Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia mengeluarkan perintah penarikan produk makanan asal Tiongkok yang dikenal sebagai Latiao karena diduga terkontaminasi bakteri yang dapat menyebabkan keracunan.
Hal ini tentu menarik perhatian masyarakat, mengingat Latiao adalah camilan yang populer dan banyak dijual di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Produk makanan yang terkontaminasi bakteri patogen sangat berbahaya dan dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius.
Dalam artikel ini, bersama dr. Dyah Novita Anggraini kita akan membahas lebih lanjut mengenai apa itu Latiao, sejarahnya, kandungan gizinya, serta alasan mengapa Latiao kemasan dapat terkontaminasi bakteri.
Artikel lainnya: Jenis-Jenis Bakteri Penyebab Diare
Apa Itu Latiao?
Latiao adalah camilan tradisional asal Tiongkok yang terbuat dari tepung gandum, cabai, dan bumbu rempah yang diolah menjadi stik kenyal dan pedas.
Teksturnya mirip dengan makanan ringan yang kenyal atau memiliki tekstur chewy, dan biasanya diolah dengan campuran bumbu pedas sehingga memberikan cita rasa yang gurih, asin, dan pedas.
Camilan ini banyak disukai karena memberikan sensasi pedas yang kuat dan kenyal di lidah, serta bisa dijadikan makanan ringan yang praktis dikonsumsi. Biasanya, Latiao dikemas dalam kemasan kecil, praktis, dan siap makan.
Di Tiongkok, Latiao sering kali menjadi camilan favorit bagi anak-anak hingga orang dewasa karena cita rasa pedasnya yang khas.
Seiring berjalannya waktu, Latiao mulai populer di negara-negara lain, termasuk di Asia Tenggara, dan menjadi bagian dari tren makanan ringan yang unik dan khas dari budaya Tiongkok.
Artikel lainnya: Manfaat Sehat Salad Yu Sheng, Makanan Khas Imlek
Sejarah Latiao
Latiao pertama kali diperkenalkan di Tiongkok sekitar tahun 1980-an di daerah Hunan, yang terkenal dengan makanannya yang pedas.
Daerah ini memiliki budaya makanan pedas yang kuat, dan Latiao dianggap sebagai inovasi makanan ringan yang menggabungkan tekstur kenyal dengan rasa pedas yang khas.
Pada awalnya, Latiao dibuat secara sederhana oleh produsen lokal dengan menggunakan bahan-bahan dasar seperti tepung gandum dan cabai.
Popularitas Latiao semakin meningkat pada tahun 1990-an, ketika produsen makanan mulai mengemasnya dalam bentuk yang lebih praktis dan menarik bagi konsumen.
Munculnya Latiao dalam kemasan kecil membuatnya mudah dipasarkan sebagai camilan yang siap makan dan bisa dibawa ke mana saja.
Seiring berkembangnya industri makanan ringan di Tiongkok, Latiao menjadi salah satu produk yang mendominasi pasar camilan dan menjadi favorit di kalangan anak-anak hingga remaja.
Kini, Latiao telah menjadi bagian dari budaya makanan ringan Tiongkok dan bahkan diekspor ke berbagai negara.
Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas Latiao meningkat secara internasional sebagai camilan yang menarik perhatian karena cita rasanya yang khas.
Kandungan Gizi dari Latiao
Latiao terutama terbuat dari tepung gandum, minyak, cabai, dan berbagai bumbu perasa. Karena bahan dasarnya adalah tepung gandum, Latiao mengandung karbohidrat sebagai sumber energi. Berikut adalah perkiraan kandungan gizi dalam 100 gram Latiao:
1. Karbohidrat
Latiao memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, yang berasal dari tepung gandum. Karbohidrat ini memberikan energi, tetapi jika dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan asupan kalori yang berlebihan.
2. Lemak
Latiao umumnya mengandung lemak, terutama lemak jenuh dan minyak yang digunakan dalam proses produksinya.
Ini memberikan tekstur yang gurih dan cita rasa yang khas, namun konsumsi lemak jenuh dalam jumlah banyak bisa berdampak buruk pada kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
3. Protein
Meskipun tidak tinggi, Latiao mengandung protein dari tepung gandum. Namun, protein ini tidak signifikan untuk mencukupi kebutuhan harian.
4. Serat
Sebagian besar Latiao rendah serat karena kandungan tepung yang sudah diolah. Camilan ini kurang memberikan asupan serat yang dibutuhkan tubuh.
5. Natrium
Kandungan natrium dalam Latiao cukup tinggi karena penggunaan garam dan bumbu perasa, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama penyakit tekanan darah tinggi.
Selain itu, Latiao biasanya mengandung zat aditif seperti pengawet, perasa buatan, dan pewarna untuk meningkatkan daya tarik serta umur simpannya.
Oleh karena itu, meskipun Latiao populer sebagai camilan, dari segi nutrisi camilan ini tidak memberikan banyak manfaat dan tidak disarankan untuk dikonsumsi secara berlebihan.
