Bagi sebagian orang, baik smoothies maupun jus sering menemani menu harian mereka. Umumnya, keduanya dianggap sama—buah dan/atau sayur diblender, lalu diminum. Bedanya yang tampak jelas adalah tingkat kepekatan antara keduanya. Sebetulnya di antara smoothies atau jus, mana yang menawarkan manfaat kesehatan lebih banyak?
Perbedaan antara jus dan smoothies
Pembuatan jus melalui proses juicing, dimana buah dan/atau sayur akan diekstraksi air dan nutriennya. Sementara itu serat dan ampas yang tertinggal di dalam blender atau juicer sering kali dibuang percuma.
Sebetulnya, di Indonesia telah terjadi salah kaprah, yang mana penggunaan blender ditujukan untuk membuat jus. Padahal, ini adalah proses yang sama sekali berbeda. Jus dalam arti yang sebenarnya dibuat menggunakan juicer, untuk memisahkan ampas dengan air ekstrak buah dan sayur. Dengan proses ini, jus tak sulit dicerna karena tidak mengandung sehat, sehingga kandungan nutrien bisa langsung diserap oleh tubuh.
Berbeda dengan jus, smoothies terbuat dari seluruh bagian buah dan sayur yang bisa dimakan, lalu diproses menggunakan blender. Proses ini akan menghaluskan seluruh bagian buah dan sayur, sehingga serat yang terdapat di dalam smoothies menjadi lebih mudah dicerna jika dibandingkan dengan memakan buah dan sayur secara utuh.
Jus vs smoothies, mana yang lebih baik?
Untuk menjawab mana yang lebih sehat antara jus dan smoothies, tidak bisa dijawab dengan gamblang. Baik jus maupun smoothies memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Jus diketahui memberikan manfaat bagi mereka yang memiliki sistem pencernaan yang sensitif. Ini karena tekstur dan kandungan jus yang lebih mudah dicerna dan diserap. Saluran pencernaan jadi tidak perlu bekerja terlalu keras agar nutrien dalam jus dapat dimanfaatkan oleh tubuh.
Jika Anda sedang memerlukan asupan energi secara instan, maka jus lebih tepat untuk diminum. Kandungan vitamin dan mineral di dalam jus, ditambah dengan teksturnya yang cair akan diserap tubuh lebih cepat. Sehingga dapat dengan mudah memberikan energi ke dalam tubuh.
Selain itu, jus juga memungkinkan Anda untuk mendapatkan lebih banyak kebaikan dari buah dan sayur tanpa cepat merasa kenyang. Sebabnya adalah jus lebih cair, beda dengan smoothies yang cenderung kental, dan teksturnya menyerupai bubur.
Meski demikian, pembuatan jus yang ampasnya sering kali dibuang, menjadi 'mubazir' karena Anda tidak memanfaatkan kandungan serat tinggi pada sayur dan buah secara maksimal. Dengan mengonsumsi smoothies, semua potongan buah dan sayur yang dimasukkan ke dalam blender tak ada yang terbuang. Semua manfaat buah dan sayur bisa Anda rasakan, mulai dari kandungan nutrisi seperti vitamin dan mineral, termasuk kandungan serat yang diketahui punya segudang manfaat untuk kesehatan pencernaan.
Smoothies juga dapat membantu menunda lapar karena kandungan seratnya yang tinggi, sehingga cocok untuk dijadikan menu sarapan. Smoothies juga memberikan Anda peluang untuk berkreasi dengan menambahkan semangkuk smoothies dengan biji-bijian, kacang-kacangan, buah kering, atau lainnya sesuai selera.
Pada dasarnya, baik jus maupun smoothies bisa sama-sama membawa manfaat baik untuk tubuh. Namun, jika Anda ingin mendapatkan manfaat maksimal dari buah dan sayuran yang Anda konsumsi, lebih baik menjadikannya smoothies agar Anda tidak melewatkan keampuhan serat dari buah dan sayur. Lebih baik buat jus atau smoothies Anda sendiri di rumah, tanpa ditambahkan pemanis tambahan, ya. Lebih aman, rasanya pun dijamin lebih segar! Jadi, jus atau smoothies? Dua-duanya sama sehatnya, kok, asal diolah dengan benar!
[RN/ RVS]