Diet dan Nutrisi

Krim dalam Makanan, Apakah Selalu Buruk bagi Kesehatan?

dr. Sara Elise Wijono MRes, 26 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Krim sering kali dianggap buruk bagi kesehatan karena memiliki kandungan lemak yang tinggi. Namun, apakah selalu demikian?

Krim dalam Makanan, Apakah Selalu Buruk bagi Kesehatan?

Krim digunakan dalam berbagai masakan, baik untuk menambah rasa maupun melembutkan tekstur. Misalnya saja digunakan dalam pembuatan kue, sup, es krim, campuran dalam membuat kopi, dan sebagainya. Sebagai salah satu produk olahan susu, krim kerap dianggap dapat merusak kesehatan.

Saat susu dipanaskan, akan menghasilkan cairan berwarna kekuningan atau berwarna seperti gading yang naik ke bagian permukaan. Cairan ini memiliki kandungan mentega yang tinggi dan disebut sebagai krim.

Tidak dapat dibantah, krim memang memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Dalam 1 cangkir krim (kurang lebih 120 g), terkandung total lemak sekitar 44.4 g atau setara 68 persen dari kebutuhan harian anda. Namun, kandungan inilah yang memberikan rasa serta tekstur yang kaya pada masakan.

Di sisi lain, orang yang memiliki obesitas atau yang berisiko memiliki penyakit jantung dan pembuluh darah sering kali disarankan menghindari lemak dalam pola makannya, termasuk menghindari konsumsi krim.

Tapi, meskipun kandungan lemak yang tinggi, krim juga memiliki kandungan zat-zat lain yang memiliki nilai gizi.

Artikel Lainnya: Beda Gelato dan Es Krim, Lebih Baik Mana untuk Kesehatan?

Kandungan sehat di dalam krim

Mengingat krim berasal dari susu, maka tidak heran bila di dalamnya terdapat kandungan kalsium yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Jika kebutuhan kalsium tidak dipenuhi sejak dini, akibatnya muncul osteoporosis di usia tua.

Mineral lain yang juga cukup banyak terkandung dalam krim adalah fosforus. Mineral ini berperan untuk fungsi sel, membentuk tulang yang kuat, serta membentuk membran sel tubuh.

Krim juga kaya akan vitamin A yang dibutuhkan tubuh untuk kesehatan tulang, gigi, jaringan lunak, membran mukosa, serta kulit. Satu cangkir krim mengandung 1764 IU vitamin A. Jumlah ini kurang lebih sama dengan 35 persen dari kebutuhan harian vitamin A Anda sendiri.

Selain itu, secangkir krim juga mengandung sekitar 16 persen dari kebutuhan vitamin D harian Anda (setara 62.4 IU). Vitamin D diperlukan untuk penyerapan kalsium, berperan dalam fungsi kerja otot dan turut menjaga sistem kekebalan tubuh.

Beberapa vitamin lain yang dapat ditemukan dalam secangkir krim adalah vitamin E (sejumlah 6 persen dari kebutuhan harian), riboflavin atau vitamin B2 (sejumlah 8 persen dari kebutuhan harian), dan vitamin K (sejumlah 5 persen dari kebutuhan harian).

Dalam tubuh, vitamin E berperan penting sebagai antioksidan, untuk membentuk sel darah merah, serta membantu penyerapan vitamin K. Vitamin B2 mendukung pertumbuhan tubuh serta pembentukan sel darah merah. Sementara, vitamin K bekerja menjaga sel darah agar tidak mengalami koagulasi (saling menempel).

Konsumsi dengan bijak

Mengingat kandungan lemak krim yang tinggi, bagi Anda yang disarankan untuk mengurangi konsumsi lemak dalam pola makan memang sebaiknya tidak mengonsumsinya. Namun, hal ini tidak berarti krim selalu buruk bagi kesehatan.

Bagi mereka yang sehat serta sehari-hari mengonsumsi pola makan seimbang yang bergizi, asupan krim tidak akan menimbulkan masalah pada kesehatan. Asalkan, konsumsinya tidak dilakukan secara berlebihan.

Karena seperti yang telah dijelaskan di atas, krim sendiri sebenarnya mengandung banyak vitamin dan mineral yang berguna bagi tubuh Anda. Selain itu, penggunaan krim juga dapat membuat masakan Anda terasa lebih lezat.

Bagi Anda yang tidak memiliki masalah kesehatan, konsumsi krim sebenarnya boleh-boleh saja. Namun ingat, harus dibatasi asupannya. Selain itu, jangan lupa juga untuk mengimbanginya dengan menjalankan pola makan dan gaya hidup sehat. Dengan demikian, kesehatan Anda akan senantiasa terjaga.

[NP/ RVS]

Kesehatan Tulang
Nutrisi
kalsium
gizi
Kesehatan
Lemak
antioksidan
krim
produk olahan susu
Obesitas
Penyakit Jantung