Menurut UU No. 11 tahun 1992, batas normal usia pensiun warga Indonesia adalah 55 tahun, sedangkah batas maksimal usia pensiun adalah 60 tahun. Namun, ada anggapan bahwa menunda waktu pensiun justru memberikan hal baik. Risiko terkena penyakit Alzheimer akan menjadi lebih berkurang.
Penyakit Alzheimer merupakan suatu gangguan kesehatan yang menyerang daya ingat serta fungsi mental lainnya. Pada awalnya, seseorang dengan kondisi ini umumnya merasa kebingungan dan kesulitan mengingat sesuatu, dengan derajat yang relatif ringan.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, orang yang menderita Alzherimer bahkan dapat melupakan orang-orang penting di hidupnya serta melalui perubahan kepribadian yang dramatis.
Para ilmuwan percaya bahwa penyakit Alzheimer disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan. Dewasa ini, terdapat beberapa penelitian yang mengemukakan bahwa salah satu cara untuk menurunkan risiko Alzheimer adalah dengan memastikan bahwa otak terus mendapatkan stimulasi yang baik.
Tapi, apakah pensiun di usia lebih tua juga termasuk salah satu cara menurunkan risiko penyakit tersebut?
Alzheimer dan aktivitas otak
Menurut Dr. Rebecca Edelmayer, direktur ilmiah dari Alzheimer’s Association, menerapkan aktivitas yang merangsang otak dapat membantu mencegah timbulnya penyakit Alzheimer. Oleh sebab itu, pensiun di usia lebih tua dianggap dapat membantu menurunkan risiko seseorang mengalami penyakit Alzheimer. Karena otak terus mendapatkan stimulasi yang membuatnya tetap aktif.
Hal ini dikatakan serupa dengan orang paruh baya yang membesarkan anak sambil membangun karir. Kondisi demikian ternyata cukup efektif untuk memberikan stimulasi mental, sehingga otak terus digunakan dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
Berbeda dengan orang yang telah memasuki masa pensiun, aktivitas yang telah berkurang membuat otak mereka kurang terasah. Selain itu, Dr. Jessica Langbaum, yang merupakan salah satu ilmuwan dari Banner Alzheimer’s Institute di Arizona, Amerika Serikat, menyampaikan bahwa interaksi sosial dan kemampuan memecahkan masalah juga berkontribusi dalam mengasah otak.
Ia menambahkan bahwa sering berinteraksi, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan yang sehat, serta mengoptimalkan kualitas tidur juga punya andil dalam menjaga kesehatan otak secara keseluruhan.
Berbagai kegiatan untuk menstimulasi otak
Tanda dan gejala dari penyakit Alzheimer umumnya mulai timbul pada usia di atas 60 tahun. Pada kelompok usia ini, sebagian individu telah mulai lepas dari pekerjaan sehari-harinya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi populasi tersebut untuk terus menjaga agar otak tetap aktif.
Dilansir dari Healthline.com, terdapat banyak cara untuk menstimulasi otak, khususnya bagi orang yang telah memasuki masa pensiun, di antaranya dengan rutin bermain puzzle, teka-teki silang, sudoku, dan permainan asah otak lainnya.
Selain itu, Dr. Langbaum juga menyarankan orang yang telah pensiun untuk terus menantang dan mengaktivasi sel-sel otak dengan melakukan banyak kegiatan yang bervariasi, terutama kegiatan yang melibatkan pemecahan masalah, menentukan strategi, pemikiran inovatif, multitasking, dan perencanaan.
Menurutnya, tidak ada aktivitas khusus yang disarankan, namun kuncinya adalah mencari sesuatu yang menarik, menyenangkan, dan menantang. Ide kegiatan lainnya dapat berupa menjadi relawan pada kegiatan tertentu, menjalani hobi baru seperti fotografi dan berkebun, atau bergabung dalam komunitas khusus seperti klub olahraga.
Disamping itu, dukungan yang kuat merupakan hal yang penting bagi individu lanjut usia, terutama bila melibatkan kesehatan otak. Oleh sebab itu, anggota keluarga dan teman juga berperan penting dalam hal memberikan motivasi bagi lansia yang telah pensiun.
Aktif berkegiatan dan pensiun di usia yang lebih tua memang dapat menjaga ketajaman otak dan menurunkan risiko penyakit Alzheimer. Namun, terus berkarier bukan satu-satunya cara untuk menstimulasi otak. Berbagai ide cara menstimulasi otak di atas dapat diterapkan agar lansia terhindar dari penyakit Alzheimer.
[NP/ RVS]