Saraf

Macam-Macam Penyakit Saraf yang Mungkin Terjadi

Fatin NurJauhara, 31 Okt 2022

Ditinjau Oleh dr. Adeline Jaclyn

Penyakit saraf dapat mengganggu fungsi tubuh, beberapa di antaranya dapat menyebabkan kematian. Yuk, kenali berbagai jenisnya!

Macam-Macam Penyakit Saraf yang Mungkin Terjadi

Otak, sumsum tulang belakang, dan saraf merupakan pondasi dari sistem saraf. Ketiga bagian tubuh tersebut bekerja sama untuk menggerakkan tubuh.

Adanya gangguan atau penyakit saraf dapat menyebabkan tubuh mengalami kesulitan untuk bergerak, berbicara, menelan, bernapas, atau belajar. Selain itu, kamu juga bisa mengalami masalah ingatan, perasaan, dan suasana hati.

Disampaikan oleh dr. Adeline Jaclyn, “Seseorang yang menderita penyakit saraf dapat mengalami kelemahan otot, lumpuh sebagian atau total, hilangnya sensasi sebagian atau total, hingga kejang. Namun, gejala tersebut dapat berbeda tergantung bagian saraf yang terkena.”

Terdapat 600 jenis penyakit pada sistem saraf yang bisa menyerang segala usia. Namun, beberapa jenis di bawah ini adalah penyakit yang paling umum terjadi.

1. Penyakit Alzheimer

Penyakit alzheimer adalah salah satu jenis penyakit demensia. Penyakit ini menyebabkan penurunan fisik otak yang mempengaruhi emosi, daya ingat, dan pengambilan keputusan pada penderitanya.

Umumnya, otak memiliki jutaan sel saraf yang berfungsi untuk memproses informasi yang diberikan otak ke anggota tubuh tertentu melalui sinyal. Namun, penyakit alzheimer dapat merusak otak sehingga banyak saraf yang terhenti dan kehilangan fungsi, seperti mengingat, berbicara, berpikir, dan bersosialisasi.

Gejala awal dari penyakit saraf ini adalah masalah ingatan, seperti lupa dan sulit menemukan kata yang tepat. Selain itu, penderita juga akan mengalami penurunan kognitif lainnya, seperti gangguan penalaran dan masalah penglihatan.

2. Bell’s Palsy

Bell’s palsy adalah gangguan pada sistem saraf yang menyebabkan satu sisi muka mengalami kelemahan atau lumpuh secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan oleh peradangan atau kerusakan saraf muka.

Untungnya, penyakit ini bersifat sementara dan akan membaik dalam dua minggu setelah mendapatkan perawatan. Kamu akan sembuh total dari bell’s palsy setelah tiga sampai enam bulan perawatan.

Namun pada beberapa orang, penyakit ini tidak bisa sembuh secara total dan meninggalkan kelemahan atau kelumpuhan pada otot muka di sisi yang terkena.

Artikel Lainnya: Kelumpuhan Wajah, Perlu Antivirus?

3. Cerebral Palsy

Cerebral palsy disebabkan oleh cedera atau kelainan perkembangan otak. Kondisi ini memengaruhi sistem saraf untuk melakukan fungsinya, seperti bergerak, belajar, mendengar, melihat, dan berpikir.

Sebagian besar kondisi ini terjadi saat bayi masih di dalam kandungan. Namun, terdapat beberapa kasus cerebral palsy yang terjadi saat bayi masih dalam tahap perkembangan otak di dua tahun pertamanya.

Gejala cerebral palsy biasanya akan terlihat dari bayi sebelum usia dua tahun. Bahkan terkadang, pada usia tiga bulan bayi sudah bisa menunjukkan gejala dari penyakit ini.

Orangtua dapat melihat tanda-tanda penyakit ini dengan menilai kesesuaian tumbuh kembang anak pada usianya. Bila di usianya anak anak belum bisa melakukan beberapa gerakan, seperti berguling, duduk, merangkak, atau berjalan, maka sebaiknya periksakan si kecil ke dokter anak.

