Kehilangan memori otak akibat penyakit Alzheimer bisa menakutkan, tak hanya bagi penderita tapi juga orang-orang terdekat di sekitarnya. Meski demikian, dengan kesabaran, kepercayaan, dorongan yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita Alzheimer. Untuk mendukung tujuan ini, ada beberapa hal yang perlu Anda pahami mengenai penderitanya.
Dukungan keluarga dan orang-orang terdekat dalam menyikapi penyakit Alzheimer menjadi hal utama yang dibutuhkan pengidap penyakit ini. Dukungan ini bisa lewat pemahaman yang lebih baik mengenai penyakit Alzheimer itu sendiri dan penderitanya.
1. Setiap tahapan Alzheimer itu unik
Anda mungkin menganggap siapa pun yang menderita Alzheimer tak bisa terlibat dalam percakapan. Namun, ini bukanlah masalah utamanya. Mary Mittelman, DrPH, direktur Program Dukungan Keluarga Alzheimer di NYU Langone, Amerika Serikat, memaparkan pendapatnya. Mereka yang berada dalam tahap awal, memiliki masalah ingatan yang membuat bingung sehingga tidak bisa terlibat dalam topik percakapan. Perubahan kepribadian juga mungkin muncul. Ketika masuk pada tahapan akhir, penderita mulai sulit mengenakan pakaian, bahkan untuk makan. Yang perlu Anda pahami, gejala Alzheimer bisa terus berubah seiring waktu.
2. Pada tahap awal, hidup masih tampak normal
“Kehidupan yang saya jalani sebagian besar normal. Namun, ada beberapa waktu saat saya harus mengandalkan planner, pengingat, alarm, atau smartphone,” kata Eric Thompson kepada Reader’s Digest, penasihat Early-Stage Advisory Group untuk Alzheimer’s Association. Setelah terdiagnosis sekitar empat tahun lalu, Eric harus pensiun dan membuat beberapa perubahan pada rutinitasnya. Misalnya dengan membuat daftar tugas harian pada pagi hari.
3. Lupa bukanlah hal yang disengaja
Orang Alzheimer tidak sengaja untuk lupa. Jika keluarga atau orang yang Anda cintai terlalu banyak lupa akibat kondisi ini, maklumilah. Kesabaran adalah kunci untuk memperkecil kemungkinan pertengkaran. Selain itu, ajaklah mereka untuk tetap bersosialiasi di luar bersama teman-teman atau komunitas tertentu.
4. Berusaha untuk terus melibatkan mereka
Karena tugas sehari-hari bisa semakin sulit, biasanya keluarga dari penderita Alzheimer berasumsi bahwa penderitanya tak bisa lagi melakukan aktivitas seperti biasa. Namun, tergantung dari tahapan penyakitnya, bukan tak mungkin penderitanya masih bisa melakukan aktivitas harian dengan beberapa perubahan kecil yang disesuaikan dengan kondisinya. Mereka juga sebenarnya masih bisa diminta untuk membuat keputusan-keputusan sederhana.
5. Mereka juga ingin kehidupan yang bermakna
Alzheimer dapat mengguncang kehidupan sehari-hari dengan cara yang membuat penderitanya sulit bangkit kembali. Namun, jangan biarkan mereka menghabiskan seluruh waktu sendirian di rumah. Penderita Alzheimer masih punya kesempatan untuk melakukan aktivitas seperti mengunjungi museum, menghadiri pertemuan, dan mengemukakan pendapat. Meski banyak lupa, tapi penderita Alzhemer juga masih bisa mengingat dan menikmati hal-hal yang disuka seperti dulu. Misalnya seperti menggambar, mendengarkan musik, atau melukis.
“Musik adalah cara yang bagus untuk menjangkau penderita di setiap tahapan Alzheimer. Mereka bisa bangkit karena musik merangsang mereka dan mereka pun mendapatkan ketenangan dari lantunan musik,” kata dr. Mary.
6. Restoran yang ramai bisa membuat stres
Obrolan di restoran yang ramai dapat membuat orang dengan Alzheimer lebih sulit untuk mengikuti percakapan, terutama bagi seseorang yang memiliki gangguan pendengaran.
"Tempat yang sangat ramai seperti restoran yang bising mungkin sulit karena bisa membuat orang Alzheimer kurang memahami percakapan di sekitar mereka," ujar dr. Mary. Cobalah makan di kafe yang tenang, sehingga orang yang Anda cintai bisa merasa lebih diikutsertakan.
Dengan memahami hal-hal penting yang disebutkan di atas terkait penderita Alzheimer, diharapkan dukungan yang Anda berikan kepada penderita menjadi lebih optimal. Dengan melakukan upaya ini, Anda pun turut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Karena pada dasarnya, meski harus hidup dengan Alzheimer, mereka pun berhak untuk hidup bahagia.
[RN/ RVS]