Sebagian orang Indonesia pasti tahu yang namanya petai. Teman santap yang terkenal dengan aromanya yang khas ini cukup banyak digandrungi karena memiliki cita rasa yang tidak bisa dilupakan.
Meski begitu, tak sedikit orang menjauhi makanan ini karena dituding menjadi pencetus bau mulut. Selain itu, banyak yang beranggapan bahwa makan petai dapat menyebabkan sakit kepala. Sebenarnya, bagaimana faktanya?
Petai Bikin Sakit Kepala?
Petai atau Parkia speciosa merupakan tanaman yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Namun, di balik manfaatnya, ada yang menyebut bahwa kebanyakan makan petai bisa mencetuskan sakit kepala.
Hal ini diduga karena aroma petai yang tidak sedap, yang jika terhirup oleh orang-orang tertentu menimbulkan respons berupa sakit kepala.
Aroma tidak sedap yang dihasilkan oleh petai berasal dari asam amino yang mengandung zat sulfur di dalamnya. Bila Anda makan petai, baunya bisa bertahan dua hari dalam mulut. Selain itu, petai juga menyebabkan buang angin berbau busuk.
Artikel Lainnya: Apakah Petai Bisa Picu Asam Urat?
Memang, ada teori menyebutkan bahwa bau tidak sedap ini dapat mencetuskan sakit kepala. Namun, teori ini belum sepenuhnya terbukti secara klinis. Karena itu, bisa dibilang bahwa rumor yang menghubungkan makan petai dan sakit kepala hanyalah mitos belaka.
Bisa jadi sakit kepala yang ditimbulkan adalah karena faktor sugesti saja. Hal ini karena tidak semua orang menyukai bau petai.
Jadi, untuk membuktikan anggapan ini, masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui secara pasti efek samping petai terhadap sakit kepala.
Jangan Salah, Petai Juga Punya Manfaat Sehat
Terlepas dari mitos yang menyatakan bahwa petai dapat menyebabkan sakit kepala, nyatanya berbagai penelitian menemukan adanya manfaat petai. Khasiat ini diperoleh dari kandungan-kandungannya yang baik untuk kesehatan.
Nah, ada beberapa manfaat utama dari petai, di antaranya:
- Antibakteri: petai bersifat antibakteri karena dapat menghambat bakteri gram negatif, seperti bakteri E.Coli yang menjadi pencetus berbagai gangguan kesehatan, contohnya infeksi saluran kemih pada wanita.
- Antioksidan: petai dapat melawan radikal bebas karena mengandung kadar antioksidan fenolic acid yang tinggi. Dengan begitu, berbagai penyakit dapat dicegah.
- Antikanker: penelitian menemukan bahwa ekstrak metanol pada petai dapat menghambat proses pembentukan pembuluh darah baru yang berperan dalam pembentukan kanker.
- Antidiabetik: penelitian pada tikus percobaan menyimpulkan bahwa ekstrak biji petai dapat menurunkan kadar gula darah 2 jam setelah makan. Bahkan, efek ini dapat bertahan hingga 24 jam.
Artikel Lainnya: Makan Petai Setiap Hari Bisa Cegah Hipertensi?
Tetap Batasi Konsumsi Petai Anda
Terlepas dari khasiatnya dan belum tersedianya penelitian yang membuktikan bahwa kebanyakan makan petai dapat sebabkan sakit kepala, sebaiknya Anda tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
Pasalnya, jika dikonsumsi berlebihan, petai dapat membahayakan kesehatan. Berikut adalah efek samping petai bila dikonsumsi secara berlebihan:
-
Meningkatkan Kadar Asam Urat
Makanan yang tinggi protein pastinya mengandung banyak purin. Konsumsi purin yang berlebih dapat meningkatkan asam urat sehingga berisiko terjadi artritis gout (asam urat) dan batu ginjal.
-
Gagal Ginjal
Konsumsi protein yang berlebih dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Konsumsi petai berlebih dalam jangka waktu panjang lama kelamaan akan menyebabkan fungsi ginjal menurun. Bila gagal ginjal telah mencapai stadium lanjut, diperlukan terapi berupa cuci darah.
-
Sakit Perut
Efek ini khususnya dapat terjadi bila Anda mengonsumsi petai mentah. Bakteri yang terdapat pada petai mentah inilah yang menyebabkan sakit perut. Selain itu mengonsumsi petai terlalu banyak juga menyebabkan perut kembung.
Sekarang Anda sudah tahu faktanya, bukan? Jadi, tidak perlu menyalahkan petai yang Anda konsumsi saat sakit kepala menyerang. Temui dokter untuk mencari tahu penyebab pasti sakit kepala yang Anda alami.
Apabila memiliki pertanyaan seputar topik terkait ataupun masalah kesehatan lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi secara langsung kepada dokter melalui layanan Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
[WA]