Teh adalah salah satu minuman yang populer di seluruh penjuru dunia. Berbagai jenis sajian teh, baik yang diseduh sendiri maupun yang dijual dalam kemasan, tak luput untuk hadir sebagai teman makan maupun mengisi waktu luang.
Namun, muncul pertanyaan dari sebagian kalangan, benarkah sering minum teh bisa menyebabkan anemia?
Sebelum membahas tentang itu, Anda perlu mengetahui bahwa selain nikmat dan menyegarkan, teh juga memiliki banyak manfaat. Kandungan antioksidan dalam teh dapat membantu menjaga kesehatan jantung, menurunkan risiko stroke, bahkan menghambat pertumbuhan sel kanker.
Sayangnya, di balik beragam manfaat yang terkandung dalam teh, sejumlah penelitian menemukan bahwa teh juga dapat menyebabkan risiko anemia.
Teh Bisa Menyebabkan Anemia?
Anemia merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Sel darah merah ini berfungsi penting bagi tubuh, yakni menghantarkan oksigen dan zat gizi ke sel-sel tubuh, serta membawa karbon dioksida dan zat sisa metabolisme menuju pembuangan.
Anemia dapat terjadi akibat berbagai hal. Sebut saja gangguan pada ‘pabrik’ pembuat sel darah merah, perdarahan, kelainan genetik, mengalami penyakit yang memicu sel darah merah pecah, serta kekurangan zat besi, asam folat, atau vitamin B12.
Artikel Lainnya: Berbagai Gejala Anemia yang Harus Diwaspadai
Di antara sekian penyebab tersebut, yang paling sering dialami oleh masyarakat Indonesia (terutama wanita) adalah anemia akibat kekurangan zat besi, atau anemia defisiensi besi.
Lalu, apa benar teh bisa bikin terjadinya anemia defisiensi besi? Ternyata hal ini berhubungan dengan senyawa tanin dalam teh.
Teh mengandung senyawa tanin, yang memiliki kemampuan kelasi alias mengikat mineral. Apabila dikonsumsi secara bersamaan, tanin dapat mengikat zat besi dan membuatnya ‘menggumpal’ sehingga lebih sulit untuk diserap oleh usus.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa mengonsumsi makanan bersamaan dengan minum teh dapat menghambat penyerapan zat besi sebesar 62 persen. Selain teh, kopi juga mengandung zat yang bersifat sebagai kelator dan dapat menghambat penyerapan zat besi sebesar 35 persen.
Zat kelator yang terdapat dalam teh dan kopi diketahui hanya berefek pada zat besi tipe non-heme yang banyak didapatkan dari protein nabati, seperti bayam, brokoli, tahu, tempe, dan susu kedelai.
Sementara itu, zat besi tipe heme yang terdapat dalam protein hewani, seperti daging sapi, hati, ayam, udang, dan kerang tidak terpengaruh.
Artikel Lainnya: Ini Bahayanya Jika Anemia Tak Ditangani
Batasi Konsumsi Teh agar Tak Memicu Anemia
Mengetahui teh dapat menyebabkan anemia, Anda tentu ingin mencegah kondisi ini terjadi. Untuk menghindari efek samping tersebut, para ahli menyarankan agar Anda tidak mengonsumsi teh secara bersamaan dengan makanan.
Minumlah teh beberapa saat setelah makan, atau sekitar 30 menit hingga 2 jam setelah makan. Bahkan, lebih baik lagi bila teh dikonsumsi di luar jam makan. Misalnya Anda bisa menyeduh teh saat bersantai sore.
Selain itu, perhatikan banyaknya teh yang Anda konsumsi. Jumlah yang disarankan adalah sebanyak satu cangkir teh setelah makan.
Hindari juga menambahkan gula atau membuat teh terlalu manis karena justru dapat menimbulkan banyak masalah kesehatan lainnya. Hal ini perlu benar-benar diperhatikan, khususnya jika Anda adalah penderita anemia defisiensi besi atau berisiko mengalami anemia.
Demikian penjelasan mengenai efek samping teh yang menyebabkan anemia. Ingatlah, segala sesuatu yang berlebihan berpotensi besar mendatangkan dampak buruk bagi kesehatan.
Karena itu, meski teh sangat bermanfaat, konsumsi teh tetap harus dibatasi dan diperhatikan, apalagi bila Anda cenderung mudah mengalami anemia.
Apabila memiliki pertanyaan seputar topik terkait ataupun masalah kesehatan lainnya, Anda dapat bertanya langsung kepada dokter melalui layanan Live Chat di aplikasi Klikdokter.
[WA]