Aktivitas seks, seperti masturbasi, meraba-raba, ataupun bersanggama dengan pasangan, normalnya dilakukan secara sadar. Kendati demikian, ternyata ada juga orang yang bisa melakukan kegiatan seks saat tidur atau dengan kata lain, tanpa sadar!
Hal tersebut dinamakan dengan sexsomnia. Sexsomnia adalah salah satu jenis gangguan tidur. Mirip-mirip dengan orang yang makan sambil tidur, mereka otomatis melakukan aktivitas tertentu tanpa sadar dan berulang kali.
Namun, kondisi sexsomnia ini lebih langka. Selain langka, orang yang akhirnya menyadari bahwa ia kena sexsomnia juga malu untuk mengonsultasikan hal tersebut kepada dokter.
Apa Penyebab Sexsomnia?
Dilansir dari laman Self.com, para peneliti belum mengetahui persis apa yang menyebabkan sexsomnia atau sex selagi tidur. Namun, ada teori yang mengatakan bahwa potensi terjadinya sexsomnia meningkat pada orang yang sedari awal sudah memiliki gangguan tidur lain, misalnya parasomnia (tidur sambil berjalan).
Siklus tidur dapat dibagi menjadi beberapa tahapan. Saat Anda bermimpi, itu berarti Anda sudah memasuki tahapan rapid eye movement (REM) atau gerakan mata cepat (sudah benar-benar tertidur). Sementara, sexsomnia terjadi pada tahap non-rapid eye movement (NREM).
Waktu bermimpi, ada sebuah cerita yang dimainkan oleh otak. Namun, tahapan REM mengontrol tubuh untuk tidak bergerak.
Hal itu berbeda pada tahapan NREM. Otak gagal mengontrol tubuh sehingga cenderung terjadi pergerakan tubuh. Pasalnya, berbeda dengan REM, tahapan NREM terjadi saat sebagian otak tertidur dan sebagiannya lagi tidak.
Artikel Lainnya: Hal yang Tak Boleh Dilakukan Usai Berhubungan Seks
Sebagai informasi tambahan, pria yang mengalami sexsomnia biasanya secara tidak sadar melakukan hubungan badan dengan orang yang berada di sebelah atau di sekitarnya. Lawan mainnya pun akan merasa kebingungan serta tak nyaman.
Sementara itu, dalam kasus ‘sex sleep’ pada wanita, sebagian besar dari mereka cenderung melakukan masturbasi.
Beberapa hal dapat meningkatkan kemungkinan munculnya perilaku seks selagi tidur, yaitu:
- Kurang tidur.
- Kelelahan ekstrem.
- Konsumsi alkohol berlebihan.
- Penggunaan obat-obatan terlarang.
- Kecemasan.
Tanda dan Gejala Sexsomnia
Sexsomnia sering timbul sebagai ‘mencari keintiman seksual’, baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain secara tidak sadar.
Perilaku seks saat tidur ini juga bisa terjadi bersamaan dengan gangguan parasomnia lain, seperti berjalan sambil tidur atau berbicara.
Gejala umum episode sexsomnia, misalnya:
- Masturbasi secara tidak sadar.
- Memulai foreplay dengan orang lain.
- Orgasme spontan.
- Tidak responsif terhadap lingkungan luar.
- Lupa terhadap peristiwa seksual yang telah terjadi.
- Berjalan sambil tidur atau berbicara.
Selain beberapa gejala fisik yang telah disebutkan, perilaku seks ketika tidur dapat memiliki konsekuensi emosional, psikososial, dan kriminal yang berbahaya.
Artikel Lainnya: Fakta Menarik tentang Seks yang Perlu Anda Tahu
Cara Mengatasi Sexsomnia
Karena orang yang terkena sexsomnia tidak akan ingat atas apa yang telah mereka lakukan. Biasanya mereka akan diberitahu oleh orang yang berada di sekitarnya, dalam hal ini, mungkin pasangan Anda.
Keluhan yang diberikan oleh pasangan bisa menimbulkan rasa malu dan rasa bersalah pada penderita sexsomnia.
Meski kerap dianggap ‘lelucon’, nyatanya sexsomnia dapat meningkatkan risiko cedera, baik pada penderitanya maupun orang yang sedang berhubungan seks dengannya.
Bahkan, National Sleep Foundation menyatakan kekerasan seksual rentan terjadi! Karena itu, bila Anda sudah mengetahui bahwa Anda memiliki kebiasaan ‘unik’ seperti melakukan aktivitas seks saat tidur, jangan sungkan untuk berkonsultasi kepada dokter.
Selama mendapat pengobatan atau terapi dari dokter, ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk memaksimalkan usaha tersebut dan mencegah perilaku sexsomnia kambuh, yaitu:
- Lakukan ritual santai sebelum tidur. Misalnya, mandi air hangat, minum segelas susu hangat atau secangkir teh bunga chamomile.
- Baca buku atau dengarkan lagu yang bernuansa relaks. Hindari menyaksikan video porno atau gambar yang merangsang.
- Atur suhu ruangan yang pas dan gunakan pakaian tidur yang nyaman. Jauhkan benda-benda yang berbahaya dari tempat tidur Anda.
- Ada baiknya selama pengobatan berlangsung, Anda tidur terpisah dengan pasangan. Lalu, tidur dengan kondisi pintu terkunci. Sebab, orang yang punya perilaku sexsomnia berpotensi berjalan keluar kamar untuk melakukan aktivitas seksual.
- Orang terdekatnya juga bisa memantau dan mencatat kondisi perkembangan untuk dilaporkan kepada dokter nantinya.
Melakukan aktivitas seks saat tidur alias perilaku sexsomnia memang dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Jika kejadiannya sudah terlalu sering, jangan segan untuk konsultasi hal tersebut kepada dokter agar kondisi tidur Anda kembali normal.
Ingin berkonsultasi seputar kondisi sexsomnia yang dialami? Gunakan fitur Live Chat 24 jam dari KlikDokter untuk berkonsultasi langsung dengan dokter.
[WA]