Risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, stroke yang terjadi di usia yang lebih muda—termasuk pada bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa muda—juga bisa terjadi. Secara umum, sebagian besar ahli kesehatan menganggap stroke pada usia muda dialami usia di bawah 45 tahun. Sebenarnya, apa penyebab stroke di usia muda yang jumlahnya dipercaya meningkat?
Anggapan bahwa stroke hanya menyerang kelompok usia di atas 60 tahun sudah “kedaluwarsa”. “Semakin muda usia seseorang yang mengalami stroke, dicurigai sebagai akibat adanya perubahan pola hidup, yaitu pola hidup sedenter. Pola hidup ini adalah pola hidup yang mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga,” kata dr. Alvin Nursalim dari KlikDokter.
Menurut sebuah penelitian tahun 2012 yang dipublikasikan di jurnal medis “Neurology” menyebut, meski tingkat kejadian stroke menurun, tapi kasus stroke pada dewasa muda dan setengah baya meningkat. Penelitian ini dilakukan di area metropolitan negara bagian Cincinnati, Amerika Serikat (AS), tahun 1995, 1994, dan 2005.
Peneliti menemukan bahwa usia rata-rata stroke menurun dari 71 pada pertengahan tahun 90-an, menjadi 69 pada tahun 2005. Sementara mereka yang berusia di bawah 55 tahun menyumbang sekitar 13 persen dari semua kasus stroke pada tahun 1993 dan 1994. Jumlah tersebut meningkat menjadi hampir 19 persen pada tahun 2005.
Apa penyebab meningkatnya angka kejadian stroke di usia muda?
Menurut neurolog Diana Green-Chandos, M.D., direktur perawatan neurocritical Ohio State University Wexner Medical Center, AS, kepada Self, meningkatnya stroke pada usia muda disebabkan karena mereka menganggap tes skrining tak perlu dilakukan hingga mereka berusia lanjut, seperti tes kolesterol, tekanan darah, dan gula darah. Pasalnya, tes-tes tersebut bisa membantu dokter mengetahui ada atau tidaknya risiko stroke.
Dibandingkan 20 tahun yang lalu, angka insiden stroke meningkat pada dewasa muda secara signifikan. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal medis “JAMA Neurology”, tingkat rawat inap penderita stroke iskemik meningkat, baik pada pria maupun wanita di bawah usia 45 tahun. Pada wanita berusia 18-34 tahun, rawat inap kasus stroke iskemik akut meningkat 31,8 persen (dari 4,4 per 10.000 angka rawat inap tahun 2003-2004 menjadi 5,8 per 10.000 tahun 2011-2012), sementara pada wanita usia 35-44 tahun, terjadi peningkatan 30 persen (dari 27,5 per 10.000 kasus rawat inap menjadi 35,8 per 10.000).
Perbedaan stroke pada usia muda
Mengobati dan menangani stoke pada penderita di bawah 45 tahun membutuhkan pendekatan yang berbeda dibandingkan stroke pada usia yang lebih tua. Menurut S. Ausim Azizi, MD, PhD, profesor dan kepala neurologi di Temple University Medical School, AS, kepada Everyday Health, ada beberapa jenis stroke pada usia muda. Hampir semuanya disebabkan oleh penurunan suplai darah ke otak. Jenis yang paling umum ditemui adalah stroke iskemik. Kondisi ini bisa diakibatkan gumpalan darah di pembuluh otak atau gumpalan darah yang berkembang di luar otak dan bergerak ke pembuluh-pembuluh tersebut.
Dikatakan lagi oleh Prof. Azizi, penyebab kardiogenik menyebabkan lebih banyak stroke pada usia dewasa muda. Penyebab lain yang harus diwaspadai pada usia muda adalah penggunaan obat-obatan, khususnya obat intravena. Penyebab kardiogenik mungkin termasuk penyakit jantung rematik, kelainan katup jantung, dan seseorang yang terlahir dengan lubang antara sisi kiri dan kanan jantung yang disebut patent foramen ovale.
Ditambahkan oleh Andrew Russman, DO, neurolog dan direktur medis Comprehensive Stroke Center di Cleveland Clinic, AS, kepada Everyday Health, penyebab lain stroke pada usia muda termasuk migrain, kehamilan, penggunaan pil kontrasepsi, dan merokok.
Berbagai penyebab stroke pada usia muda
Secara garis besar, peningkatan stroke pada usia lebih muda lebih disebabkan oleh faktor risiko stroke klasik seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, diabetes, kebiasaan merokok, dan obesitas. Dipaparkan oleh dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, berikut ini adalah ulasan penyebab stroke di usia muda.
