Sindrom Tourette atau yang dikenal dengan Tourette’s disorder dan Gilles de la Tourette syndrome adalah salah satu gangguan perilaku dan perkembangan. Gangguan perkembangan ini tidak hanya melibatkan kelainan saraf, tetapi juga memengaruhi kejiwaan seseorang.
Sindrom ini bersifat genetik dan ditandai dengan adanya gerakan spontan yang tidak disadari, serta berlangsung cepat. Munculnya tanda awal dari sindrom ini umumnya dimulai pada saat anak-anak, terutama pada usia sekolah sekitar usia 4-6 tahun dan tingkat keparahan gejala maksimal di usia 10-12 tahun.
Pada beberapa kasus, dilaporkan bahwa pada usia mendekati 21 tahun gejala dari sindrom Tourette mengalami perbaikan. Prevalensi terjadinya kelainan ini juga lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan, dengan rasio kejadian 4:1.
Penyebab dan Gejala Sindrom Tourette
Penyebab secara pasti dari sindrom ini sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun, dugaan para ahli saat ini menyatakan bahwa sindrom Tourette disebabkan karena multifaktorial seperti faktor genetik, serta senyawa kimiawi dalam otak. Yang terjadi biasanya adalah ketidakseimbangan hormon dopamin dan serotonin dalam otak.
Faktor lingkungan seperti tekanan pada saat masa kanak-kanak, paparan rokok saat kehamilan, serta stres dalam kehamilan juga bisa menjadi pemicu. Selain itu kurangnya asupan oksigen pada saat kehamilan sehingga menyebabkan kondisi hipoksia janin, hingga infeksi juga turut menjadi penyebabnya.
Sindrom Tourette dapat menimbulkan gejala dalam bentuk gangguan motorik (gerakan) maupun vokal atau sering dikenal dengan gangguan tik (tic).
Gangguan yang muncul ini dapat berlangsung tahunan dan dapat muncul tanpa sebab, serta tidak terkontrol. Dapat juga terjadi sewaktu-waktu, terutama saat menyaksikan suatu peristiwa tertentu.
Kelainan pada Sindrom Tourette
Dampak dari kelainan saraf bisa menimbulkan beberapa gerakan tik motorik yang sederhana, dapat berupa kedipan mata berulang kali, mengangkat bahu, tiba-tiba meringis atau menggeleng-gelengkan kepala.
Sedangkan pada keadaan berat, seorang yang mengalami sindrom Tourette dapat menirukan gerakan orang lain atau sering disebut dengan echopraxia. Selain gerakan tik motorik, gangguan tik vokal juga dapat menyertai.
Gangguan tik vokal yang paling klasik adalah berkata jorok atau coprolalia, menirukan ucapan orang lain atau echolalia, serta mengulangi frase atau disebut dengan palilalia. Membuat bunyi-bunyi aneh seperti suara berdehem, mendengkur, atau menghirup seolah ada bau-bauan juga dapat menjadi tanda dari gangguan tik vokal.
Penderita sindrom Tourette umumnya juga akan sering merasakan kecemasan, depresi, sulit belajar, gangguan tidur, gangguan perilaku, sulit bersosialisasi, pada anak-anak akan ada tanda hiperaktif atau ADHD maupun OCD, hingga timbul perasaan malu dan merasa terisolasi dengan keadaannya.
Berbagai kondisi ini membuat penderita sindrom Tourette butuh pendampingan dari keluarga dan terapi yang sesuai agar gejala dapat terkontrol.
Tanda Sindrom Tourette
Sindrom Tourette sering kali tidak terdiagnosis sejak awal karena banyak orang yang tidak menyadari dan tidak mengetahui tentang kondisi ini. Ada 3 ciri khas yang bisa Anda ingat dan waspadai, yaitu adanya gerakan tik motorik, ucapan jorok dan suka mengulang perkataan orang lain atau membeo.
Apabila ditemukan salah satu gejala khas ini, Anda dapat segera mencari pertolongan kepada psikiater.
Terapi yang diberikan pada penderita Tourette bergantung pada tingkat keparahannya. Dalam menentukan tingkat keparahan tersebut diperlukan wawancara medis yang lengkap dengan bantuan kuesioner, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti cek laboratorium dan pencitraan (MRI).
Pada derajat ringan, umumnya penderita akan diberikan rangkaian terapi yang sesuai dengan kondisi penderita. Sedangkan pada derajat berat, kombinasi pengobatannya adalah antara terapi dan obat-obatan.
Sindrom Tourette adalah kelainan saraf yang kompleks dan tidak dapat disembuhkan. Tetapi, dengan melakukan terapi dan pengobatan yang rutin, gejala yang muncul dapat berkurang atau mengalami remisi.
Mengenali sindrom Tourette sangat diperlukan, agar kelainan saraf tak memberikan dampak yang lebih besar. Jadi, bila muncul ciri-ciri dari sindrom Tourette, sebaiknya konsultasikan dengan psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan sesegera mungkin.
[NP/ RVS]