Skizofrenia adalah salah satu gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa setengah dari orang-orang yang mengalami skizofrenia tidak mendapatkan perawatan apa pun.
Padahal, skizofrenia merupakan kondisi kronis yang memerlukan perawatan seumur hidup. Tak banyak pula yang menaruh perhatian terhadap penderita gangguan mental ini, lantaran masih percaya akan beberapa mitos tentang skizofrenia.
Mitos Seputar Skizofrenia
Berikut sejumlah mitos skizofrenia yang beredar di masyarakat:
1. Skizofrenia Sangat Jarang Terjadi
Mitos skizofrenia yang beredar, salah satunya adalah penyakit ini jarang terjadi. Faktanya, skizofrenia memengaruhi sekitar satu dari setiap 100 orang. Skizofrenia lebih sering terjadi pada orang dewasa, tetapi bisa memengaruhi orang pada usia berapapun.
Gangguan kejiwaan ini tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, para ahli menduga bahwa skizofrenia terjadi karena kombinasi beberapa faktor, seperti stres, genetika, proses kimiawi di otak, dan lain-lain.
Artikel Lainnya: Mengenal Gangguan Jiwa Skizofrenia Lebih Jauh
2. Skizofrenia Hanya Tentang Gangguan Mendengar
Banyak orang mengasosiasikan skizofrenia dengan masalah pendengaran. Padahal, anggapan tersebut jelas salah. Halusinasi pendengaran adalah salah satu gejala yang paling umum.
Sebenarnya, terdapat delapan jenis skizofrenia dengan karakteristik yang berbeda. Gejala yang umum terjadi, antara lain halusinasi, delusi, pemikiran yang tidak tertata, atau berbicara dengan kecepatan tinggi dan apa yang dikatakan tersebut mungkin tidak masuk akal bagi orang lain.
Selain itu, beberapa gejala skizofrenia yang kurang dikenal, yakni kehilangan minat untuk bersosialisasi, perubahan pola tidur, atau kurangnya motivasi.
3. Penderita Skizofrenia Memiliki Kepribadian yang Terpisah
Ini adalah salah satu kesalahpahaman paling umum tentang skizofrenia. Salah kaprah ini disebabkan oleh fakta bahwa kata skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, yang memiliki arti ‘split’ dan ‘mind’ dalam bahasa Inggris.
Padahal, penderita skizofrenia mengalami gejala yang memengaruhi proses berpikir dan persepsi mereka terhadap dunia sekitar, seperti delusi dan halusinasi. Jadi, penderita skizofrenia tidak memiliki dua kepribadian yang terpisah.
Artikel Lainnya: Mengungkap Gejala Skizofrenia pada Remaja
4. Skizofrenia Tidak Dapat Disembuhkan
Meskipun tidak ada obatnya, sekitar satu dari lima orang penderita skizofrenia akan mengalami peningkatan perbaikan gangguan kejiwaan. Sementara itu, sebagian penderita lainnya akan terus menjalani pemulihan seumur hidup.
Oleh karena itu, tidak benar kalau penderita skizofrenia tidak dapat disembuhkan. Namun, tingkat kesembuhan pada setiap individu berbeda-beda: ada yang tidak bisa pulih, ada juga yang justru membaik.
5. Penderita Skizofrenia Berbahaya
Kekerasan bukanlah gejala skizofrenia. Sayangnya, media turut andil memainkan peran besar dalam melanggengkan kesalahpahaman ini. Orang dengan skizofrenia sebenarnya jauh lebih mungkin menjadi korban kekerasan dan kejahatan, bukan justru sebagai pelaku.
6. Skizofrenia Hanya Memengaruhi Pikiran
Mitos skizofrenia ini jelas tidak tepat. Faktanya, skizofrenia juga memiliki dampak terhadap kesehatan fisik seseorang. Orang dengan skizofrenia memiliki harapan hidup 20 tahun lebih pendek daripada orang normal pada umumnya.
Tentunya, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gaya hidup, kurang pemeriksaan kesehatan fisik (terutama penderita yang menderita penyakit tertentu), dan efek samping obat antipsikotik.
Selain itu, penderita skizofrenia bisa mengalami kenaikan berat badan yang ekstrem. Hal ini meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan diabetes.
7. Penderita Skizofrenia Perlu Dimonitor Setiap Saat
Orang dengan skizofrenia mungkin memerlukan bentuk dukungan yang berbeda, entah itu pengobatan, terapi bicara, atau fasilitas pendukung. Ketika mendapatkan akses perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan, penderita skizofrenia sangat mungkin untuk memiliki kualitas hidup yang baik.
Artikel Lainnya: 5 Tips Menghadapi Penderita Skizofrenia
8. Skizofrenia Disebabkan oleh Pola Asuh yang Buruk
Tak jarang orang tua disalahkan ketika anaknya menderita gangguan kejiwaan yang satu ini. Memang benar bahwa pola asuh berperan penting dalam membentuk karakter seseorang. Namun, mitos skizofrenia ini perlu diluruskan. Pola asuh yang buruk tidak berarti menjadi penyebab skizofrenia.
Kenyataannya, penyebab dari gangguan mental ini adalah multifaktor, termasuk gen, trauma, penyalahgunaan narkoba, dll.
9. Skizofrenia Pasti Menurun ke Anak
Seperti penyakit lain pada umumnya, gen memang memiliki peran di sini. Faktor genetik memang memiliki peran terhadap timbulnya suatu penyakit. Meski begitu, hal ini tetap tidak bisa dipastikan.
Jika Anda memiliki orang tua yang menderita skizofrenia, risiko Anda terkena penyakit yang sama hanya sekitar 10%. Anda belum pasti akan terkena skizofrenia jika memiliki orang tua dengan riwayat penyakit tersebut. Mitos skizofrenia yang mengatakan bahwa penyakit akan menurun ini tentu saja kurang tepat.
10. Penderita Skizofrenia Tidak Bisa Memiliki Pekerjaan
Banyak yang berpikir begitu Anda terkena gangguan mental ini, maka Anda tidak dapat melakukan pekerjaan seperti orang pada umumnya. Mitos skizofrenia ini sangatlah salah.
Memiliki penyakit mental memang terkadang membuat Anda susah menyelesaikan pekerjaan. Namun dengan perawatan yang tepat, penderitanya tetap dapat menemukan posisi yang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan mereka.
Demikian beberapa mitos skizofrenia yang perlu Anda ketahui. Hingga kini, para ahli belum mengetahui secara pasti mengenai apa yang menjadi penyebab skizofrenia. Akan tetapi, penanganan dini dapat membantu mengontrol gejala sebelum kondisinya semakin memburuk.
Karena skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan mental, maka pemeriksaan harus dilakukan oleh psikiater. Anda juga dapat berkonsultasi mengenai penyakit skizofrenia dengan dokter kami melalui layanan Live Chat di aplikasi KlikDokter.
[WA/ RS]