Memperoleh berat badan ideal adalah harapan setiap orang. Semakin besar penurunan berat badan seseorang, orang tersebut dipandang makin sehat. Itulah sebabnya berbagai metode diet terus dikembangkan.
Salah satu yang saat ini sedang ramai diperbincangkan adalah metode diet CICO. Berbeda dengan metode lain yang membatasi makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi, diet CICO tidaklah demikian.
Diet ini memperbolehkan Anda mengonsumsi apa saja yang Anda inginkan dengan syarat harus mengeluarkan lagi jumlah kalori yang dimakan. Pada prosesnya, kalori yang masuk dan keluar harus benar-benar Anda perhatikan.
Lalu, apakah metode ini efektif dalam menurunkan berat badan? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Sekilas Tentang Diet CICO
Diet CICO adalah akronim dari “calories in, calories out”. Secara sederhana, teori dasar di balik metode diet ini adalah menjaga agar kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak lebih besar daripada kalori yang terpakai untuk aktivitas tubuh.
Dengan ‘menghitung’ jumlah kalori yang masuk dan keluar, tubuh selalu berada dalam kondisi keseimbangan energi negatif (negative energy balance).
Artikel Lainnya: Tips Diet untuk Penderita Mag
Nah, atas dasar teori itulah tidak ada batasan atau larangan terhadap makanan dan minuman apa pun selama menjalankan diet ini. Asalkan Anda memiliki gagasan kuat tentang jumlah kalori yang dikonsumsi serta seberapa banyak kalori yang dapat Anda buang setiap hari.
Hal ini tentunya membuat Anda yang ingin diet merasa senang dan tidak terbebani, bukan? Pasalnya semua makanan tinggi karbohidrat, lemak, protein, atau gula sekalipun tidak masalah dikonsumsi, asalkan tidak lebih banyak dari kalori yang dikeluarkan tubuh.
Efektifkah Diet Ini untuk Menurunkan Berat Badan?
Setelah mengetahui tentang diet CICO, pasti Anda bertanya-tanya, apakah diet ini betul efektif? Pada umumnya memang untuk menurunkan berat badan, kalori yang dibakar harus lebih banyak daripada kalori yang masuk. Dari situlah diet CICO ini diciptakan.
Mengenai keefektifannya, jawabannya bisa pada bervariasi setiap orang yang menjalankan diet CICO. Sebab keberhasilan diet ini akan sangat tergantung pada pelaku dietnya.
Misalnya, kalori yang masuk setelah mengonsumsi pasta adalah 450 kalori, maka Anda harus berolahraga membakar lebih dari kalori tersebut. Hal ini tentu tidak gampang karena dibutuhkan kedisiplinan untuk berolahraga.
Belum lagi, kalori makanan yang dikonsumsi bisa saja hitungannya tidak akurat sehingga Anda bisa salah memperkirakan jumlah yang harus dikeluarkan dalam menjalani diet CICO ini. Selain itu, keberhasilan diet ini memang belum terbukti secara ilmiah.
Artikel Lainnya: Mengapa Diet Bisa Sebabkan Konstipasi?
Adakah Dampak dari Diet CICO?
Di balik berbagai keuntungan yang ditawarkan metode diet CICO, ada pula kekurangannya.
Metode diet ini terkesan hanya memusatkan perhatian pada jumlah kalori yang masuk dan keluar dari tubuh. Padahal, kenyataannya proses metabolisme tubuh tidak sesederhana itu.
Setiap makanan yang masuk akan menjalani metabolisme yang kompleks dan melibatkan berbagai enzim dan hormon. Bila hanya fokus pada jumlah kalori, Anda akan rentan kekurangan berbagai nutrisi penting bagi tubuh, seperti:
- Kekurangan vitamin dan mineral.
- Kekurangan protein.
- Kekurangan lemak sehat.
- Kekurangan energi.
- Jadi mudah lapar.
- Sistem pencernaan akan terganggu.
- Metabolisme tubuh jadi melambat.
- Bisa menyebabkan peradangan di tubuh.
Inilah sebabnya meskipun berhasil menurunkan berat badan, beberapa orang yang menjalankan metode diet CICO ini sering kali mengalami kekurangan nutrisi. Pasalnya, mereka tidak memperhatikan kandungan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
Oleh karena itu, sebelum menjalani metode diet CICO atau metode diet yang lain, sebaiknya Anda mempertimbangkan baik-baik kelebihan dan kekurangannya. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter ahli gizi untuk mendapatkan metode diet terbaik bagi Anda.
Apabila memiliki pertanyaan seputar topik terkait atau diet yang cocok untuk Anda, konsultasikan kepada dokter melalui layanan Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
[WA]