Asupan makanan yang harus masuk ke dalam tubuh atlet adalah makanan yang bergizi dan memiliki nutrisi untuk menunjang performa mereka di arena, terutama pada ajang Asian Games 2018. Akan tetapi, terkadang makanan ringan seperti gorengan begitu sulit untuk dihindari. Padahal, makanan tersebut berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
Masalahnya, hampir semua orang menyukai gorengan yang bisa dimakan sebagai camilan atau tambahan lauk. Pisang, tahu, tempe, ubi, risol, dan cireng nikmat disantap bersama dengan saus atau cabai, apalagi dimakan dalam kondisi hangat.
Seperti dikatakan dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons dari KlikDokter, pengolahan makanan dengan cara digoreng biasanya membuat nutrisi dalam sebuah makanan jadi “ternoda”. Lemak yang ada bisa berubah menjadi lemak jahat.
"Biasanya, minyak yang digunakan untuk membuat gorenganlah yang menjadi penyebab. Karena minyak tersebut membuat gorengan memiliki kandungan lemak jenuh dan lemak trans," ujar dr. Jesslyn.
Sementara itu, soal gorengan yang dijajakan di pinggir jalan, dr. Mega Putri mengatakan pada KlikDokter bahwa makanan tersebut lebih berbahaya, karena minyak yang dipakai untuk mengoreng berulang-ulang juga berisiko menimbulkan penyakit berbahaya.
Gangguan kesehatan akibat makan gorengan
Berikut ini adalah rangkuman beberapa gangguan kesehatan yang bisa hinggap di tubuh Anda karena hobi makan gorengan:
-
Penyakit hati
Menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter, selain dapat menyebabkan kenaikan berat badan, gorengan juga dapat memicu berbagai penyakit, salah satunya penyakit hati. Penelitian membuktikan bahwa mengonsumsi makanan yang digoreng secara reguler dapat menyebabkan hati menjadi berlemak. Tingginya kadar lemak pada makanan yang digoreng tersebutlah yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati.
Lebih parahnya lagi, para peneliti menyebutkan bahwa efek negatif dari makan gorengan bisa serupa dengan hepatitis dan dapat berisiko menimbulkan kerusakan hati permanen yang berujung pada kematian.
-
Sakit mag
Dijelaskan oleh dr. Mega, gorengan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi penderita mag. Sebab kandungan lemak dalam gorengan akan membuat lambung cepat terisi namun kesulitan dalam mencerna. Hasilnya, orang akan merasa sudah kenyang padahal baru makan sedikit. Akhirnya, kinerja lambung malah terganggu.
Efek selanjutnya, gorengan juga dapat menyebabkan ulkus gaster (tukak lambung), yaitu luka di sekitar bagian dalam lapisan lambung atau usus yang menyebabkan rasa nyeri pada sistem pencernaan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Helicobacter pylori.
-
Batuk
Bukan gorengan yang menimbulkan terjadinya batuk, tapi proses penggorengan dengan minyak yang sudah dipakai berulang-ulanglah yang menjadikan gorengan sebagai penyebab terjadinya batuk.
Disebutkan oleh dr. Irma Rismayanty, struktur minyak yang digunakan berulang-ulang akan berubah dan mengakibatkan terjadinya pembentukan lemak trans yang berbahaya bagi tubuh. Pada akhirnya minyak tersebut akan mengiritasi saluran pernapasan, menyebabkan inflamasi, menimbulkan rasa nyeri pada tenggorokan, serta batuk kering yang kemungkinan akan berubah menjadi batuk berdahak.
-
Penyakit jantung
Menurut dr. Alvin Nursalim, gorengan mengandung kandungan lemak jenuh yang dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung. Lemak yang dihasilkan dari gorengan bisa membuat jantung tertutup dengan lemak, sehingga pembuluh darah tidak bisa bekerja baik.
-
Risiko kanker usus
Selain itu, dr. Alvin juga menyatakan radikal bebas dan kandungan lemak tidak jenuh merupakan berbagai zat yang tidak baik bagi kesehatan saluran pencernaan. Nantinya, jika gorengan terus dikonsumsi, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker usus.
Anda termasuk penggemar gorengan? Hati-hati dengan berbagai gangguan kesehatan yang mungkin muncul akibat mengonsumsi makanan tersebut. Bagi Anda para atlet yang masih akan berlaga di Asian Games 2018, mulailah untuk mengurangi makan gorengan dan carilah camilan yang lebih bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
[NP/ RVS]