Artikel lainnya: Seberapa Penting Asupan Sodium atau Natrium Selama Puasa?
Mengapa Latiao Kemasan Bisa Terkontaminasi Bakteri?
Kasus kontaminasi bakteri pada Latiao yang ditemukan oleh BPOM menunjukkan bahwa makanan kemasan seperti ini rentan terhadap kontaminasi mikroba. Ada beberapa alasan mengapa Latiao kemasan dapat terkontaminasi bakteri, antara lain:
1. Proses produksi yang tidak higienis
Dalam industri makanan, kebersihan dan sanitasi adalah hal yang sangat penting untuk mencegah kontaminasi mikroba.
Jika proses produksi Latiao tidak memenuhi standar kebersihan yang baik, risiko kontaminasi bakteri seperti Salmonella atau E. coli bisa meningkat. Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan dan berbahaya bagi kesehatan.
2. Penggunaan bahan baku yang tercemar
Bahan baku seperti tepung gandum atau cabai yang digunakan untuk membuat Latiao dapat terkontaminasi selama proses produksi atau penyimpanan.
Misalnya, jika tepung gandum disimpan di tempat yang lembab, bakteri bisa tumbuh dan berkembang biak di dalamnya. Oleh karena itu, penggunaan bahan baku yang bersih dan berkualitas sangat penting dalam produksi makanan kemasan.
3. Pengemasan yang tidak steril
Proses pengemasan juga berperan dalam memastikan produk bebas dari kontaminasi. Jika Latiao dikemas tanpa proses sterilisasi yang memadai, bakteri yang mungkin ada pada produk bisa berkembang biak selama penyimpanan.
Proses pengemasan yang tidak steril juga memungkinkan bakteri dari lingkungan luar masuk ke dalam produk.
4. Penyimpanan yang tidak sesuai
Kondisi penyimpanan yang tidak sesuai, seperti suhu yang terlalu tinggi atau kelembaban yang tinggi, bisa menyebabkan pertumbuhan bakteri dalam makanan kemasan.
Latiao seharusnya disimpan di tempat yang kering dan sejuk untuk mencegah perkembangan bakteri selama masa penyimpanan. Jika produk ini disimpan di tempat yang tidak sesuai, risiko kontaminasi bakteri meningkat.
5. Umur simpan yang panjang dengan pengawet yang tidak efektif
Beberapa produk Latiao mungkin memiliki umur simpan yang panjang, yang biasanya menggunakan bahan pengawet untuk menjaga keawetan produk.
Namun, jika pengawet yang digunakan tidak efektif atau jumlahnya tidak cukup, bakteri masih bisa berkembang di dalam produk, terutama jika disimpan dalam waktu lama.
6. Kontaminasi silang dalam distribusi
Setelah produk selesai diproduksi, risiko kontaminasi bakteri bisa terjadi selama proses distribusi. Pengangkutan yang tidak higienis atau kondisi lingkungan yang tidak steril saat produk dikirimkan bisa meningkatkan risiko kontaminasi bakteri pada Latiao.
Latiao adalah camilan asal Tiongkok yang populer karena teksturnya yang kenyal dan rasanya yang pedas.
Meskipun memiliki sejarah panjang dan digemari oleh banyak orang, Latiao kemasan ternyata rentan terhadap kontaminasi bakteri jika proses produksi, pengemasan, dan penyimpanannya tidak memenuhi standar kebersihan yang memadai.
Camilan ini memiliki kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, tetapi rendah nutrisi penting seperti serat dan protein, sehingga perlu dikonsumsi dengan bijak.
Penarikan produk Latiao oleh BPOM Indonesia memberikan pelajaran penting tentang pentingnya kebersihan dan sanitasi dalam industri makanan, terutama untuk produk kemasan yang rentan terhadap kontaminasi mikroba.
Konsumen disarankan untuk lebih selektif dalam memilih makanan ringan yang mereka konsumsi dan memastikan produk tersebut telah memenuhi standar keamanan yang berlaku.
Untuk informasi kesehatan yang lebih lengkap, instal aplikasi KlikDokter sekarang di Google Play dan App Store. Temukan berbagai artikel menarik seputar nutrisi, makanan, dan gaya hidup sehat hanya di KlikDokter.
- Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2024). “BPOM Perintahkan Tarik Latiao Tercemar Bakteri Penyebab Keracunan.” Diakses dari bpom.go.id
- Zhou, Y., & Zhang, Y. (2020). "Microbial contamination and control in traditional Chinese snack food industry." Food Control Journal, 32(3), 199-205.
- Xu, J., & Chen, H. (2019). "Nutritional value and safety evaluation of popular Chinese snacks." Asian Journal of Food and Nutrition, 7(2), 121-129.
- Huang, F., et al. (2022). "Potential risks of contamination in packaged snacks and preventive measures." Journal of Food Safety and Hygiene, 14(1), 85-92.