Diet one meal a day (OMAD) alias diet makan sekali sehari diyakini dapat menurunkan berat badan dengan cepat. Saat menjalani diet ini, kamu mengonsumsi makanan sekali sehari di waktu tertentu saja.
Lalu, apakah benar pola makan ini efektif untuk menurunkan berat badan atau justru berbahaya bagi kesehatan?
Apakah Makan Sekali Sehari Efektif Turunkan Berat Badan?
Diet makan sekali sehari termasuk jenis puasa intermiten yang disebut sebagai 23:1. Dalam pelaksanaannya, kamu menghabiskan 23 jam sehari untuk berpuasa dan hanya menyisakan satu jam untuk makan, minum, dan mengonsumsi kalori.
Kebanyakan orang memilih untuk tidak makan atau minum apa pun di siang hari. Lalu, berbuka puasa di malam hari dan melanjutkan puasa hingga malam keesokan harinya.
Artikel lainnya: Hati-Hati, Diet Ini Berisiko Terhadap Kesehatan
Ada beberapa variasi diet makan satu kali dalam sehari. Disarankan, diet ini dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan kaya nutrisi. Namun, sebagian besar orang menjalani diet ini dengan mengonsumsi apa pun ketika waktu makan tiba.
Diyakini, ada banyak manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari diet makan sekali sehari, termasuk penurunan berat badan yang cepat. Banyak orang juga menganggap pola makan ini mudah diikuti karena tidak perlu menghitung kalori. Selain itu, tidak ada makanan yang dianggap terlarang saat menjalani diet one meal a day.
Menurut penelitian di jurnal Nutrition Reviews pada tahun 2015, puasa intermiten sendiri dapat membantu menurunkan berat badan. Namun, risiko berat badan kembali seperti semula juga tinggi. Sayangnya, riset tersebut tidak secara spesifik meninjau manfaat dari diet makan sehari sekali sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan mengenai hal ini.
Artikel lainnya: Panduan Diet Defisit Kalori untuk Menurunkan Berat Badan
Adakah Efek dan Bahaya Diet Makan Sekali Sehari?
Kendati diyakini dapat bantu menurunkan berat badan, sejumlah masalah kesehatan bisa timbul akibat efek makan 1 kali sekali, di antaranya:
1. Peningkatan Kadar Kolesterol Jahat
Sebuah studi dalam jurnal Metabolism tahun 2007, membandingkan efek makan sekali sehari untuk diet dengan makan tiga kali sehari selama 6 bulan. Hasilnya, partisipan yang diet makan sehari sekali mengalami penurunan massa lemak dan peningkatan kadar low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat.
2. Memperlambat Respons Insulin
Dibandingkan dengan makan tiga kali per hari, diet makan sehari sekali dapat meningkatkan kadar gula darah puasa, memperlambat respons tubuh terhadap insulin, dan meningkatkan kadar hormon ghrelin.
Kondisi ini dapat menyebabkan kamu merasakan lapar yang ekstrem.
3. Meningkatkan Risiko Hipoglikemia
Salah satu efek makan 1 kali sehari bagi penderita diabetes tipe 2, yaitu meningkatkan risiko hipoglikemia alias kadar gula darah rendah. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dimuat jurnal Diabetic Medicine pada tahun 2018.
Artikel lainnya: Rekomendasi Menu Diet Seminggu untuk Turunkan Berat Badan
4. Mual dan Pusing Berputar
Berikutnya, bahaya makan sekali sehari dapat menyebabkan mual, muntah, pusing berputar, tidak berenergi, hingga susah buang air besar.
Selain efek di atas, pola makan sekali sehari bisa membuat kamu lebih rentan mengonsumsi makanan yang tidak sehat, seperti makanan tinggi kalori dan makanan berlemak ketika waktu makan tiba.
Efektivitas diet makan sekali sehari dalam menurunkan berat badan belum terbukti secara ilmiah. Berbagai penelitian menyebut bahwa pola makan tiga kali sehari lebih sehat bagi tubuh dibandingkan makan sehari sekali saja.
Karena itu, #JagaSehatmu dengan tetap menjalani pola makan tiga kali sehari. Untuk bantu turunkan berat badan, biasakan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang dalam porsi kecil, tetapi sering.
Rekomendasi asupan untuk bantu turunkan berat badan bisa kamu tanyakan kepada ahli gizi melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(ADT/JKT)