4. Epilepsi

Epilepsi adalah kondisi gangguan sistem saraf pusat yang membuat aktivitas otak menjadi terganggu. Hal ini menyebabkan penderitanya mengalami kejang berulang atau hilang kesadaran.

Ciri utama dari epilepsi adalah adanya kejang sebanyak dua kali atau lebih tanpa sebab yang jelas dalam 24 jam. Beberapa gejala dari epilepsi lainnya, seperti:

  • Kebingungan sementara
  • Menatap kosong atau bengong
  • Kekakuan pada otot
  • Gerakan kaki dan tangan yang menyentak secara tidak terkendali
  • Hilang kesadaran

Epilepsi dapat meningkatkan risiko untuk cedera, seperti terjatuh, tersedak makanan, atau terbentur. Oleh sebab itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter agar kamu mendapatkan obat dan saran yang tepat sesuai dengan kondisi kamu.

Artikel Lainnya: Bisakah Penderita Epilepsi Sembuh?

5. Penyakit Saraf Motorik

Penyakit Saraf Motorik

Penyakit saraf motorik merupakan sekelompok kelainan saraf yang mengganggu fungsi saraf motorik. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sulit untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan, bernapas, berbicara, dan menelan.

Saraf motorik berfungsi untuk mengirimkan sinyal dari otak ke otot untuk melakukan aktivitas. Terganggunya saraf motorik menyebabkan otot tidak dapat menerima sinyal dari otak sehingga terjadi kelemahan pada otot. Kondisi ini dapat mengakibatkan kelumpuhan.

Penyakit saraf motorik berkembang dengan lambat, tetapi semakin memburuk seiring dengan berjalannya waktu. Umumnya, gejala dimulai dari satu sisi tubuh, kemudian menyebar ke sisi lainnya. Adapun beberapa gejala yang sering terlihat, seperti:

  • Kelemahan pada tangan dan sulit memegang benda
  • Berbicara dengan kurang jelas
  • Kelemahan di kaki, cenderung untuk tersandung
  • Kelemahan di bahu, sulit mengangkat benda
  • Penurunan berat badan, otot tangan atau kaki akan semakin mengecil

Penyakit ini merupakan kondisi langka dan umumnya menyerang orang dengan usia 60-70 tahun. Meski demikian, orang dewasa yang lebih muda tetap bisa terkena penyakit saraf motorik.

6. Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis adalah salah satu penyakit kronis yang menyebabkan gangguan sistem saraf pusat. Kondisi ini terjadi saat mielin atau lapisan pelindung saraf mengalami kerusakan sehingga tubuh tidak dapat menerima sinyal yang diberikan otak dengan benar.

Gejala yang dialami dapat berbeda-beda tergantung pada bagian saraf yang terkena dan seberapa parah kerusakan yang terjadi. Beberapa gejala yang sering terjadi, seperti:

  • Gangguan buang air kecil dan konstipasi
  • Masalah mengontrol tubuh, seperti kejang otot, kelemahan, dan hilang keseimbangan
  • Kelelahan dan sensitif terhadap panas
  • Masalah sistem saraf lainnya, misalnya vertigo

Artikel Lainnya: 4 Penyebab Penyakit Autoimun Multiple Sclerosis

7. Meningitis

Meningitis adalah salah satu penyakit saraf yang disebabkan oleh infeksi pada jaringan pelindung otak dan saraf tulang belakang. Infeksi yang menyebabkan gangguan sistem saraf ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa muda.

Meningitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, yang dapat menyebar melalui bersin, batuk, dan berciuman. Adapun beberapa gejala yang timbul, seperti:

  • Sakit kepala
  • Kaku leher
  • Sensitif terhadap cahaya terang
  • Demam
  • Sering mengantuk
  • Kemerahan pada kulit ketika ditekan dan tidak hilang
  • Kejang

Meningitis dapat menimbulkan dampak serius pada tubuh apabila tidak ditangani dengan baik, seperti keracunan pada darah (septikemia) dan kerusakan permanen pada otak atau saraf.

8. Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit yang terjadi akibat gangguan sistem saraf. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada sel saraf yang memproduksi hormon dopamin, yaitu senyawa kimia di otak yang penting untuk mengontrol otot dan pergerakan tubuh.

