulut, mimik wajahnya menjadi datar, dan sulit menunjukkan ekspresi lain.
Satu sampai dua hari setelah gejala awal, kekakuan otot akan menyerang lengan, tungkai, bahkan kerongkongan. Penderita akan kesulitan bergerak, termasuk susah menelan apa pun.
Bila infeksi sudah sampai ke saraf, penderita akan sensitif terhadap suara keras, cahaya, dan sentuhan. Selain itu, penderita juga akan mengalami denyut jantung cepat yang disertai dengan demam hingga 40 derajat celsius.
Artikel Lainnya: Antisipasi Tetanus di Lokasi Gempa, Ini Penyebab dan Gejalanya!
Kenali Perlindungan dari Tenanus
Saat Anda mengalami luka yang cukup serius, lebih baik segera kunjungi dokter untuk mendapatkan tetanus immunoglobulin (TIG) meski sebelumnya pernah divaksinasi. Tetanus immunoglobulin membentuk antibodi yang dapat membunuh bakteri Clostridium tetani dan memberikan perlindungan jangka pendek terhadap tetanus.
Di sisi lain, dokter mungkin akan meresepkan penisilin atau metronidazole untuk pengobatan tetanus. Namun, apabila Anda alergi terhadap kedua obat tersebut, maka dokter akan memberikan tetrasiklin sebagai gantinya.
Bagaimana dengan kejang otot dan kaku-kaku pada tubuh? Untuk kasus ini, dokter mungkin akan meresepkan antikonvulsan seperti diazepam dan relaksan otot seperti baclofen untuk menekan sinyal saraf dari otak ke sumsum tulang belakang sehingga meredakan ketegangan otot. Di samping mengonsumsi obat ini, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk menambah jumlah asupan kalori harian.
Artikel Lainnya: Cara Mencegah Tetanus Akibat Menginjak Paku Berkarat
Kiat Mencegah Tetanus
Tidak ada pencegahan yang lebih baik daripada vaksinasi tetanus. Vaksinasi difteri, tetanus toksoid dan acellular pertusis (DTaP) harus diberikan pada anak-anak sebanyak 5 kali saat mereka berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15–18 bulan, dan 4–6 tahun.
Selain itu, booster-nya bisa diberikan antara usia 11–18 tahun untuk selanjutnya dilakukan setiap 10 tahun sekali. Apabila Anda hendak bepergian ke daerah endemis tetanus, mintalah kepada dokter untuk diberikan vaksinasi tetanus darurat.
Oleh karena itu, jangan anggap sepele penyakit tetanus. Jika Anda mengalami luka, khususnya setelah berkunjung ke lingkungan yang kotor, segera bersihkan sebelum menutupnya dengan plester.
Jika merasa khawatir akan adanya infeksi tetanus pada luka tersebut, tak perlu ragu untuk segera berobat ke dokter. Dengan begini, Anda bisa mendapatkan pengobatan yang tepat, bahkan vaksinasi tetanus ulang agar benar-benar terlindung dari penyakit mematikan tersebut.
[NB/RVS]