1. Asupan serat yang kurang
Data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, sebanyak 93,6 persen penduduk Indonesia kurang mengonsumsi buah, yang merupakan sumber utama. Rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia per hari ternyata hanya 10,5 gram. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia hanya memenuhi 1/3 dari kebutuhan ideal serat setiap hari.
“Serat memiliki kemampuan untuk mengikat lemak dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, untuk kemudian dicerna secara sempurna. Tubuh yang kekurangan serat akan turut membuat kadar gula darah tidak stabil, sehingga memicu penyakit diabetes,” kata dr. Dyah. Tak hanya itu, tubuh yang kekurangan serat juga bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan stroke.
2. Merokok
Kecepatan aliran darah melalui pembuluh darah ke otak mengalami perubahan setelah merokok. Perubahan yang terjadi secara terus-menerus pada lapisan pembuluh darah otak dapat memicu penyakit serebrovaskular, yang sering terjadi pada penderita stroke.
3. Kurang berolahraga
Dikatakan oleh dr. Dyah, kurangnya berolahraga pada usia muda dapat memicu terjadinya penyakit kronis, seperti stroke dan diabetes. Sebaliknya, olahraga secara teratur bisa menurunkan risiko terjadinya penyakit tersebut. Ini karena olahraga bisa meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), memperbaiki aliran darah, dan mengurangi kadar lemak di dalam tubuh.
4. Kelebihan berat badan
Seseorang yang memiliki kelebihan berat badan cenderung memiliki kadar kolesterol jahat yang tinggi, sehingga risiko stroke pun meningkat.
5. Kelainan irama jantung
Menurut dr. Vito. A. Damay, SpJP(K), M.Kes, FIHA, FICA, dari KlikDokter, kelainan irama jantung adalah salah satu faktor penyebab stroke di usia muda dan masih sering terabaikan. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan mikro dan struktur jantung yang bisa merupakan akibat dari serangan jantung sebelumnya.
Pada usia muda, kelainan mikrostruktur tersebut diakibatkan oleh dampak dari kelainan otot jantung dan kelainan katup dinding jantung. Keluhan utama dari kelaian irama jantung adalah berdebar-debar. Aliran listrik jantung yang tidak normal menyebabkan kontraksi-relaksasi jantung tidak sinkron. Akibatnya, timbul bekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah otak.
6. Kelainan struktur jantung
Kelainan pada katup jantung akibat penyempitan katup atau katup jantung yang tidak rapat membuat sebagian ruang jantung membesar. Kebocoran pada dinding sekat ruang jantung juga dapat mengakibatkan sebagian ruang jantung membesar.
“Hal ini berpotensi menimbulkan aritmia atau gangguan irama jantung yang disebut atrial fibrilasi. Selain itu, pembengkakan ruang jantung dapat menimbulkan kemampuan kontraksi jantung sangat menurun,” ungkap dr. Vito. Hal ini menyebabkan darah cenderung mengental dalam ruang jantung. Bekuan darah yang terbentuk dari pengentalan ini bisa sebabkan stroke.
Cegah stroke di usia muda dengan melakukan ini
Pencegahan dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi merupakan cara terbaik untuk menghindari terjadinya stroke di kemudian hari. Oleh karena itu, para remaja dan dewasa muda disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat sejak dini berupa:
- Hindari merokok atau berhenti merokok, penggunaan obat-obatan terlarang, dan alkohol.
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, dianjurkan untuk makan makanan yang rendah lemak jenuh, perbanyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian (whole grains).
- Menjaga berat badan agar tetap dalam batas normal.
- Berolahraga secara rutin.
- Melakukan pemeriksaan secara berkala.
- Mulailah mengontrol tekanan darah dan kolesterol sedini mungkin..
- Kenali dan kendalikan diabetes.
Tak ada orang di dunia ini yang ingin mengalami stroke, khususnya pada usia muda. Jika ini sampai terjadi, pemulihannya bisa lama, hingga bertahun-tahun, yang berarti hilangnya tahun produktif. Ketahui penyebab stroke di usia muda, hindari faktor risikonya, terapkan gaya hidup sehat sedini mungkin, serta lakukan cek kesehatan secara rutin. Ingat, stroke bukan hanya penyakit yang mengintai usia lanjut, tapi bisa dialami oleh segala usia.
[RVS]