Siapa saja yang mengalami masalah nyeri punggung pasti aktivitasnya akan terganggu. Nyeri punggung bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah herniasi diskus. Apa itu?
Sebagai contoh, jika leher atau bahu sering terasa nyeri saat membungkuk, mengangkat barang, atau sekadar memutar kepala ke kanan atau ke kiri, ada kemungkinan Anda mengalami herniasi diskus.
Singkatnya, herniasi diskus (atau disebut juga dengan cedera hernia tulang belakang) terjadi ketika diskus atau cakram tulang belakang mengalami kebocoran, lalu menyembul keluar di leher atau menekan saraf bahu. Kondisi ini bisa dialami di sepanjang tulang belakang sampai ke punggung bagian bawah. Jika kebocoran diskus terjadi area sekitar leher, biasanya penderita akan merasakan sakit di leher yang menjalar ke bahu, lengan, dan tangan.
Herniasi diskus (herniated disc) atau hernia nukleus puplosus (HNP) sering disebut awam sebagai “saraf kejepit” di tulang belakang. Demikian dikatakan oleh dr. Dejandra M. Rasnaya dari KlikDokter.
Kondisi ini ditandai dengan gejala kesemutan dan kebas yang dapat menjalar ke sepanjang lengan atau kaki, tergantung lokasi saraf yang terjepit.
“Pada lokasi tulang belakang yang berada lebih di bagian bawah, kondisi ini dikenal dengan low back pain (sering disebut sebagai nyeri punggung bawah, lumbago, atau nyeri pinggang),” lanjut dr. Dejandra.
Penyebab dan gejala herniasi diskus
Herniasi diskus terjadi ketika lingkaran jaringan ikat yang mengelilingi cakram tulang rawan mengalami kerusakan, sehingga menyebabkan bantalan di dalam cakram menonjol keluar.
Cakram yang rusak dapat memberikan tekanan pada seluruh sumsum tulang belakang atau pada saraf tertentu. Akibatnya, penderita akan mengalami nyeri di area cakram yang menonjol dan area tubuh yang dikendalikan oleh saraf tersebut.
Sering kali, sulit untuk mengetahui penyebab cakram di punggung mengalami kerusakan. Penelitian berhipotesis bahwa kondisi tersebut berkaitan dengan dengan kebiasasan merokok dan aktivitas berlebih pada punggung.
Faktor lain yang juga berkaitan dengan terjadinya herniasi diskus adalah:
- Membungkuk dengan posisi tubuh yang salah
- Duduk dalam jangka waktu lama, terutama ketika menyetir mobil
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Cedera yang menyebabkan kerusakan pada tulang belakang
Terkait gejala, herniasi diskus dapat menyebabkan rasa sakit di leher, kesemutan dan mati rasa di lengan. Penyakit ini juga memberikan keluhan berupa rasa sakit tajam yang menjalar di bagian belakang dan kaki terasa lemah, mati rasa, atau geli.
Ada pula gejala lain yang mungkin dialami penderita, yaitu:
- Mati rasa atau kebas
- Kesemutan
- Kelemahan pada beberapa area tubuh
- Nyeri derajat sedang hingga berat pada kaki, paha dan bokong
- Inkontinensia urine dan inkontinensia tinja
Tips mengatasi herniasi diskus
Nyeri punggung akibat herniasi diskus harus segera diatasi. Pasalnya, kondisi ini bisa membuat aktivitas terganggu, bahkan dapat menurunkan kualitas hidup. Adapun hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi herniasi diskus yaitu:
1. Obat-obatan
Konsumsi obat-obatan bebas yang berfungsi mengurangi pembengkakan dan rasa sakit, seperti ibuprofen dan naproxen. Untuk mengurangi peradangan di sekitar cakram, Anda mungkin perlu konsumsi obat steroid yang diresepkan oleh dokter.
2. Kompres dingin dan panas
Jika rasa nyeri dan bengkak baru terjadi, cobalah untuk mengaplikasikan kompres dingin di area yang terdampak. Dalam beberapa hari setelah nyeri mulai menetap, Anda dapat mengaplikasikan kompres panas ke area yang nyeri.
3. Terapi fisik
Jika punggung masih terasa nyeri setelah beberapa minggu, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk berkonsultasi dengan terapis. Hal ini bertujuan agar Anda bisa mendapat bimbingan untuk latihan menghilangkan tekanan saraf.
4. Operasi
Jika rasa nyeri masih terus terjadi atau terasa makin parah dari waktu ke waktu sampai mengalami mati rasa, kesulitan berjalan, atau masalah kandung kemih, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan operasi. Konsultasikan dengan dokter.
Jangan anggap sepele nyeri punggung akibat herniasi diskus. Pasalnya, kondisi tersebut bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya. Apabila obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas dan aplikasi kompres tidak membantu, jangan ragu untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan penanganan sesuai kondisi.
(NB/RN)