Tahun ini, jemaah haji akan dihadapkan dengan cuaca yang cukup ekstrem di Arab Saudi bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Suhu yang sangat tinggi, mencapai lebih dari 50 derajat celsius, dapat membuat para jemaah haji berisiko mengalami heat stroke.
Heat stroke adalah suatu kelainan pada tubuh yang disebabkan oleh terpaparnya tubuh pada panas yang tinggi. Heat stroke memang sering terjadi saat musim haji. Namun, sebenarnya kejadian ini dapat terjadi di daerah mana pun yang mengalami peningkatan suhu ekstrem.
Gejala-gejala heat stroke di antaranya demam lebih dari 39 derajat celsius, kulit kering dan tidak berkeringat, denyut nadi cepat, sulit bernapas, tekanan darah meningkat atau menurun, gangguan kesadaran hingga koma.
Untuk mencegah heat stroke saat naik haji, berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan:
- Menyesuaikan diri dengan suhu panas sebelum keberangkatan haji.
- Hindari terik matahari antara pukul sepuluh pagi hingga empat sore. Jika harus keluar, jangan lupa membawa payung atau topi.
- Membawa bekal minuman setiap saat.
- Konsumsi air putih paling sedikit 5-6 liter atau satu gelas setiap jam.
- Saat berada di luar pondokan, dianjurkan untuk sering menyemprotkan air ke muka dan bagian tubuh lainnya.
- Hindari minum kopi karena akan mempercepat dehidrasi.
- Tidak melakukan aktivitas berlebihan saat matahari sedang terik.
- Istirahat yang cukup selama 7-8 jam setiap hari.
- Kenakan pakaian yang agak longgar agar memudahkan penguapan dan sedapat mungkin berwarna putih.
- Banyak makan buah-buahan.
- Gunakan tabir surya untuk mencegah kulit terbakar matahari.
- Jika merasa letih, segera hentikan aktivitas dan berteduh ke tempat yang sejuk.
Apabila Anda melihat orang mengalami heat stroke, segera bawa ke pelayanan medis terdekat. Anda juga bisa memindahkan orang tersebut ke ruang yang sejuk atau ruang terbuka yang terlindung dari panas matahari, kemudian melonggarkan pakaiannya. Mengipasinya dengan koran atau benda lainnya juga bisa dilakukan untuk mempercepat penguapan.
(RS/RH)