Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, menyebabkan kejang, sensasi abnormal, hingga kehilangan kesadaran.
Selain kejang, ada beberapa gejala khas epilepsi, termasuk kebingungan, kecemasan, kekakuan otot, gerakan menyentak tak terkendali, hingga pingsan.
Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja dan tak memandang usia, jenis kelamin, etnis, serta latar belakang. Penyebab epilepsi bisa dikategorikan dalam dua jenis, yaitu epilepsi idiopatik dan epilepsi simptomatik. Apa perbedaan keduanya?
Epilepsi Idiopatik
Epilepsi idiopatik juga dikenal dengan nama epilepsi primer dan termasuk jenis yang penyebabnya tidak diketahui. Kondisi ini mencapai 60 persen dari seluruh kasus epilepsi.
Walau penyebab penyakit epilepsi tidak diketahui, terdapat dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor keturunan. Adapun kelainan genetik yang dapat dicurigai menyebabkan epilepsi adalah:
1. Sindrom Down
Sindrom down merupakan kelainan genetik yang disebabkan salinan ekstra di kromosom 21 sehingga menyebabkan keterlambatan fisik dan intelektual.
2. Sindrom Dravet
Kelainan genetik ini disebabkan oleh mutasi pada gen SCN1A, yang berperan dalam membuat protein penting untuk fungsi normal sel saraf. Sindrom ini menyebabkan aktivitas listrik abnormal di otak yang mengakibatkan kejang.
3. Sindrom Angelman
Sindrom angelman adalah kelainan genetik yang terjadi karena delesi gen UBE3A pada kromosom 15. Kelainan ini berdampak pada peniadaan protein penting untuk perkembangan fungsi otak.
Epilepsi Simptomatik
Disebut juga sebagai epilepsi sekunder, jenis epilepsi ini bisa kita ketahui penyebabnya. Kondisi ini dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Kelainan Vaskular
Epilepsi disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak karena tersumbat atau rusaknya pembuluh darah otak seperti yang terjadi pada penyakit strok.
2. Infeksi
Jenis epilepsi ini terjadi karena kerusakan sel-sel otak akibat peradangan infeksi bakteri atau virus. Kondisi ini biasanya terjadi pada pasien meningitis atau encephalitis.
3. Trauma Kepala
Epilepsi terjadi karena rusaknya sel-sel otak akibat benturan keras pada kepala. Jenis epilepsi ini seperti yang terjadi pada kondisi contusio cerebri atau epidural hematoma.
4. Autoimun
Epilepsi juga bisa terjadi ketika sel-sel otak mengalami kerusakan karena sistem pertahanan tubuh yang menyerang jaringan otak. Misalnya pada pasien penyakit lupus.
5. Metabolik
Penyebab epilepsi lainnya yaitu kerusakan sel-sel otak karena gangguan metabolisme tubuh, seperti gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan hormon tiroid.
6. Neoplasia
Masih dalam kategori simptomatik, epilepsi bisa terjadi karena kerusakan sel-sel otak dan kemunculan sel-sel yang semestinya tak ada di otak, baik itu jinak atau ganas, seperti metastasis sel kanker dari organ tubuh lain atau sel tumor.
7. Drugs
Penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba dan efek sampingnya bisa jadi pemicu epilepsi. Ini karena efek samping obat bisa merusak sel otak.
Artikel Lainnya: Sering Bengong Bisa Jadi Tanda Epilepsi, Lho!
Kini kamu sudah mengetahui apa saja penyebab epilepsi, baik dari kelainan, kerusakan sel-sel, hingga efek samping obat.
Pemeriksaan dan diagnosis penyebab epilepsi sangat krusial untuk penanganan selanjutnya. Jika penyebabnya diketahui, kemungkinan sembuh pun sangat meningkat.
Pastikan untuk selalu #JagaSehatmu dan orang-orang tersayang agar tidak mengalami kondisi ini ya. Jika membutuhkan konsultasi mengenai epilepsi, yuk gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter!
(DA/JKT)