Sejak pertengahan Januari lalu, Indonesia mulai menjalani vaksinasi virus corona. Setiap orang nantinya harus mendapatkan dua kali suntikan vaksinasi Sinovac. Mungkin ini jadi kabar bahagia bagi banyak orang.
Akan tetapi, bagi pengidap trypanophobia (fobia jarum suntik), program vaksinasi ini bisa jadi mimpi buruk. Yuk, kita kenali lebih dekat fobia yang satu ini.
Trypanophobia dan Penyebabnya
Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, penyebab fobia jarum suntik belum dapat dipastikan. Namun, menurutnya, beberapa orang punya trypanophobia karena memiliki pengalaman traumatis terkait dengan jarum suntik.
“(Seseorang) sering mendapatkan informasi yang tidak menyenangkan tentang jarum suntik, sehingga menimbulkan secondary trauma. Atau, ketika melihat orang di sekitarnya mengalami hal tidak menyenangkan dan si individu melihatnya,” ucap Ikhsan.
Dikutip dari Healthline, berikut faktor-faktor yang menyebabkan fobia jarum suntik:
- fobia masa kecil,
- mendapatkan pengalaman atau informasi negatif soal jarum suntik,
- pernah pusing parah bahkan pingsan sebagai reaksi saat ditusuk jarum,
- punya kenangan buruk serta kecemasan, misalnya ingatan kalau suntikan itu menyakitkan,
- ada masalah hipokondria, yakni ketakutan berlebih kalau dirinya mengidap penyakit serius, serta
- ketakutan terhadap rasa nyeri (cenderung bersifat genetik), yang menyebabkan kenaikan detak jantung dan tekanan darah, serta kecemasan tinggi selama tindakan medis dengan jarum suntik.
Artikel lainnya: Ini Dampak yang Terjadi Bila Tertusuk Jarum Suntik Bekas
Gejala trypanophobia bisa amat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Gejala biasanya akan muncul ketika penderita melihat jarum ataupun diberitahu kalau mereka akan menjalani prosedur medis yang melibatkan jarum.
Gejala fobia ini bisa sangat kuat sehingga bisa membuat penderitanya mengalami beberapa permasalahan, seperti:
- Pusing
- Pingsan
- Kegelisahan
- Insomnia
- serangan panik
- Detak jantung naik
- Tekanan darah tinggi
- Merasa lebih emosional
- Menghindari atau bahkan melarikan diri dari tindakan/perawatan medis
Artikel lainnya: Jarum Suntik di Bawah Kursi Bioskop Bisa Tularkan HIV?
Penanganan Trypanophobia
Dijelaskan oleh Ikhsan, butuh waktu yang lama untuk menghilangkan atau benar-benar sembuh dari fobia jarum suntik. Namun, menurutnya, individu bisa mengelola rasa takut agar tidak menimbulkan respons yang berlebihan.
Berikut beberapa jenis terapi yang direkomendasikan untuk menyembuhkan trypanophobia:
1. Terapi perilaku kognitif atau Cognitive-behavioral therapy (CBT)
Pada metode ini, terapis akan menolong Anda mempelajari cara-cara untuk mengelola ketakutan akan jarum suntik. Pasien juga akan diberikan terapi agar lebih dapat menguasai pikiran serta rasa takut yang dimiliki.
“Dengan terapi CBT, akan dicari tahu apa pikiran tidak rasionalnya yang menimbulkan ketakutan berlebih,” kata Ikhsan.
Artikel Lainnya: Kenali Suntik 90 Derajat dalam Vaksinasi COVID-19
2. Terapi Pendekatan atau Exposure Therapy
Exposure therapy mirip dengan CBT. Keduanya fokus pada perubahan respons mental serta fisik pada rasa takut terhadal jarum suntik.
“Dengan exposure therapy, penderita didekatkan ke sumber rasa takutnya itu secara bertahap,” ucap Ikhsan.
Contohnya, terapis akan menunjukkan foto jarum suntik. Setelah itu, mungkin terapis meminta Anda berdiri dekat atau di samping jarum suntik, memegang jarum, ataupun membayangkan Anda sendiri sedang disuntik.
3. Pengobatan
Pengobatan diperlukan ketika Anda sangat stres sehingga tidak bisa menjalankan psikoterapi. Obat anti-kecemasan serta obat penenang bisa membuat tubuh dan otak rileks. Gejala ketakutan berlebih pun berkurang.
Obat ini juga bisa digunakan oleh penderita trypanophobia selama melakukan pengambilan darah, vaksinasi, atau menjalankan prosedur medis lainnya yang berhubungan dengan jarum suntik.
Anda salah satu penderita trypanophobia? Bila rasa takut sudah sangat mengganggu, jangan ragu untuk mendapatkan bantuan profesional, seperti dokter dan psikolog. Beberapa terapi di atas bisa membantu Anda.
Bila ingin berkonsultasi lebih lanjut seputar masalah kesehatan mental, gunakan fitur Live Chat di aplikasi Klikdokter!
[HNS/JKT]