Penggunaan ganja di beberapa negara, salah satunya Indonesia, masih terlarang. Hal ini didasari pada begitu banyaknya penyalahgunaan tanaman ini.
Kendati begitu, ganja disebut-sebut memiliki beberapa khasiat. Salah satu manfaat tanaman ganja adalah dapat digunakan untuk kepentingan medis. Karena itu, ada beberapa obat yang mengandung ganja.
Di beberapa negara seperti Amerika, pengobatan menggunakan ganja disebut medical marijuana. Ganja umumnya digunakan dalam terapi kanker dan obat nyeri.
Apa saja obat yang mengandung cannabinoid? Mari simak penjelasannya!
Obat yang Mengandung Ganja dan Manfaatnya
Ganja mengandung CBD atau cannabidiol. Selain itu, ada juga senyawa kimia THC (delta 9 tetrahidrokanabinol) di dalam tanaman ganja.
Saat masuk ke tubuh, kandungan THC akan berjalan melewati aliran darah melalui paru-paru dan nantinya akan sampai ke otak.
Kandungan THC akan bekerja dengan melepaskan hormon dopamin yang menimbulkan perasaan senang, nyaman, dan tidak menimbulkan nyeri bagi pasien kanker.
Artikel lainnya: Berapa Lama Efek Ganja Bertahan dalam Tubuh?
Berikut beberapa obat yang mengandung ganja:
1. Marinol (Dronabinol)
Marinol adalah produk turunan ganja dalam bentuk pil yang sudah dicampur minyak wijen. Marinol dapat digunakan untuk membantu meredakan mual, muntah, dan mengatasi beberapa efek samping yang dirasakan pasien kemoterapi.
Obat yang mengandung cannabinoid ini juga dapat dikonsumsi untuk merangsang nafsu makan, sehingga bisa menambah berat badan.
2. Cesamet (Nabilone)
Selain Marinol, Cesamet menjadi salah satu produk obat turunan ganja yang dijual di Amerika. Obat ini sudah dipakai sejak sekitar dua puluh tahun lalu untuk mengatasi mual dan muntah setelah sesi kemoterapi penderita kanker.
3. Sativex (Nabiximols)
Sativex adalah obat yang mengandung ganja dan sudah disetujui oleh banyak pihak. Sativex sudah diproduksi di beberapa negara, seperti Kanada, Jerman, Inggris, New Zealand, dan Spanyol.
Biasanya obat ini digunakan oleh pasien multiple sclerosis yang mengalami gangguan di bagian saraf otak, mata, dan tulang belakang.
4. Minyak Ganja
Minyak CBD memiliki kandungan THC yang sangat rendah, sehingga tidak akan menimbulkan efek “high” yang terlalu parah bagi penggunanya.
Minyak oles dari tanaman ganja ini sering digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, meredakan kecemasan, dan mengatasi mual tanpa reaksi psikoaktif (reaksi pada susunan saraf pusat).
5. Krim Kulit CBD
Menurut beberapa sumber, kandungan CBD menjadi salah satu bahan aktif untuk produk perawatan kulit, seperti losion atau krim. Pasalnya, CBD memiliki sifat antiinflamasi yang bisa meredakan beberapa masalah di kulit.
Bahkan, CBD dari tanaman ganja diyakini dapat membantu mengatasi jerawat, menghilangkan rasa nyeri, menghidrasi kulit, dan membuat badan lebih relaks.
Artikel lainnya: Ganja untuk Disfungsi Ereksi, Mengobati atau Bikin Makin Parah?
Tak Boleh Digunakan Sembarangan!
Obat yang mengandung ganja memang sudah digunakan dalam metode pengobatan atau produk kecantikan tertentu. Namun, ganja juga punya zat buruk yang membahayakan penggunanya, sehingga tidak boleh digunakan sembarangan.
Kandungan CBD atau cannabidiol bisa membuat penggunanya merasa panik, cemas, pusing, khawatir, dan pada akhirnya bisa berujung depresi.
Organ tubuh yang paling terkena dampak penggunaan ganja adalah otak. Ketika mengonsumsi produk dari tanaman kanabis ini, otak dapat mengalami gangguan halusinasi, tidak mudah fokus, dan kapasitas otak pun seakan terbatas.
Jika dilihat dari fakta-fakta di atas, ganja memang bisa digunakan dalam pengobatan penyakit tertentu. Akan tetapi, pengobatan menggunakan ganja pun hanya berlaku di beberapa negara.
Indonesia tidak termasuk negara pengguna obat yang mengandung cannabinoid. Penggunaan obat dari ganja juga harus dalam pengawasan dokter yang berwenang.
Selain itu, belum ada pedoman pasti yang bisa menjadi rujukan fungsi obat turunan ganja tersebut. Di Indonesia, belum ada obat yang terbuat dari ganja sehingga pemakaiannya sudah pasti ilegal.
Beberapa negara bisa menggunakan obat mengandung ganja dengan tujuan yang berbeda, selama masih dalam pertimbangan mekanisme kerja. Di Amerika, penggunaannya diutamakan untuk antinyeri, misalnya nyeri saraf dan nyeri punggung.
Artikel lainnya: Perbedaan Ganja dan Tembakau Gorila
Ada pula yang menggunakan obat yang mengandung ganja sebagai perelaksasi otot, contohnya mengurangi tremor pada penderita penyakit Parkinson.
Kemudian, obat turunan ganja kadang berperan sebagai antimual, obat glaukoma, fibromyalgia, hingga masalah kesehatan yang terkait dengan psikis seperti PTSD (post-traumatic stress disorder).
#JagaSehatmu dan jangan minum obat sembarangan. Bila kamu mau minum obat yang belum pernah dikonsumsi, lebih baik konsultasi dulu lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
Sebelum percaya klaim atau mitos, ketahui dulu fakta kesehatannya di KlikDokter!
(FR/JKT)