Dalam beberapa tahun terakhir, Ozempic menjadi sorotan dunia kesehatan dan hiburan. Obat yang awalnya ditujukan untuk penderita diabetes ini ternyata menarik perhatian publik setelah beberapa selebriti ternama mengklaim mengalami penurunan berat badan yang signifikan dengan mengonsumsinya.
Berbagai laporan dan rumor di media menggambarkan bagaimana Ozempic membantu mereka menjaga tubuh tetap langsing.
Namun, banyak yang belum memahami bagaimana sebenarnya cara kerja obat ini, manfaatnya, dan efek samping yang bisa ditimbulkan jika digunakan tanpa pengawasan.
Bersama dr. Dyah Novita Anggraini, artikel ini akan membahas secara rinci apa itu Ozempic, sejarah penggunaannya, cara penggunaan dan dosis yang dianjurkan, serta pertimbangan penting bagi mereka yang tertarik untuk menggunakan obat ini, termasuk pengawasan medis yang diperlukan.
Apa itu Ozempic?
Ozempic adalah obat yang mengandung senyawa aktif bernama semaglutide. Semaglutide adalah agonis reseptor GLP-1 (Glucagon-like peptide-1), yang awalnya dikembangkan untuk mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes tipe 2.
Mekanisme kerja utama Ozempic adalah meningkatkan produksi insulin ketika kadar gula darah tinggi dan memperlambat pengosongan lambung, yang pada gilirannya membantu mengontrol nafsu makan.
Efek inilah yang secara tidak langsung membuat Ozempic mampu membantu beberapa orang menurunkan berat badan.
Di kalangan medis, Ozempic diresepkan sebagai obat injeksi yang diberikan sekali seminggu, dan umumnya dianggap sebagai solusi jangka panjang dalam pengelolaan diabetes tipe 2.
Meskipun fungsi utamanya adalah mengatur kadar gula darah, efek tambahan dari penurunan berat badan membuat obat ini populer di kalangan selebriti dan orang-orang yang mencari cara cepat untuk menurunkan berat badan.
Artikel lainnya: Mengenal Semaglutide, Obat Diabetes yang Bisa Menurunkan Berat Badan
Sejarah Ozempic Hingga Bisa Populer
Ozempic pertama kali disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat pada tahun 2017 untuk pengobatan diabetes tipe 2.
Sebelum itu, semaglutide telah melalui serangkaian uji klinis yang menunjukkan bahwa obat ini efektif dalam menurunkan kadar gula darah dan juga membantu pasien menurunkan berat badan secara signifikan.
Berdasarkan uji klinis yang dilakukan, beberapa pasien yang menggunakan Ozempic mengalami penurunan berat badan hingga 10-15% dari berat badan awal mereka.
Kepopuleran Ozempic sebagai “suplemen” langsing baru mulai meningkat ketika beberapa selebriti ternama, baik di Amerika Serikat maupun negara lainnya, mengakui bahwa mereka menggunakan Ozempic untuk menjaga berat badan.
Berbagai pemberitaan di media menyebutkan bagaimana Ozempic digunakan sebagai alternatif untuk prosedur penurunan berat badan yang lebih invasif, seperti sedot lemak atau operasi bariatrik.
Hal ini memicu lonjakan permintaan Ozempic, bahkan menyebabkan kekurangan stok di beberapa apotek di Amerika Serikat dan negara-negara lain.
Cara Menggunakan dan Dosis Ozempic yang Dianjurkan
Ozempic hadir dalam bentuk injeksi yang harus disuntikkan ke bawah kulit (subkutan) di area perut, paha, atau lengan atas. Umumnya, dosis awal yang direkomendasikan adalah 0,25 mg sekali seminggu.
Setelah empat minggu, dosis dapat ditingkatkan menjadi 0,5 mg per minggu. Dosis ini dapat disesuaikan kembali oleh dokter berdasarkan respons tubuh pasien dan kebutuhan pengobatan.
Dosis maksimum yang biasanya direkomendasikan untuk pasien diabetes adalah 1 mg per minggu.
Namun, penggunaan Ozempic untuk tujuan penurunan berat badan harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan dalam pengawasan medis, mengingat efek obat ini pada metabolisme dan sistem pencernaan.
Penggunaan tanpa resep atau pengawasan medis dapat meningkatkan risiko efek samping yang tidak diinginkan.
Apakah Ozempic Menyebabkan Ketergantungan?
Ozempic sendiri bukanlah obat yang menimbulkan ketergantungan dalam arti fisik atau psikologis seperti narkotika.
Namun, beberapa pengguna yang mengalami penurunan berat badan signifikan mungkin merasa tergantung pada efek yang diberikan Ozempic untuk menjaga berat badan mereka tetap stabil.
Jika penggunaan dihentikan, ada kemungkinan berat badan akan kembali seperti semula, terutama jika pola makan dan gaya hidup yang mendukung penurunan berat badan tidak dijaga.
Dalam hal ini, ketergantungan yang mungkin terjadi lebih bersifat psikologis, di mana seseorang mungkin merasa sulit menjaga berat badan tanpa bantuan Ozempic.
