Saraf

Wajib Tahu, Ini Masalah yang Muncul Saat Merawat Pasien Demensia

Ayu Maharani, 02 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jadi caregiver dan merawat pasien demensia itu tidak mudah, lho. Mau tahu apa saja masalah yang kerap muncul? Simak penjelasannya di bawah ini.

Wajib Tahu, Ini Masalah yang Muncul Saat Merawat Pasien Demensia

Bukan sekadar pikun, demensia merupakan sindrom kemunduran. Terjadinya tak cuma di ingatan, melainkan di pemikiran, perilaku, dan kemampuannya dalam menjalani aktivitas harian.

Karena berbagai kemundurannya, merawat pasien demensia itu sulit, terlebih jika mereka adalah orang tua kita sendiri.  

Ketika Ibu Tak Bisa Ingat Aku...

Pengalaman di atas pernah dilewati Dewi (nama disamarkan). Wanita berusia 39 tahun itu bercerita, selama bertahun-tahun dia sempat merawat ibundanya yang demensia, sebelum berpulang. Dia mengaku kesulitan karena sang ibu menolak.

“Dipikirnya aku orang lain yang tidak dia kenal. Bahkan sampai dikira ingin menyakiti,” tuturnya kepada Klikdokter.

“Setelah mulai kenal, ibu juga masih sering bertanya bagaimana kuliahku. Padahal aku sudah lulus 10 tahun yang lalu,” Dewi menambahkan. 

Rasa kesal dan sedih, menurut penuturan Dewi, sudah pasti ada karena hal-hal penting soal keluarga dilupakan.

“Yang paling sedih, ibu pernah berulang kali memanggilku dengan nama kakakku yang sudah meninggal,” ujarnya lagi.

Ketika Dewi menjelaskan bahwa dia bukan kakaknya, perlahan si ibu mulai mengingat. Tapi tak berapa lama kemudian, dia justru bertanya kapan kakaknya pulang. 

“Di situ aku suka menangis, karena selain lelah, aku juga jadi ingat almarhum kakakku. Ditambah lagi, ibu sering keluar rumah tanpa bilang, bikin sekeluarga panik dan cemas,” jelasnya sambil menangis lagi karena mengingat almarhum ibunya. 

1 dari 2

Masalah Ini Sering Dialami saat Merawat Pasien Demensia

Menurut Gracia Ivonika, M. Psi., Psikolog, caregiver, apalagi masih dalam satu keluarga, memang kerap mengalami hambatan.

Alasannya, mereka dituntut untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan peran dan banyak aspek lain di kehidupan. 

Dari pengalaman di atas, sebenarnya samar terlihat bahwa ada sejumlah masalah dan hambatan yang dihadapi oleh caregiver pasien demensia.

Agar lebih jelas lagi dan bisa ditemukan solusinya, berikut sederet masalah yang kerap dihadapi mereka:

  • Rentan Alami Stres Berat

“Latar belakang caregiver dan berbagai faktor kontekstual, seperti status sosio-ekonomi, usia, dan budaya memengaruhi kerentanan masalah psikologis yang dialami. 

Masalah perilaku-emosi-kognitif penderita demensia serta tingginya intensitas perawatan dan pendampingan juga menjadi sumber stres mereka,” jelas Psikolog yang kerap disapa Ivon itu.

Selain itu, dr. Devia Irine Putri menambahkan, ketergantungan si pasien pasti memberikan tekanan besar.

“Lama-lama, dia bisa stres, daya tahan tubuh menurun, dan orang yang merawat pasien demensia jadi mudah sakit juga,” ucap dr. Devia.

Dia menambahkan, “Tak menutup kemungkinan juga orang yang merawat akhirnya tidak bisa mengontrol emosi. Sehingga, dia meluapkannya ke pasien dan terjadilah kekerasan.”

Artikel Lainnya: Hati-hati, Diet Buruk dan Jarang Olahraga Picu Demensia

  • Ingin Sekali si Pasien Bisa Mengingat Lagi

Masalah yang satu ini sepertinya hal paling dasar saat merawat pasien demensia. Sang perawat ingin sekali pasien mengingat hal-hal penting yang pernah terjadi selama hidupnya. Tak muluk-muluk, mereka ingin setidaknya diingat namanya. 

Ada rasa marah ketika orang tua tak mengingat nama keluarga terdekat dan momen-momen penting lain.

Namun di sisi lain, keluarga juga tidak bisa marah dan menyalahkan siapa-siapa karena itu bukan hal yang disengaja. Perasaan tak bisa marah inilah yang terkadang bikin caregiver lebih frustrasi.

  • Bikin Cemas, Pasien Demensia Sering Menghilang 

Jika Anda sering melihat berita orang hilang, ada satu kondisi medis yang sering tertulis, yaitu demensia.

