Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai mi instan. Apakah Anda termasuk salah satunya? Memang, selain murah dan praktis, jenis makanan ini juga memiliki rasa yang membuat lidah enggan untuk menolaknya. Namun siapa sangka, di balik semua kenikmatan yang ditawarkan, mi instan menyimpan berbagai bahaya bagi kesehatan.
Faktanya, mi instan mengandung 82% karbohidrat, sementara sisanya adalah persentase lemak dan protein yang sedikit. Hal ini membuat mi instan 'miskin' kandungan gizi, sehingga tidak membawa manfaat selain rasa kenyang ketika dikonsumsi.
Lebih dari itu, berbagai penelitian juga telah membuktikan bahwa mi instan juga bisa mendatangkan kerugian
1. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Mengerikan, tapi begitulah faktanya. Korea merupakan salah satu negara pengonsumsi mi instan tertinggi di dunia. Oleh sebab itu, sebuah kelompok peneliti melakukan studi mengenai risiko penyakit metabolik dan jantung terhadap konsumsi mi instan di Korea.
Dari penelitian tersebut, risiko penyakit dibagi terhadap mereka yang mengonsumsi mi instan lebih dari 1 porsi per bulan dan mereka yang mengonsumsi maksimal 1 porsi per bulan. Hasilnya, risiko hipertrigliseridemia lebih tinggi hampir 3 kali lipat pada mereka yang mengonsumsi mi instan lebih dari 1 porsi per bulan. Hipertrigliseridemia itu sendiri merupakan peningkatan lemak jahat yang dapat menyumbat pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di jantung. Sehingga, akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
2. Meningkatkan Risiko Tekanan Darah Tinggi
Sadarkah Anda bahwa sensasi gurih pada mi instan disebabkan oleh kandungan natrium yang tinggi? Studi menyebut bahwa konsumsi makanan yang mengandung natrium dalam kadar yang tinggi mampu meningkatkan tekanan darah. Akibatnya bisa memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi alias hipertensi.
Sebuah penelitian menelusuri kandungan natrium mi instan yang terdapat di beberapa negara. Hasilnya, mi instan yang berasal dari Cina memiliki kandungan natrium rata-rata 1944 mg/100 gram, sedangkan mi instan di New Zealand mengandung 798 mg natrium/100 gram.
Padahal, batasan konsumsi natrium (garam) per hari menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah di bawah 5 gram atau 2000 mg. Bisa dibayangkan, jika Anda mengonsumsi mi instan yang berasal dari Cina, maka sudah terpenuhilah batasan maksimal garam di hari itu hanya dengan 1 porsi saja. Sehingga, jika Anda mengonsumsi makanan lain yang juga berasa asin, risiko terjadinya tekanan darah tinggi akan meningkat berkali-kali lipat.
3. Memiliki Kandungan Logam Berat
Beberapa penelitian yang telah dilakukan di luar negeri, seperti di Nigeria dan Iran, menemukan adanya kandungan logam berat pada mi instan. Logam berat tersebut dapat menyebabkan penyakit serius, mulai dari kelainan hati, ginjal, hingga kanker. Sayangnya, belum ada penelitian sejenis yang dilakukan pada mi instan asal Indonesia.
Rasa nikmat yang ditawarkan oleh mi instan tak sebanding dengan risiko penyakit yang mungkin terjadi di masa depan. Bahaya yang beragam dapat dijadikan sebagai dorongan untuk mulai mengurangi konsumsi mi instan sejak sekarang. Sesekali saja makan mi instan masih diperbolehkan, asalkan jangan sampai kecanduan, ya!
(NB/ RVS)