Tidak hanya orang dewasa, anak dan remaja pun bisa mengalami sakit kepala. Bahkan, hampir 60% anak dan remaja pernah mengalami sakit kepala. Dan, anak perempuan cenderung lebih sering mengalami sakit kepala dibandingkan dengan laki-laki.
Meski kebanyakan sakit kepala disebabkan oleh penyebab yang tidak berbahaya, terlalu sering sakit kepala dapat mengganggu aktivitas, tidur, dan menyebabkan penurunan kualitas hidup anak.
Apabila Anda mengamati bahwa anak sering mengalami sakit kepala, terutama setelah ia mengonsumsi jenis makanan tertentu, kemungkinan sakit kepala yang dialaminya disebabkan oleh alergi.
Sakit Kepala Akibat Alergi
Sakit kepala yang disebabkan oleh alergi biasanya berupa migrain atau nyeri sinus.
Apabila sakit kepalanya berupa migrain, maka anak akan merasakan nyeri berdenyut pada satu sisi kepala. Selain itu, mual dan muntah juga dapat menyertai sakit kepala migrain ini.
Migrain akibat alergi dapat dicetuskan oleh stres, hidung tersumbat, makanan tertentu, seperti susu sapi dan produk turunannya (keju, yoghurt, krim, mentega), telur, makanan laut, kacang-kacangan, asap rokok, serta asap kendaraan bermotor.
Untuk mengatasinya, Anda harus mengenali dan menghindari pencetus migrain. Anda dapat pula memberikan obat antinyeri dan antialergi yang dijual bebas untuk membantu mengatasi gejala. Segera bawa anak untuk berkonsultasi kepada dokter apabila gejala tidak membaik.
Sakit Kepala Akibat Sinus
Sakit kepala akibat peradangan sinus -- atau disebut juga sinusitis -- terjadi karena rongga sinus (rongga berisi udara di tulang wajah) mengalami peradangan dan pembengkakan, sehingga aliran lendir dalam rongga hidung tersumbat. Hal ini akan menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga sinus dan mengakibatkan nyeri pada wajah dan kepala.
Sinusitis dapat kambuh apabila terdapat pencetus alergi, terutama alergen yang dihirup seperti debu, tungau, jamur, dan serbuk sari bunga.
Untuk mencegah nyeri kepala akibat sinusitis yang kambuh, anak harus mengenali dan menghindari pencetus alerginya. Pencetus alergi hirup umumnya berada di dalam kamar tidurnya sendiri. Oleh karena itu, Anda harus siap untuk rajin membersihkan kamarnya, mengganti seprai dan selimut, serta mencuci saringan penyejuk udara dan gorden.
Tidak disarankan untuk meletakkan karpet atau boneka berbulu di kamar anak yang alergi debu. Akan lebih baik bagi anak apabila Anda tidak memelihara binatang peliharaan. Namun apabila sudah telanjur, usahakan agar hewan kesayangan tidak masuk ke dalam rumah, apalagi kamar tidur anak.
Apabila sinusitis anak sering kumat, jangan tunda lagi untuk segera membawanya ke dokter. Dokter akan memberikan obat antialergi, tetes hidung pelega hidung tersumbat, serta antibiotik dan steroid jika diperlukan.
Apabila masih ada pertanyaan lainnya seputar topik ini, jangan ragu konsultasikan dengan dokter langsung lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.