Setiap pasangan suami-istri pasti sangat mengharapkan hadirnya buah hati di tengah-tengah keluarga. Namun, buah hati yang dinanti selama bertahun-tahun tidak kunjung hadir. Dalam keadaan tersebut sebaiknya pasangan suami-istri memeriksakan kondisi kesuburan mereka ke dokter ahli, karena bisa jadi salah satu atau keduanya memiliki kelainan yang disebut dengan infertil atau mandul.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2009, definisi infertilitas ialah suatu gangguan pada sistem reproduksi yang ditetapkan dengan adanya kegagalan mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara rutin tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Kemandulan tidak hanya disebabkan karena kelainan wanita. Secara statistik, ternyata pria menyumbang angka yang tinggi, yakni sekitar 40% dari jumlah pasangan yang menderita kemandulan.
Berbagai hal telah diketahui menjadi risiko untuk terjadinya kemandulan pada pria. Faktor risiko ini dapat menyebabkan gangguan pada kualitas dan jumlah sperma maupun gangguan fungsi pada organ reproduksi. Hal-hal yang menjadi risiko penyebab kemandulan, di antaranya:
- Usia.
- Obesitas
- Alkohol.
- Merokok.
- Stres.
- Menggunakan pakaian terlalu ketat.
- Gangguan ereksi.
- Kelainan pada sperma.
Kelainan Sperma
Kelainan pada sperma dapat menyebabkan sperma gagal untuk membuahi sel telur. Kelainan dapat berupa jumlah yang kurang, bentuk yang tidak normal, sampai pergerakan sperma yang kurang baik.
Berikut adalah kelainan pada sperma yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan pada pria:
- Tidak terdapat sperma (azoospermia)
Cairan semen tidak mengandung sperma, keadaan ini dapat disebabkan oleh sumbatan atau kegagalan testis dalam memproduksi sperma.
- Jumlah sperma sedikit (oligospermia)
Cairan ejakulasi tidak mengandung jumlah sperma yang cukup agar dapat terjadi proses pembuahan, dianggap normal jika terdapat 60 juta spermatozoa dalam setiap ml sperma.
- Bentuk sperma abnormal
Tujuanya adalah untuk melihat bentuk spermatozoa dan menghitung jumlah spermatozoa yang bentuknya normal dan abnormal. Bentuk spermatozoa yang normal ditentukan oleh bentuk kepala, leher, dan bentuk ekor. Semen yang normal mengandung setidaknya 48%-50% spermatozoa normal.
- Gangguan motilitas
Sperma sehat memiliki ekor yang memberikan kemampuan sperma untuk bergerak di dalam saluran reproduksi wanita. Gangguan motilitas sperma akan mengganggu kesuburan, WHO mengatakan motilitas dianggap normal bila 50% atau lebih sperma bergerak maju.
Mengatasi Kelainan Sperma
Untuk mengatasi kelainan kualitas maupun kuantitas sperma, serta mengatasi penyebab gangguan pada organ reproduksi, berikut adalah hal-hal yang dapat Anda lakukan:
- Berolahraga secara teratur
Olahraga secara teratur diklaim dapat meningkatkan kualitas sperma, terutama meningkatkan jumlah dan meningkatkan motilias sperma. Hal tersebut disebabkan karena olahraga diklaim mampu meningkatkan hormon reproduksi pria, yaitu testosteron. Selain itu, olahraga dapat mencegah Anda dari risiko terkena penyakit metabolik seperti diabetes melitus. Telah banyak diketahui bahwa diabetes melitus dapat menyebabkan gangguan ereksi pada pria, sehingga tidak dapat terjadi proses penetrasi penis ke dalam vagina.
- Capai berat badan ideal
Obesitas dapat meningkatkan risiko kemandulan. Hal tersebut terjadi karena meningkatnya jumlah lemak dapat menurunkan produksi hormon testosteron. Dengan menurunkan berat badan menjadi berat ideal, maka dapat mengurangi risiko kemandulan.
- Stop merokok dan konsumsi alkohol
Kedua zat ini merupakan oksidan yang dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk spermatozoa. Bentuk maupun kemampuan berlari sperma akan menjadi tidak normal, sehingga akan sulit untuk membuahi sel telur. Selain itu, kualitas sperma yang akan membuahi ovum juga buruk; jikalau berhasil membuahi sel telur, kualitas bayi yang dilahirkan tidak akan sebaik sperma yang dihasilkan dari ayah yang bukan perokok. Dengan memberhentikan rokok dan alkohol, sperma pun akan menjadi jauh lebih sehat.
- Konsumsi makanan gizi seimbang
Mulai saat ini, rutinlah mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang sebagai bahan pembentuk sperma Anda. Makanan yang baik akan menghasilkan kualitas sperma yang baik, seperti:
- Protein: telur, daging, kacang-kacangan, tauge, dsb.
- Seng: buah-buahan, daging, makanan laut dan telur.
- Asam folat: sayur-sayuran dan buah-buahan asam seperti jeruk maupun lemon.
- Istirahat yang cukup dan kurangi stres
Regenerasi dari sel-sel tubuh terjadi pada saat tidur. Oleh karena itu, dengan tidur yang cukup akan membantu sel-sel tubuh beregenerasi, termasuk sel-sel yang berada pada organ reproduksi. Stres juga dapat menyebabkan proses pembentukan sperma menjadi terganggu. Tak hanya itu, stres menyebabkan keinginan untuk melakukan kegiatan seksual dengan pasangan menjadi berkurang, sehingga frekuensi berhubungan seksual akan berkurang, tentu ini akan menyebabkan pasangan sulit memiliki anak.