Wortel merupakan jenis sayuran yang kaya akan vitamin A, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan mata Anda.
Namun terlalu banyak mengonsumsi wortel tidak baik bagi kesehatan, lho. Pasalnya, konsumsi wortel yang berlebihan sering dikaitkan dengan kejadian sakit kuning.
Apakah sakit kuning yang dimaksud adalah sakit kuning seperti pada hepatitis?
Perlu diketahui, terlalu banyak terlalu konsumsi wortel memang dapat menyebabkan kekuningan pada kulit. Namun sakit kuning yang dimaksud berbeda dengan sakit kuning yang disebabkan oleh kelainan hati/empedu, seperti hepatitis, sirosis hepatis, kanker hati dan batu empedu.
Perbedaan paling utama adalah sakit kuning yang disebabkan oleh kelainan hati/empedu dapat dilihat pada konjungtiva mata akibat penumpulan bilirubin. Sedangkan sakit kuning karena kebanyakan makan wortel tidak akan dijumpai pada konjungtiva mata.
Warna kulit dapat berubah dengan adanya perubahan kandungan pigmen. Perubahan kandungan pigmen dapat diakibatkan oleh bertambahnya pigmen, pigmentasi karena penyakit lain, deposit pigmen karena adanya logam dan obat.
Karoten merupakan substansi yang terdapat pada wortel, di mana pada jumlah berlebih akan menyebabkan penumpukan pada kulit yang berujung pada karotenosis.
Karotenosis adalah warna kuning yang terdapat pada kulit telapak kaki, telapak tangan, dan daerah sekitar hidung karena penumpukan kadar karoten dalam darah.
Beberapa sumber makanan yang mengandung karoten dalam jumlah cukup besar, di antaranya:
- Apel
- Aprikot
- Asparagus
- Brokoli
- Wortel
- Keju
- Mentimun
- Telur
- Kiwi
- Selada
- Mangga
- Jeruk
- Persik
- Labu
- Rumput Laut
- Bayam
- Tomat
- Jagung
- Ubi
Kondisi yang banyak mengenai anak-anak dan para vegetarian ini umumnya tidak berbahaya. Terapinya adalah dengan membatasi makanan yang mengandung karoten. Hilangnya warna kekuningan dari kulit dapat berlangsung hingga berbulan-bulan.
Namun demikian, apabila setelah mengurangi asupan makanan yang mengandung karoten gejala tidak juga berkurang, maka penderita perlu memeriksakan diri ke dokter. Karena penyakit lain, seperti hipotiroid, diabetes melitus, anoreksia nervosa, sindrom nefrotik, dan kelainan hati juga dapat mendasari terjadinya karotenosis.