Nyeri kepala sebelah akibat migrain yang bisa tiba-tiba datang saat sedang beraktivitas tentu mengganggu. Migrain bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah genetik.
Bukan hanya nyeri kepala, seseorang yang diserang migrain juga bisa menjadi sensitif terhadap cahaya, bahkan tak jarang mengalami mual dan muntah.
Berbagai faktor pemicu migrain
Kejadiannya bisa dipicu berbagai hal tertentu, bahkan dari kebiasaan sehari-hari seperti terlalu lama bekerja di di depan komputer atau stres, konsumsi makanan tertentu, bahkan juga bisa dialami akibat faktor genetik. Pemicu migrain pada tiap orang bisa berbeda-beda.
Migrain (sering juga disebut sebagai sakit kepala sebelah biasa) bisa terjadi di sebelah dahi, dan sering kali dapat mencapai daerah mata, pipi, serta bisa disertai keluhan mual, muntah, pandangan kabur, tidak nafsu makan, perubahan suasana hati, dan lain-lain yang dapat mengganggu produktivitas penderitanya. Pada kondisi migrain, terjadi pelebaran atau pembengkakan pembuluh darah otak yang akan menimbulkan nyeri akibat penekanan ke jaringan sekitarnya.
Berdasarkan studi di antara penderita migrain, kejadian migrain paling sering menyerang kelompok usia 35-45 tahun. Setelah rentang usia tersebut akan terjadi penurunan insidensi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa migrain sering kali tidak terdiagnosis dan/atau tidak diberikan terapi yang tepat. Bahkan, banyak orang yang menyepelekan migrain dan memeriksakan diri ketika keluhan makin parah.
Hati-hati dengan apa yang Anda makan, karena bisa memicu migrain
Beberapa pencetus tersering migrain adalah konsumsi makanan tertentu, stres, minum alkohol, ataupun akibat hormonal.
Ada cukup banyak makanan yang diduga menjadi pemicu migrain, tetapi belum sepenuhnya terbukti secara medis. Menurut data yang dikeluarkan oleh Headache Center of Atlanta, Amerika Serikat (AS), tahun 2013, daging yang diproses seperti sosis, daging asap, nugget, dan daging olahan lainnya disebut-sebut sebagai makanan utama pemicu migrain.
Jenis makanan tersebut diketahui nitrat, yaitu suatu bahan pengawet yang dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga berujung pada terjadinya migrain.
Migrain akibat faktor keturunan
Apabila salah satu atau kedua orang tua sering mengeluhkan migrain, maka Anda pun akan berisiko lebih tinggi untuk mengalami nyeri kepala sebelah tersebut.
Faktanya, ada satu tipe migrain yang disebut sebagai familial hemiplegic migraine (FHM). Kondisi ini bisa menurun di keluarga. Pada sebuah penelitian yang dipublikasikan di “International Journal of Biochemistry and Cell Biology”, disebutkan bahwa pada FHM, terjadi mutasi pada gen TRESK, sehingga dapat menciptakan keluhan migrain.
Menurut studi yang dilakukan oleh American Migraine Foundation di AS, jika salah satu atau kedua orang tua menderita migrain, maka risiko anak untuk menderita migrain juga akan meningkat hingga 50-75 persen.
Penelitian lain juga mendukung hal yang sama, bahwa migrain faktor genetik bisa berkontribusi pada kemunculan migrain. Meski demikian, dibandingkan pria, wanita lebih cenderung “mewariskan” migrain kepada anak. Selain itu, anak kembar identik juga berisiko tinggi mengalami migrain jika kembarannya mengalami kondisi yang sama.
Selain itu, ada pula penelitian yang membenarkan dan membuktikan langsung penyebab migrain mungkin karena faktor genetik. Lewat penelitian ini, diketahui bahwa migrain dengan aura lebih sering diturunkan dalam gen ketimbang migrain tanpa aura.
Untuk mengetahui apakah Anda memiliki faktor genetik sebagai penyebab migrain, Anda bisa melakukan serangkaian tes genetik, salah satunya adalah tes DNA yang memeriksa sampel air liur. Gen tertentu yang berkaitan dengan migrain akan diperiksa, di antaranya adalah CACNA1A, ATP1A2, dan SCN1A. Namun, memang tes ini tidak rutin dilakukan pada penderita migrain.
Dari berbagai penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa ada faktor genetik yang dapat memengaruhi migrain. Mengetahui riwayat keluarga yang menderita migrain amatlah penting. Dengan demikian nyeri kepala sebelah tersebut bisa lebih dini terdiagnosis, dihindari pencetusnya, serta dapat ditangani lebih cepat.
(RN/ RVS)