Klikdokter.com - Mulai maraknya kesadaran akan manfaat bersepeda dikalangan umum, memberikan dampak positif pada pola hidup yang sebelumnya lebih mengarah pada pola hidup yang merugikan. Salah satu manfaat bersepeda ternyata dikemukakan oleh salah seorang peneliti dari Jepang dalam Journal of Parkinson’s Disease, yaitu mengenai kemampuan seseorang bersepeda dapat menjadi acuan pembeda dari tipe penyakit Parkinson dan tipe Parkinsonisme diluar dari faktor situasi dan kondisi keadaan tempat bersepeda.
Gangguan parkinsonisme merupakan gangguan syaraf yang pertama kali kemukakan oleh Dr. James Parkinson dimana berkurangnya zat dopamine yang berguna sebagai penghubung pada syaraf motorik . James sendiri menggunakan istilah Paralysis Agitans dikarenakan gangguan ini mempengaruhi gerak motorik seseorang sehingga gerakannya menjadi kaku bahkan menghilangkan refleks postural yang menyebabkan orang tersebut sering jatuh dan tidak mampu melakukan gerakan pencegahan yang umumnya secara otomatis dilakukan oleh tubuh.
Semakin berkembangnya penelitian mengenai paralysis agitans, ditemukan mengenai penyakit Parkinson yang merupakan penyakit neurodegenerative progressive. Yaitu penyakit syaraf yang terus menurun namun seiring waktu akan semakin parah, berkembang dan menjalar.
Hingga kini, parkinson termasuk penyakit yang belum diketahui sebab dan pengobatannya. Yang selama ini dilakukan hanyalah dengan memberikan penanganan atau perlakuan khusus untuk memperlambat perkembangan penurunan sistem syaraf penderita Sehingga kerap kali penyakit ini baru diketahui setelah penderita mencapai tahap lanjut. Untuk itu Hideto Miwa dan Tomoyoshi Kondo dari Department of Neurology, Wakayama Medical University, Jepang, menemukan cara diagnosa yang mampu dipertanggungjawabkan.
Penelitian ini menemukan bahwa 88.9% pasien di Jepang dengan tipe parkinsonisme, sudah tidak mampu bersepeda selama beberapa tahun awal penyakit mereka, berbanding terbalik dengan penderita Parkinson’s Disease yang hanya 9.8%. Walaupun kebiasaan bersepeda di tiap negara berbeda, namun pengetahuan mengenai kemampuan bersepeda pada penderita, mampu berkontribusi secepatnya pada proses diagnosa yang lebih baik dalam tahap awal diagnosis. (Entiek)