Setiap orang pasti memiliki hobi atau aktivitas tertentu yang disukai. Melakukan hobi yang digemari memang bisa menimbulkan kesenangan tersendiri. Bahkan melakukannya berjam-jam pun menjadi tidak terasa.
Namun, pernahkah kamu merasakan hilangnya semangat atau kepuasan dari sesuatu hal yang dulunya disukai? Jika jawabannya ya, bisa jadi kamu mengalami anhedonia.
Anhedonia adalah kondisi ketika seseorang kehilangan minat terhadap apa pun dan mengalami “mati rasa” untuk merasakan kesenangan.
Misalnya, orang tersebut jadi menjauh dari hobinya, menolak berkumpul dengan orang lain, atau melakukan aktivitas lainnya. Anhedonia merupakan bagian dari gejala depresi.
Selain bagian dari gejala depresi, anhedonia juga dapat menjadi gejala dari kondisi medis lain. Sebut saja skizofrenia, penyakit Parkinson, anoreksia, dan penyalahgunaan narkoba.
Gejala Anhedonia yang Lainnya
Seseorang yang mengalami anhedonia biasanya akan mengeluhkan hidup terasa sama saja. Apa pun yang dilihat atau dikerjakan tak lagi menarik, serta hidup terasa hampa dan tak berarti. Mereka tampak tidak punya semangat hidup.
Selain itu, gejala anhedonia yang lainnya meliputi:
- Kehilangan minat terhadap hobi
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Memutus hubungan personal dengan orang lain
- Perasaan negatif terhadap diri sendiri dan orang lain
- Berkurangnya ekspresi emosi, seperti berbicara lebih sedikit atau emosi terlihat datar
- Kesulitan menyesuaikan diri di situasi social
- Tendensi menunjukkan emosi yang “palsu”, misalnya berpura-pura terlihat bahagia di acara pernikahan
- Berkurangnya gairah dan ketertarikan seksual
- Mengalami gangguan fisik yang rutin, seperti sering sakit
Artikel Lainnya: Cara Membangkitkan Semangat Saat Anda Mengalami Depresi
Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya anhedonia, seperti:
- Riwayat keluarga yang mengalami depresi berat atau skizofrenia
- Mengalami kejadian yang traumatis
- Mengalami penyakit yang menurunkan kualitas hidup
- Mengalami kondisi medis tertentu
- Mengalami gangguan perilaku makan
Di samping itu, seseorang yang mengalami kejadian emosional dalam hidup seperti kehilangan orang terkasih, dikhianati, atau mengalami kekecewaan berat juga rentan mengalami anhedonia.
Hal-hal tersebut dapat membuat seseorang kehilangan minat terhadap apa pun, kehilangan semangat hidup dan energi, serta mengalami ketidakmampuan untuk merasakan kebahagiaan dalam melakukan sesuatu.
Jika dibiarkan berlarut-larut, anhedonia dapat berujung pada depresi dan percobaan bunuh diri.
Anhedonia juga dapat membuat seseorang berisiko untuk melakukan hal-hal yang membahayakan (untuk mendapatkan semangat dan memicu adrenalin), misalnya melompat dari tebing tinggi, memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, dsb.
Artikel Lainnya: Merasa Putus Asa? Ini Cara Mengatasinya!
Menangani Anhedonia
Kamu tak perlu ragu untuk segera mencari bantuan medis jika merasa memiliki anhedonia. Langkah pertama adalah berbicara dengan dokter umum untuk melihat terlebih dahulu apakah ada penyebab medis yang mendasari gejalamu.
Jika tidak ada, nantinya dokter umum dapat merekomendasikan kamu untuk pergi ke psikiater, psikolog, atau ahli kesehatan mental profesional lainnya.
Untuk mendiagnosis anhedonia, dokter akan menanyakan mengenai gejala-gejala yang kamu alami dan mood secara umum. Ada baiknya untuk membuat daftar mengenai gejala-gejala kamu sebelum pergi ke dokter.
Ini penting agar dokter dapat melihat gambaran secara keseluruhan dan membuat diagnosis. Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan apakah kamu memiliki masalah kesehatan.
Anhedonia disembuhkan bertahap dengan menemukan akar permasalahannya. Diharapkan apabila dokter menemukan penyebabnya, gejala ini turut berkurang atau menghilang.
Misalnya, jika anhedonia yang kamu rasakan berhubungan dengan depresi, maka dokter akan berusaha memberikan obat antidepresan dan konsultasi psikologis lain.
Jika kamu merasa mulai kehilangan minat terhadap apa pun dan mengalami gejala anhedonia lainnya, baik dalam tingkat yang ringan, sedang atau sudah parah, segeralah cari bantuan profesional.
Semakin dini kamu mengetahui penyebab di balik anhedonia tersebut, maka semakin cepat dilakukan penanganan sehingga tidak berlarut-larut memengaruhi kualitas hidup.
Apabila kamu masih punya pertanyaan mengenai topik ini, jangan ragu konsultasi dengan dokter via aplikasi KlikDokter. Yuk, #JagaSehatmu selalu!
[RS]