Salah satu pemanis buatan yang digunakan untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman adalah sorbitol. Apa itu sorbitol?
Sorbitol adalah sejenis karbohidrat yang dikenal pula sebagai D-sorbitol, 50-70-4, E420, dan D-glucitol. Sorbitol termasuk jenis gula alkohol bernama poliol.
Sorbitol merupakan senyawa yang larut dalam air. Secara alami, senyawa ini terkandung dalam beberapa jenis buah, seperti kurma, beri, persik, dan apel.
Sorbitol dimanfaatkan untuk menambah rasa manis pada makanan kemasan, minuman, dan obat-obatan. Fungsi sorbitol lainnya, yaitu menjaga kelembapan dan mendukung tekstur produk yang cenderung mengering dan mengeras. Produk yang dimaksud, misalnya permen, cokelat, dan makanan yang dipanggang.
Lebih dari itu, sorbitol diyakini berpotensi mendukung kesehatan pencernaan dan mulut, serta aman digunakan untuk penderita diabetes. Benarkah demikian?
Manfaat Sorbitol
Diduga, pemanis sorbitol memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan, di antaranya:
1. Menurunkan Risiko Kerusakan Gigi
Erosi enamel (lapisan terluar gigi) maupun gigi berlubang bisa disebabkan oleh bakteri mulut yang memecah gula dan pati. Bakteri ini melepaskan asam yang memicu kerusakan gigi.
Nah, sorbitol bersifat non-kariogenik. Pemanis buatan ini tidak dimetabolisme oleh bakteri mulut tersebut. Karenanya, sorbitol sering digunakan untuk menambah rasa manis pada permen karet bebas gula dan obat cair.
Food and Drug Administration (FDA), Amerika Serikat, bahkan telah mengakui bahwa gula alkohol seperti sorbitol bermanfaat bagi kesehatan mulut. Hal ini didasarkan pada penelitian yang menduga bahwa risiko gigi berlubang akibat sorbitol lebih minim dibandingkan mengonsumsi gula meja.
2. Rendah Kalori
Salah satu alasan sorbitol digunakan untuk menambah rasa manis produk makanan dan minuman adalah senyawa larut dalam air ini memiliki kalori yang lebih sedikit dibandingkan dengan gula meja.
Gula meja mengandung empat kalori per gram. Sementara, sorbitol hanya mengandung 2,6 kalori per gram.
Nah, sorbitol tidak sepenuhnya dicerna oleh usus. Setelah perlahan diserap oleh tubuh, sisa senyawa ini akan difermentasi dan dipecah oleh bakteri di usus besar. Alhasil, ada lebih sedikit kalori yang dihasilkan.
Artikel lainnya: Benarkah Gula Selalu Berbahaya bagi Kesehatan?
3. Bermanfaat bagi Penderita Diabetes
Pengidap diabetes (diabetesi) dapat menggunakan sorbitol sebagai pengganti gula. Soalnya, lonjakan gula darah setelah mengonsumsi sorbitol sangat kecil. Hal ini jika dibandingkan dengan makan gula meja.
Sorbitol juga lebih rendah kalori. Karenanya, Diabetes UK menganjurkan diabetesi menggunakan pemanis buatan ini untuk membantu mengendalikan berat badan.
Meski begitu, penggunaan pemanis buatan untuk diabetesi seperti sorbitol, harus dikonsultasikan dulu ke dokter. Pasalnya, sejumlah produk mungkin mengandung bahan lain yang bisa membahayakan diabetesi.
4. Mengatasi Sembelit
Manfaat lain dari sorbitol, yaitu dapat digunakan untuk mengobati sembelit dan melancarkan buang air besar. Sifat hiperosmotik sorbitol dapat memperlancar pergerakan usus besar dalam proses pencernaan.
Untuk mengatasi sembelit, kamu bisa membeli sorbitol di apotek tanpa memerlukan resep dokter.
Artikel lainnya: Mana yang Lebih Sehat, Gula Putih atau Gula Merah?
Efek Samping Konsumsi Sorbitol
Joint Food and Agriculture Organization/World Health Organization Expert Committee on Food Additives (JECFA) menyatakan bahwa sorbitol aman digunakan untuk memproduksi makanan.
Penggunaan sorbitol dalam makanan juga diperbolehkan di banyak negara, termasuk Indonesia. Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengungkapkan bahwa sorbitol boleh digunakan sebagai pemanis buatan untuk permen, permen karet, jeli, dan produk makanan yang dipanggang.
Disampaikan dr. Devia Irine Putri, sorbitol juga aman dikonsumsi segala jenis usia, baik anak-anak hingga lansia. Kendati aman, mengonsumsi sorbitol harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Dosis yang dianjurkan sebenarnya bervariasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek samping yang tidak diinginkan lebih mungkin terjadi jika kamu mengonsumsi 10 gram atau lebih sorbitol per hari.
“Terlalu banyak mengonsumsi sorbitol bisa meningkatkan risiko diare dan kembung, mual muntah, nyeri perut. Selain itu mengonsumsi berlebihan atau dalam jumlah yang banyak tetap bisa meningkatkan risiko kadar gula darah naik,” ucap dr. Devia.
Karena itu, sorbitol harus dikonsumsi sesuai petunjuk penggunaan pada kemasan. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu mengenai dosis aman konsumsi sorbitol.
Sorbitol tidak boleh dikonsumsi dengan kalsium atau natrium polistirena sulfonat yang digunakan untuk mengobati lonjakan kadar kalium dalam darah. Melakukannya dapat menyebabkan interaksi yang menyebabkan kematian jaringan usus.
Jika kamu menggunakan sorbitol untuk meringankan sembelit, hindari menggunakan obat pencahar lain secara bersamaan. Kecuali dokter menyarankan kamu untuk melakukannya.
Lalu, bagaimana dengan ibu hamil? Penelitian mengenai efek samping sorbitol pada ibu hamil masih sangat terbatas. Meskipun gula alkohol, termasuk poliol umumnya dianggap aman dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Seperti penggunaan obat dan suplemen lainnya, tetap #JagaSehatmu dengan berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi produk yang mengandung sorbitol saat hamil maupun menyusui.
Konsultasi lebih mudah pakai fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter aja!
(ADT/NM)