Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup di seluruh dunia, jumlah populasi orang lanjut usia juga semakin meningkat. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), pada tahun 2019 jumlah populasi di atas 50 tahun adalah 1 juta orang.
Angka tersebut diprediksi akan terus naik dan pada tahun 2050 jumlahnya diperkirakan menjadi 2.1 miliar orang. Hal tersebut disebabkan oleh semakin baiknya pelayanan kesehatan yang ada di setiap negara.
Namun, meningkatnya populasi orang lanjut usia bukannya tanpa masalah. Seiring bertambahnya usia, satu persatu penyakit yang berkaitan usia akan menyerang mereka.
Salah satu penyakit yang paling sering dirasakan oleh orang lanjut usia adalah kebas dan kesemutan.
Berdasarkan sebuah penelitian epidemiologi, kejadian kebas dan kesemutan atau biasa dikenal dengan neuropati perifer cukup bervariasi sekitar antara 6% dan 51%.
Hal ini tergantung dari berbagai kondisi populasinya. Di Amerika sendiri, terdapat 25-30% orang mengalami keluhan ini.
Walaupun tampak sebagai masalah kesehatan yang ringan, jangan sampai anda menganggap remeh gejalanya. Karena kebas dan kesemutan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Artikel Lainnya: Ketahui Penyebab Kesemutan Saat Olahraga
Penyebab Kebas dan Kesemutan di Usia Tua
Sebenarnya, kebas dan kesemutan adalah kondisi yang normal dirasakan ketika anda duduk atau berdiri lama.
Saat kondisinya berlangsung lama tanpa alasan yang jelas, bisa jadi merupakan sebuah tanda adanya masalah pada saraf Anda.
Ada banyak penyebab munculnya rasa kebas dan kesemutan pada orang lanjut usia. Salah satu yang paling umum adalah karena penyakit diabetes melitus.
Diperkirakan 1 dari 3 penderita neuropati perifer disebabkan oleh penyakit diabetes. Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita diabetes dewasa ini, semakin tinggi pula angka penderita kebas dan kesemutan.
Kebiasaan mengonsumsi alkohol juga merupakan penyebab lain neuropati perifer. Sekitar 46% peminum alkohol aktif menderita kebas dan kesemutan.
Selain dua penyebab utama di atas, neuropati perifer dapat pula disebabkan oleh kelainan genetik, efek samping konsumsi obat (obat kemoterapi), proses imunologi, gangguan pembuluh darah, serta kekurangan nutrisi dan vitamin.
Jenis vitamin yang berkaitan dengan kondisi ini adalah vitamin B, utamanya B1, B6, dan B12.
Bebas Kebas dan Kesemutan di Usia Tua, Ini Caranya
Menua dengan sehat adalah harapan setiap orang, termasuk terbebas dari penyakit neuropati perifer.
Untuk itu, penting bagi anda mengetahui bagaimana cara untuk mencegah kebas dan kesemutan di usia lanjut.
Artikel Lainnya: Sering Kebas Kesemutan? Awas Kekurangan Vitamin Neurotropik!
Apabila kebas dan kesemutan disebabkan oleh diabetes, jalanilah perawatan sebaik mungkin. Menghentikan kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok, serta konsultasikan setiap obat yang Anda konsumsi kepada dokter, juga bisa menjadi salah cara mencegah kebas dan kesemutan.
Selain itu, penting untuk tetap menjalankan pola hidup sehat. Pertahankan berat badan ideal, rutin berolahraga beberapa kali sepekan, serta konsumsi makanan sehat dan bergizi.
Kebas dan kesemutan juga bisa dicegah dengan mengonsumsi vitamin neurotropik. Vitamin yang berisikan nutrisi penting untuk mendukung kesehatan saraf Anda.
Salah satu produk vitamin neurotropik yang bisa Anda pilih adalah hemaviton Neuro Forte yang mengandung vitamin B1, B6 dan B12. Vitamin B1 di dalamnya penting untuk metabolisme karbohidrat, dan memelihara serabut saraf.
Vitamin B6 penting dalam metabolism protein dan asam amino serta pembentukan neurotransmitter sistem saraf.
Sementara vitamin B12 penting untuk pematangan sel dan memelihara kebutuhan jaringan syaraf
Hemaviton Neuro Forte juga telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI, sehingga aman dikonsumsi.
Dengan rutin mengonsumsi vitamin tersebut, Anda pun dapat terhindar dari masalah kebas dan kesemutan di usia tua.
Itulah penjelasan terkait dengan kebas dan kesemutan yang terjadi di usia tua. Cegah dari sekarang bisa membuat Anda terbebas dari kondisi tersebut.
Anda juga bisa berkonsultasi mengenai masalah kesehatan lainnya lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi Klikdokter.
(PUT/AYU)