Sama halnya seperti sakit kepala pada orang dewasa, sakit kepala pada anak-anak sering terjadi dan umumnya merupakan sesuatu yang tidak terlalu serius. Anak-anak biasanya merasakan sakit kepala setidaknya satu kali dalam setahun.
Gejala sakit kepala yang dirasakan anak-anak dapat berbeda dengan yang dialami orang dewasa. Misalnya, migrain pada orang dewasa umumnya muncul pada pagi hari, sedangkan pada anak-anak biasanya pada sore hari dan lebih cepat menghilang.
Penyebab sakit kepala pada anak dibagi menjadi dua, yaitu penyebab primer dan sekunder, yakni:
- Sakit kepala primer: terdiri dari migrain, tension type headache, dan cluster headache.
- Sakit kepala sekunder: disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, seperti cedera kepala, gangguan pembuluh darah, efek samping obat, infeksi kepala atau infeksi lainnya, sinusitis, anemia, dan tumor.
Anemia merupakan suatu kondisi dimana tubuh kekurangan zat besi. Dari pemeriksaan laboratorium akan didapatkan kadar hemoglobin (Hb) dan zat besi yang rendah. Hemoglobin berperan penting dalam transportasi oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak. Pada anemia, kadar hemoglobin turun, artinya tubuh bisa kekurangan oksigen, termasuk otak. Hal ini akan berakibat pada munculnya keluhan sakit kepala.
Selain sakit kepala, gejala anemia yang lain berupa mudah lelah, sulit berkonsentrasi, pucat, daya tahan tubuh menurun sehingga anak mudah sakit, dan gejala-gejala lainnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, anemia pada anak dapat disebabkan oleh banyak hal, tidak hanya anemia.
Jika anak mengeluhkan sakit kepala, orang tua perlu mencatat dan memperhatikan pola, frekuensi, dan hal-hal yang memicu sakit kepala (seperti bau, makanan, dan kondisi tertentu), lamanya gejala berlangsung, dan seberapa berat sakit kepala tersebut. Penting juga bagi para orang tua untuk memperhatikan gejala apa saja yang menyertai sakit kepala pada anak.
Kapan harus memeriksakan Si Kecil ke dokter saat ia mengeluh sakit kepala?
- Sakit kepala yang membuat anak terbangun pada malam hari
- Intensitas nyeri kepala semakin bertambah
- Terjadi perubahan perilaku atau kepribadian pada anak
- Ada riwayat trauma kepala sebelumnya
- Sakit kepala disertai dengan muntah secara terus-menerus atau gangguan penglihatan
- Sakit kepala disertai demam atau nyeri/kaku pada leher
- Anak menjadi tidak aktif dan lemas
Apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah sakit kepala pada anak?
- Konsumsi minum yang cukup (4-8 gelas per hari), hindari kopi
- Tidur cukup dan teratur
- Makan tepat pada waktunya dan hindari makanan yang dapat memicu sakit kepala. Melewatkan waktu makan dapat menyebabkan hipoglikemia atau rendahnya kadar gula darah yang akan memicu sakit kepala
- Meminimalisasi stres dan keadaan yang menekan anak
- Mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi dan gizi seimbang, termasuk cukup zat besi