Oleh karena itu, bagi mereka yang menggunakan Ozempic untuk tujuan non-diabetes, sangat penting untuk memahami bahwa obat ini bukan solusi jangka panjang untuk penurunan berat badan tanpa perubahan gaya hidup yang mendukung.
Mau punya berat badan ideal? Yuk, atur asupan kalori dan porsi makan kamu. Cek kebutuhan kalori harianmu menggunakan Kalkulator Kalori dan BMI.
Efek Samping Ozempic
Seperti obat lainnya, Ozempic memiliki efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping yang paling umum adalah:
1. Mual dan muntah
Beberapa pengguna mengalami mual dan muntah, terutama pada awal pengobatan atau saat dosis meningkat. Ini disebabkan oleh efek obat yang memperlambat pengosongan lambung, yang juga dapat mengurangi nafsu makan.
2. Diare dan sembelit
Efek samping gastrointestinal seperti diare atau sembelit juga sering dilaporkan oleh pengguna Ozempic. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan sehari-hari, terutama bagi pengguna yang baru mulai menggunakan obat ini.
3. Pusing atau sakit kepala
Beberapa orang melaporkan pusing dan sakit kepala, terutama pada awal penggunaan atau jika dosisnya terlalu tinggi. Efek ini biasanya akan berkurang seiring waktu.
4. Pankreatitis
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, Ozempic dapat menyebabkan peradangan pada pankreas atau pankreatitis. Pankreatitis adalah kondisi serius yang membutuhkan perawatan medis segera.
5. Masalah pada kantung empedu
Penggunaan jangka panjang dari obat ini juga bisa memicu masalah pada kantung empedu, seperti pembentukan batu empedu. Oleh karena itu, dokter perlu memantau kondisi ini selama penggunaan Ozempic.
6. Gangguan ginjal
Penggunaan Ozempic dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan gangguan ginjal, terutama pada pengguna yang sudah memiliki masalah ginjal sebelumnya. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk mengawasi kesehatan ginjal selama terapi Ozempic.
Artikel lainnya: 12 Cara Menurunkan Berat Badan yang Lebih Sehat
Perlukah Pengawasan Dokter Saat Konsumsi Ozempic?
Ya, pengawasan dokter sangat penting ketika mengonsumsi Ozempic, terutama bagi mereka yang tidak menderita diabetes. Ozempic merupakan obat dengan efek kuat yang mempengaruhi kadar gula darah, insulin, dan metabolisme tubuh.
Tanpa pengawasan dokter, penggunaan Ozempic untuk tujuan non-diabetes dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan, seperti hipoglikemia (gula darah rendah), gangguan pencernaan yang parah, atau bahkan komplikasi lain yang memerlukan penanganan medis.
Dokter dapat memberikan panduan tentang dosis yang tepat, mengawasi efek samping, serta memastikan bahwa tidak ada kondisi medis lain yang bisa diperburuk oleh penggunaan Ozempic.
Selain itu, dokter juga dapat membantu merancang strategi jangka panjang bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan secara sehat dan alami, tanpa ketergantungan pada obat-obatan.
Ozempic telah menjadi perbincangan populer di kalangan selebriti dan masyarakat umum sebagai “suplemen” untuk menurunkan berat badan.
Awalnya dikembangkan sebagai obat untuk mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes tipe 2, Ozempic kini juga digunakan oleh mereka yang ingin menurunkan berat badan karena efek samping yang mengurangi nafsu makan dan memperlambat pengosongan lambung.
Namun, penggunaan Ozempic tanpa pengawasan medis dapat menimbulkan risiko serius, mulai dari efek samping ringan hingga komplikasi yang lebih berat.
Penting bagi pengguna, terutama yang tidak memiliki diabetes, untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi Ozempic dan mengikuti dosis yang dianjurkan.
Dengan pengawasan yang tepat dan perubahan gaya hidup yang mendukung, penggunaan Ozempic dapat menjadi solusi yang aman bagi mereka yang memerlukan kontrol berat badan atau pengelolaan diabetes.
Download aplikasi KlikDokter sekarang di Google Play dan App Store untuk informasi terbaru tentang kesehatan, termasuk penggunaan Ozempic dan tips diet sehat. Temukan lebih banyak artikel menarik hanya di KlikDokter! Yuk, #JagaSehatmu selalu.
- Davies, M. J., Bergenstal, R., & Bode, B. (2018). “Efficacy of semaglutide in adults with type 2 diabetes.” The Lancet Diabetes & Endocrinology, 6(9), 679-691.
- Wilding, J. P., et al. (2021). “Once-weekly semaglutide in adults with overweight or obesity.” New England Journal of Medicine, 384(11), 989-1002.
- Drucker, D. J., & Nauck, M. A. (2019). “The incretin system: glucagon-like peptide-1 receptor agonists and DPP-4 inhibitors in type 2 diabetes.” The Lancet, 372(9645), 1397-1406.
- Riddle, M. C., & Henry, R. R. (2021). “Semaglutide: A once-weekly GLP-1 receptor agonist for type 2 diabetes.” Diabetes Care, 44(3), 707-712.