Penyakit saraf ini umumnya diderita oleh lansia. Beberapa gejala dari penyakit ini seperti, tremor di bagian lengan atau tangan, kekakuan otot, postur bungkuk dan masalah keseimbangan.

Artikel Lainnya: Gejala Parkinsonisme Vaskular yang Perlu Anda Tahu

9. Skiatika

Gejala Skiatika adalah rasa sakit yang menjalar di saraf skiatik. Saraf tersebut melewati beberapa bagian tubuh, dimulai dari punggung bawah, kemudian panggul, bokong, hingga ke kedua kaki.

Penyakit ini sering terjadi akibat saraf kejepit karena hernia nukleus pulposus (HNP). Hal ini menyebabkan saraf meradang dan menimbulkan rasa nyeri serta mati rasa pada kaki.

Dilansir dari Mayo Clinic, penyakit saraf ini lebih berisiko terjadi pada seseorang yang obesitas, pekerjaan berat, terlalu lama duduk, dan diabetes.

Studi yang dimuat di jurnal Scientific Report menyimpulkan, orang dengan obesitas yang memiliki pekerjaan sebagai pengendara motor atau operator alat berat lebih berisiko mengalami skiatika.

10. Stroke

Stroke terjadi ketika salah satu pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah. Hal ini menyebabkan oksigen di dalam otak berkurang sehingga saraf di sekitar pembuluh darah tersebut mulai mati. Akibat dari cedera ini, sel saraf tidak dapat menjalankan fungsinya sehingga dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti:

  • Senyum tidak simetris
  • Gerak separuh anggota tubuh melemah
  • Kesulitan bicara
  • Penurunan kesadaran
  • Sakit kepala hebat

Artikel lainnya: Aneka Jenis Rempah yang Baik untuk Kesehatan Otak

Sistem saraf merupakan pusat komando untuk seluruh tubuh. Oleh sebab itu, menjaga sistem saraf tetap sehat penting dilakukan agar tubuh dapat bekerja dengan optimal tanpa rasa sakit.

Jika kamu mengalami gejala-gejala yang dijelaskan di atas, segera periksakan diri ke dokter spesialis saraf.

Yuk, #JagaSehatmu dengan menghindari salah satu risiko yang bisa merusak saraf, yaitu diabetes. Terapkan tips gaya hidup sehat yang tersedia di aplikasi KlikDokter, jadi download sekarang!

(APR/JKT)

Penyakit Epilepsi
Penyakit Saraf Motorik
Alzheimer
  • National Institute of Aging. Diakses pada 2022. What are The Signs of Alzheimer’s Disease?
  • National Institute of Aging. Diakses pada 2022. What Happens to The Brain In Alzheimer’s Disease?
  • National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Diakses pada 2022. Motor Neuron Disease Fact Sheet.
  • Euro, U., Heliövaara, M., Shiri, R. et al. Diakses pada 2022. Work-related risk factors for sciatica leading to hospitalization. Sci Rep 9, 6562.
  • Diakses pada 2022. Neurologic Diseases.
  • Diakses pada 2022. Cerebral Palsy.
  • National Health Service UK. Diakses pada 2022. Meningitis.
  • National Health Service UK. Diakses pada 2022. Motor Neuron Disease.
  • Diakses pada 2022. Sciatica.
  • Diakses pada 2022. Epilepsy.
  • Health Direct. Diakses pada 2022. Neuron System Disease.
  • Health Direct. Diakses pada 2022. Parkinson’s Disease.
  • Health Direct. Diakses pada 2022. Multiple Sclerosis (MS).
  • Health Direct. Diakses pada 2022. Motor Neuron Disease.
  • Health Direct. Diakses pada 2022. Epilepsy.
  • Health Direct. Diakses pada 2022. Bell’s Palsy.
  • Health Direct. Diakses pada 2022. Alzheimer’s Disease.
  • Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Stroke.
  • Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Nervous System
  • Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2022. Begini Cara Mengenali Gejala Stroke.
  • Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2022. Menkes: Lansia yang Sehat, Lansia yang Jauh dari Demensia