Ya, seperti kasus yang dialami Dewi di atas, sang ibu sering kali pergi ke luar rumah sendirian. Padahal, si caregiver hanya meninggalkannya sebentar saja. 

Lebih bikin deg-degan lagi saat merawat pasien demensia, si pasien hanya jalan lurus tanpa tujuan dan tidak mengerti bagaimana caranya kembali!

Dengan kondisi seperti itu, keselamatan pasien pun dipertaruhkan. Jika pasien hilang, caregiver juga pasti akan sangat merasa bersalah.

Artikel Lainnya: Waspada saat Penderita Demensia Bicara soal Bunuh Diri

  • Memancing Memori Lalu yang Menyedihkan

Ada kalanya yang diingat oleh si pasien adalah kejadian-kejadian yang sudah lama sekali. Misalnya, kejadian ketika pasangannya masih hidup atau justru bencana-bencana yang pernah terjadi. 

Anda sudah berusaha melupakan kejadian tersebut dan move on, kesedihan pun muncul lagi.

Bahkan, Anda kini harus mengatasi dua kesedihan sekaligus, yaitu trauma masa lalu punya diri sendiri dan trauma kepunyaan si pasien demensia. 

  • Tak Punya Kehidupan

Psikolog Ivon mengatakan, “Caregiver demensia yang merupakan anggota keluarga biasanya merelakan waktu dan diri mereka sendiri untuk lebih fokus menjalani perannya.”

“Waktu istirahat, bersosialisasi, melakukan hobi, bekerja, dan hal-hal finansial, semuanya berkurang drastis,” tuturnya. 

Dengan kata lain, Anda seperti tak punya kehidupan dan stres menjadi tak terkelola. Ketika sakit pun, caregiver hanya punya waktu sedikit untuk pemulihan karena si pasien membutuhkan dirinya sesegera mungkin. 

Artikel Lainnya: Anda Biasa Merokok? Waspada, Demensia Siap Menyerang!

2 dari 2

Bagaimana agar Kesehatan Orang yang Merawat Pasien Demensia Terjaga?

Sementara itu, beberapa hal yang bisa dilakukan agar kesehatan mental caregiver penderita demensia terjaga, antara lain:

1. Berdamai dengan Keadaan

Salah satu cara menghadapi orang demensia adalah menerima perubahan dan berdamai dengan keadaan. Meski tak mudah, itu harus dilakukan.

Ikhlaskan semuanya. Ketika Anda ikhlas, rasa sabar biasanya akan meningkat sehingga Anda tak mudah kesal saat menangani masalah. 

2. Jika Pasien Ortu Anda, Ingat, Anda Lagi Bertukar Peran

Saat masih kecil hingga dewasa muda, Anda masih bergantung dengan orang tua. Dalam keadaan apa pun, mereka rela merawat dari bayi hingga Anda punya kehidupan sendiri.

Mengingat pengorbanan ibu atau ayah bisa mengurangi keinginan untuk mengeluh atau kesal. Anggap saja kini Anda sedang bertukar peran.  

3. Bergantian dengan Anggota Keluarga yang Lain

Jangan lupa membagi tugas dengan kakak atau adik. Jika Anda anak tunggal dan punya biaya lebih untuk menyewa profesional caregiver, itu bisa dilakukan untuk 1-2 hari dalam seminggu.

Anggap itu sebagai waktu libur Anda untuk beristirahat dan mengelola stres. 

Artikel Lainnya: 5 Aktivitas Harian Ini Jauhkan Anda dari Demensia

4. Ubah Cara Komunikasi

Hindari memberikan pertanyaan yang jawabannya membutuhkan ingatan. Lebih baik ucapkan keinginan Anda dengan singkat dan jelas, tidak perlu pakai intonasi tinggi.

Lalu, hindari juga untuk mengatakan “Saya tadi kan sudah bilang” atau “Masa kamu lupa?”. 

Lebih baik ulangi saja lagi kalimat dan maksud Anda sambil diberi contoh secara perlahan. Dengan memahami cara komunikasi yang lebih efektif, timbulnya rasa kesal pada caregiver dapat dicegah.

5. Buat Rutinitas Outdoor Bersama

Selain menyenangkan dan menenangkan hati pasien demensia, pergi ke taman atau lokasi outdoor yang aman lainnya, juga bisa menjadi momen refreshing caregiver.

Tetap jaga pasien demensia dengan baik agar tidak menghilang tiba-tiba atau cedera.

Jangan lupa, apabila stres sudah tak tertahankan, jangan segan untuk meminta bantuan tenaga profesional seperti psikolog.

Bila masih ada pertanyaan seputar cara merawat pasien demensia, konsultasikan kepada dokter dan psikolog lewat fitur LiveChat

(HNS/AYU)

Demensia