Kesemutan mungkin hal yang Anda anggap biasa dan juga sering Anda sepelekan. Namun, tahukah Anda bahwa kesemutan dapat menjadi gejala dari penyakit lain yang lebih serius, salah satunya neuropati. Lalu, apa itu neuropati?
Apa Itu Neuropati?
Secara sederhana, neuropati adalah kondisi atau penyakit yang dapat mempengaruhi atau mengganggu fungsi normal dari saraf, terutama saraf tepi.
Saraf tepi sendiri merupakan susunan saraf yang menghubungkan antara susunan saraf pusat –yaitu otak dan tulang belakang– dengan bagian tubuh lainnya, seperti tangan, kaki, dan lainnya.
Terdapat tiga jenis saraf tepi pada tubuh, yaitu saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf otonom. Ketiganya dapat terserang neuropati, baik yang hanya terjadi dalam satu jenis saraf, maupun kombinasi dari dua atau lebih jenis saraf-saraf tersebut.
Saat neuropati terjadi, berarti ada sel saraf atau neuron yang mengalami kerusakan, bahkan kehancuran. Hal ini tentunya akan mengganggu proses komunikasi antar saraf, termasuk antara bagian tubuh dengan otak.
Penyebab, Gejala, dan Orang-orang yang Rentan dengan Neuropati
Berdasarkan penyebabnya, secara besar neuropati terdiri dari dua jenis, yaitu:
- Neuropati herediter atau yang diwariskan
- Neuropati yang didapat karena faktor lain semasa hidup
Kasus neuropati herediter sendiri tergolong jarang ditemukan. Angka kejadian di Amerika Serikat menyatakan 1 di antara 2.500 orang mengalami neuropati jenis ini.
Penyebab terseringnya adalah penyakit Charcot-Marie-Tooth (CMT) yang dapat memengaruhi saraf motorik maupun sensorik. Biasanya, penyakit CMT akan menyebabkan kelemahan pada otot kaki dan betis, yang dapat memburuk hingga mengenai otot-otot pada tangan.
Namun, berbeda dengan neuropati herediter, neuropati yang didapat karena faktor lain semasa hidup lebih banyak ditemukan di masyarakat.
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan neuropati ini. Antara lain trauma seperti jatuh atau kecelakaan, infeksi, penyakit autoimun, sindrom Guillain-Barre, penyakit sistemik seperti neuropati diabetes, pengobatan tertentu seperti kemoterapi, gangguan pembuluh darah, ketidakseimbangan vitamin, serta kadar alkohol yang tinggi dalam tubuh.
Akan tetapi, tidak sedikit juga kasus di mana penyebab neuropati tidak dapat ditentukan, yang kemudian digolongkan ke dalam neuropati idiopatik yang menyumbang hingga 30 persen dari total angka kejadian neuropati.
Gejala neuropati biasanya cukup bervariasi, tergantung dari jenis saraf yang rusak, misalnya:
- Gejala neuropati pada saraf sensorik: Kesemutan, rasa kebas, dan rasa terbakar.
- Gejala neuropati pada saraf motorik: Kelemahan otot, kejang otot, kram, dan kejang.
- Gejala neuropati saraf otonom: Sering kali tidak spesifik dan mudah disalahpami sebagai gejala penyakit lain, seperti tekanan darah tidak normal, gangguan buang air kecil, gangguan fungsi seksual, mual, dan muntah.
Neuropati dapat menyerang semua orang. Namun, tentunya ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan mengalami gangguan ini, yaitu:
- Pasien dengan penyakit metabolik seperti diabetes
- Orang yang sering mengonsumsi alkohol secara berlebih
- Orang yang memiliki kebiasaan merokok
- Orang yang mengalami defisiensi vitamin
- Pasien penyakit autoimun
- Orang yang memiliki riwayat neuropati dalam keluarganya.
Cegah Neuropati dengan Hal Sederhana
Tentunya dalam menghadapi berbagai penyakit, ada faktor yang dapat dikontrol dan ada yang tidak. Termasuk dalam mencegah neuropati, ada beberapa hal penting yang harus Anda perhatikan.
Hal yang paling penting adalah mengatasi dan mengendalikan penyakit yang dapat menjadi faktor risiko berkembangnya neuropati. Misalnya, jika Anda adalah seorang pasien diabetes, maka usahakan selalu mengontrol kadar gula darah untuk menghindari terjadinya berbagai komplikasi, termasuk neuropati.
Jika Anda adalah seorang pribadi yang sehat, selalu jalani gaya hidup dan jaga pola makan sehat. Sebab, neuropati juga dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan vitamin dan kurangnya vitamin tertentu.
Maka dari itu, penting untuk selalu memenuhi kebutuhan vitamin. Salah satunya adalah dengan asupan suplemen vitamin neurotropik yang dapat menunjang kesehatan sistem saraf, seperti hemaviton Neuro Forte yang kaya akan kandungan vitamin B1, B6, dan B12. Ketiganya merupakan vitamin yang sangat penting untuk kesehatan saraf.
Vitamin B1 berkontribusi terhadap kesehatan saraf dengan memfasilitasi penghantaran impuls ke saraf-saraf tepi dan membantu produksi myelin, yaitu lapisan yang melindungi saraf.
Sementara, vitamin B6 penting untuk perkembangan otak, menjaga sistem saraf, dan menjaga kesehatan sistem imun. Lalu, vitamin B12 juga dibutuhkan untuk produksi myelin.
Dalam setiap kapletnya, hemaviton Neuro Forte memiliki kandungan 100 mg Vitamin B1, 100 mg vitamin B6, dan 5.000 mcg vitamin B12.
Dengan lebih mengenal tentang neuropati, kini Anda tidak boleh lagi meremehkan gejala-gejalanya yang selama ini mungkin disepelekan seperti kesemutan. Hindari faktor risikonya dan selalu jalani pola hidup sehat. Penuhi juga kebutuhan vitamin B1, B6, dan B12 yang penting untuk kesehatan saraf dengan rutin mengonsumsi suplemen seperti hemaviton Neuro Forte.
[MS/ RH]