Kenali Tanda Disleksia yang Bikin Deddy Corbuzier Dihina Warganet

Mentalis Deddy Corbuzier makin aktif mengunggah video-video pendapat pribadi lewat kanal YouTube miliknya. Namun, pada Sabtu (4/5) lalu, ia menanggapi hinaan dari warganet atas disleksia yang disadarinya sejak duduk di bangku sekolah menengah.

Pada 2 Desember 2017, pria berusia 42 tahun tersebut mengaku bahwa dirinya memiliki disleksia. Ia pun memberikan semangat pada para pengidap disleksia untuk tetap berkarya dan melakukan yang terbaik. Namun, hinaan dari salah seorang warganet akan disleksia membuat dirinya geram.

Nyatanya, akun warganet tersebut sebelumnya pernah melontarkan hinaan pada Deddy, tapi ia tak mengindahkannya. Namun, untuk kali ini Deddy merasa tak boleh diam. Sebab, hinaan tersebut juga akan membuat penderita disleksia selain dirinya sedih.

“Saya tidak masalah Anda menghina saya. Tapi, kali ini Anda kelewatan. Saya sedang menahan rasa sedih sebenarnya,” ungkapnya pada video berdurasi hampir 10 menit tersebut. Menurutnya, ada ribuan hingga jutaan orang di Indonesia yang akan sakit hati bila menonton video yang diunggah warganet tersebut.

Artikel Lainnya: Adakah Diet Khusus untuk Anak Disleksia?

Dijelaskan oleh dr. Andika Widyatama, disleksia merupakan suatu gangguan dalam proses belajar anak yang mencakup kesulitan dalam membaca, menulis dan mengeja.

“Umumnya, anak dengan disleksia melihat huruf atau kata seperti terbolak-balik, misalnya huruf ‘b’ terlihat seperti ‘d’,” jelasnya. Sayangnya, hingga kini belum ditemukan penyebab pasti dari disleksia. Yang jelas, penyakit ini diturunkan secara genetik, yang memengaruhi peran otak dalam proses membaca dan Bahasa.

Dilansir dari berbagai sumber, Deddy sendiri mengaku kesulitan dalam mengingat nama hingga rute rumahnya. Sehingga, setiap membawakan acara, ia selalu melirik papan bertuliskan nama bintang tamu yang telah disiapkan oleh kru.

Meski menyerang otak, orang dengan disleksia bukan berarti tidak cerdas. Sebab, keduanya tidak berkaitan. Semakin dini terdeteksi, terapi disleksia bisa menjadi lebih efektif. Oleh sebab itu, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui tanda-tanda dari disleksia.

Artikel Lainnya: Strategi Belajar yang Sesuai untuk Anak Disleksia

Untuk mengetahui lebih jelas soal tanda anak memiliki disleksia, berikut ini adalah beberapa tanda-tanda yang bisa Anda lihat berdasarkan tahapan usia menurut dr. Andika:

1. Sebelum usia sekolah

   • Bicara lebih lambat dibanding anak seusianya.
   • Lebih lamban dalam mempelajari kata-kata baru.
   • Kesulitan dalam menyusun kata-kata, misalnya pada kata yang memiliki bunyi serupa.
   • Kesulitan mengingat huruf, angka dan warna.
   • Sulit mempelajari rima atau melakukan permainan yang berima.

2. Usia sekolah

   • Kemampuan membaca di bawah rata-rata anak seusianya.
   • Sulit mengolah dan memahami kata.
   • Kesulitan mengingat rangkaian kerjadian.
   • Kesulitan dalam mengeja, melihat, atau mendengar kata-kata yang terdengar mirip.
   • Lebih lamban dalam menyelesaikan tugas membaca atau menulis.
   • Menghindari aktivitas membaca.

3. Usia remaja

   • Kesulitan membaca, termasuk membaca dengan suara nyaring.
   • Lamban dalam membaca dan menulis.
   • Kesulitan dalam mengeja serta menyebutkan nama dan kata-kata.
   • Menghindari aktivitas membaca.
   • Kesulitan dalam mengingat kata-kata maupun mengerjakan soal matematika.
   • Bermasalah dalam mengerti candaan atau ekspresi saat berinteraksi dengan orang lain.
   • Lebih lamban dalam menyelesaikan tugas membaca atau menulis.
   • Kesulitan meringkas cerita dan mempelajari bahasa asing.

Selain berbagai tanda di atas, pada umumnya anak dengan disleksia tidak mampu memahami ilmu dasar membaca. Padahal, seharusnya di usia taman kanak-kanak atau kelas 1 sekolah dasar anak sudah mulai belajar membaca. Hal inilah yang dialami Deddy sejak kecil.

Meski demikian, perlu diingat kembali bahwa disleksia seperti yang dialami Deddy Corbuzier tidak memengaruhi kecerdasan seseorang. Namun, bila Anda menemukan tanda-tanda tersebut pada si Kecil, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

[RVS]