Salah satu faktor atau gejala yang menandakan risiko penyakit jantung adalah tekanan darah tinggi. Sementara itu, kegemukan atau obesitas dapat menjadi faktor risiko atau tanda-tanda diabetes.
Namun, studi baru dari Clinical Endocrinology menunjukkan bahwa wanita dengan haid tidak teratur dapat mengembangkan risiko terkena penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Bagaimana penjelasan studi tersebut? Berikut ulasan lengkapnya.
Studi: Risiko Penyakit Jantung dan Diabetes pada Wanita Haid Tidak Teratur
Penelitian menggunakan data dari Australian Longitudinal Study on Women’s Health dan mengamati wanita yang lahir tahun 1946 hingga 1951.
Studi ini melakukan pengamatan selama 20 tahun dan melibatkan lebih dari 13,543 wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur dan teratur. Penelitian diolah menggunakan analisis data model regresi Cox.
Diketahui bahwa wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur memiliki risiko 20 persen lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular atau jantung.
Sementara itu, sekitar 17 persen wanita dengan siklus haid tidak teratur lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2.
Artikel Lainnya: Waspada, Haid Tidak Teratur Bisa Jadi Dampak Long Covid
Kedua hasil tersebut berlaku ketika dibandingkan dengan wanita yang memiliki siklus haid atau menstruasi teratur. Peneliti menyimpulkan, siklus menstruasi menjadi indikator awal penyakit jantung dan diabetes.
Penelitian juga menyoroti pentingnya skrining diabetes dan penyakit jantung pada wanita yang memiliki masalah dengan siklus menstruasi.
Menurut Rachel Urrutia, MD, asisten kebidanan dan ginekologi di UNC School of Medicine in Chapel Hill, studi ini memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurses Health di Amerika Serikat.
Hasil studi terdahulu menunjukkan risiko penyakit jantung dan diabetes pada wanita yang memiliki menstruasi tidak teratur.
Haid Tidak Teratur Belum Tentu Menandakan Risiko Penyakit Jantung dan Diabetes
Menanggapi penelitian, dr. Devia Irine Putri menjelaskan studi tersebut hanya menyebutkan hubungan antara menstruasi tidak lancar dan penyakit jantung serta diabetes. Namun, bukan berarti kondisi tersebut saling berkaitan.
Menurut dr. Devia, keakuratan dari studi tersebut juga masih dipertanyakan. Pasalnya, studi hanya menggunakan kuesioner untuk menilai menstruasi yang tidak teratur. Dikhawatirkan terdapat perbedaan persepsi peserta terkait arti menstruasi tidak teratur.
Penelitian juga tidak menjelaskan penyebab menstruasi tidak teratur. Peneliti hanya menduga, menstruasi tidak lancar disebabkan oleh polycystic ovary syndrome (PCOS) yang membuat hormon reproduksi tidak seimbang.
Sementara itu, PCOS sendiri merupakan gangguan yang berhubungan dengan kondisi, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, sleep apnea, depresi, hingga kecemasan.
Artikel Lainnya: Waspadai Penyakit Dibalik Nyeri Haid Tidak Normal (Dismenorea Sekunder)
Itu dia ulasan tentang risiko terkait penyakit jantung dan diabetes pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Mengingat menstruasi tidak teratur bisa menjadi salah satu tanda kondisi kesehatan serius, pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Selain itu, Anda bisa memulai pola hidup sehat dengan olahraga, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengelola stres, dan menjaga berat badan ideal.
Apabila memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, konsultasikan dengan dokter melalui fitur Live Chat atau melalui aplikasi KlikDokter.
(OVI/JKT)
Referensi:
Everyday Health. Diakses 2022. New Study Shows Increased Risk of Heart Disease and Diabetes in Women With Irregular Periods
Clinical Endocrinology. Diakses 2022. Menstrual cycle regularity as a predictor for heart disease and diabetes: Findings from a large population-based longitudinal cohort study
Medical News Today. Diakses 2022. What Causes Menstrual Cycles to Change?
Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri