Setelah terlalu banyak menyantap makanan atau minuman dengan rasa manis berlebihan, banyak orang yang mengeluhkan eneg atau rasa ingin muntah. Penasaran, apa ya penyebabnya?
Hubungan antara gula dan mual merupakan hal yang kompleks. Pada sebagian kondisi, mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula dapat menciptakan reaksi yang kemudian membuat individu tersebut mual. Namun pada kondisi lainnya, ada orang yang ketika merasa mual justru mengonsumsi makanan atau minuman manis untuk meredakan keluhan mual tersebut.
Pada individu yang mengalami rasa mual sebagai akibat infeksi, cedera, dehidrasi, mabuk perjalanan, maupun nyeri kepala migrain, keluhan tersebut bisa diatasi dengan mengonsumsi sedikit minuman manis seperti es teh manis, jus, dan sebagainya. Minuman dingin dan manis memberikan sensasi yang menyejukkan dan meredakan rasa mual, dan dipercaya lebih efektif dibandingkan air biasa.
Kondisi saluran cerna yang berkaitan dengan konsumsi gula
Anda perlu tahu bahwa kadar gula di dalam darah bisa mengalami fluktuasi, dengan demikian bisa menyebabkan maupun meredakan keluhan mual. Oleh karenanya, Anda harus mengenali berbagai kondisi saluran cerna yang dapat berkaitan dengan konsumsi gula.
-
Intoleransi fruktosa
Pada individu yang tubuhnya tak mampu mencerna karbohidrat kompleks yang terdapat pada buah (fruktosa), kondisi tersebut disebut sebagai intoleransi fruktosa.
Umumnya, gejala dapat timbul sebelum usia 1 tahun, ketika buah-buahan pertama kali diperkenalkan. Selain rasa mual, tanda dan gejala lain dari intoleransi fruktosa adalah diare, perut kembung, nyeri perut, kadar gula darah rendah, dan gagal tumbuh.
Jika memiliki intoleransi fruktosa, seseorang bisa terancam mengalami kerusakan pada hati dan ginjal, yang bisa berujung pada kejang, koma, maupun kematian.
-
Akibat konsumsi makanan tertentu
Secara umum, rasa mual juga dapat terjadi sebagai akibat dari konsumsi berbagai jenis makanan. Makanan manis bisa menarik air ke dalam saluran cerna. Kondisi tersebut berpotensi membuat perut tidak nyaman. Oleh karena itu, dikatakan bahwa mengonsumsi makanan manis dalam jumlah kecil dapat membantu meredakan rasa mual, sedangkan konsumsi berlebihan bisa bikin eneg.
Pentingnya menjaga gula darah dalam batas normal
Upayakan kadar gula darah di dalam tubuh selalu dalam rentang normal. Jika kadar gula darah berlebih (hiperglikemia), akan muncul tanda dan gejala seperti peningkatkan frekuensi buang air kecil, rasa haus berlebih, nyeri kepala, kelelahan, dan pandangan buram. Apabila tidak ditangani dengan baik, hiperglikemia dapat berlanjut menyebabkan mual dan muntah, kelemahan, mulut kering, nyeri perut, hingga kondisi koma.
Sebaliknya, kadar gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia), juga bisa menyebabkan berbagai tanda dan gejala, termasuk kelelahan, nyeri kepala, dan rasa mual.
Untuk Anda yang cenderung gemar makanan atau minuman manis, cobalah untuk menguranginya dan membatasinya. Bukan cuma agar terhindar dari rasa mual (atau mungkin juga pusing), tetapi juga demi melindungi diri dari penyakit kronis seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung.
American Heart Association menyatakan sebagian orang menggunakan gula sekitar 6 sendok makan per hari. Sedangkan yang lainnya dua kali lipat lebih banyak dari jumlah tersebut.
Dari kebiasaan itu saja, Anda sudah melahap sekitar 100-150 kalori dari gula. Akibatnya berat badan pun naik. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia hanya menganjurkan gula sebanyak 5-9 sendok teh per hari pada orang yang sehat.
Mengonsumsi makanan atau minuman dengan rasa manis berlebihan memang bisa bikin eneg atau mual. Mulai sekarang, yuk jaga keseimbangan kadar gula darah di dalam tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan kalori harian tubuh.
(RN/ RVS)