Ukuran penis sering kali dijadikan tolok ukur kepuasan hubungan seksual suami istri. Walau bukan satu-satunya yang berpengaruh, ukuran penis yang kecil dianggap tidak akan mampu menghasilkan performa seksual yang maksimal. Sebaliknya, makin besar penis dipercaya dapat memberikan kepuasan optimal, baik bagi dirinya maupun pasangannya. Benarkah?
Menentukan besar kecilnya penis secara objektif
Perhatikan, penis tidak diukur pada saat ereksi melainkan dalam kondisi rileks. Pengukuran penis ini dilakukan dengan penggaris yang diletakkan di pangkal penis. Tekan penggaris hingga salah satu ujungnya menyentuh tulang kemaluan. Luruskan penis dan ukur dari pangkal tersebut hingga ujung penis.
Bila sudah melakukan pengukuran penis dengan benar, barulah bisa membandingkan dengan standar panjang penis pria dewasa lainnya. Di Indonesia, rata-rata pria memiliki panjang penis 11,68 cm. Jangan khawatir, 1,2 cm lebih besar atau lebih kecil dari patokan tersebut masih dapat dikategorikan normal.
Ukuran bukan jadi yang utama
Data menunjukkan, pola pikir bahwa ukuran penis memengaruhi kepuasan seksual lebih banyak dimiliki oleh kaum pria. Dalam sebuah survei yang melibatkan 50.000 orang dalam suatu populasi, 45% atau hampir setelah populasi pria merasa perlu menambah ukuran penisnya. Angka ini jauh lebih besar dari apa yang sebenarnya dirasakan para wanita.
Dari sekian banyak peserta survei wanita, hanya 15% yang merasa tidak nyaman dengan ukuran penis pasangannya. Hampir 85% wanita dalam survei sebenarnya sudah puas dengan ukuran penis pasangannya. Bagi wanita, kemampuan mempertahankan ereksi dan lamanya durasi hubungan seksual itu sendirilah yang lebih memengaruhi kepuasan seksual.
Sayangnya, pola pikir pria yang menganggap ukuran penis adalah segalanya kelak mampu menjadi bumerang. Baik kemampuan ereksi maupun libido seorang pria dapat sangat dipengaruhi oleh kondisi psikoseksual. Ketidakpercayaan diri seorang pria karena menganggap penisnya berukuran kecil mampu memengaruhi performa seksualnya.
Ini karena perasaan minder yang dimiliki seseorang dapat berujung pada kondisi stres. Dan stres dapat memicu tubuh melepaskan beragam hormon yang salah satu efeknya dapat memperkecil diameter pembuluh darah. Tidak hanya pembuluh darah besar, tetapi juga pembuluh darah kecil yang berperan penting dalam menjaga penis tetap ereksi. Bila ukuran pembuluh darah ini mengecil, kemampuan ereksi penis lah yang akan jadi taruhannya.
Untuk menghindari stres yang berujung pada merosotnya performa seksual, pola pikir inilah yang harus disesuaikan. Ingat, 85% wanita mengaku puas dengan ukuran penis yang dimiliki pasangannya. Jadi tidak perlu khawatir, apalagi jika hasil pengukuran menunjukkan angka yang tidak jauh dari rerata.
Secara global, penis yang benar-benar berukuran kecil hanya dimiliki tidak lebih dari 3% populasi pria. Kondisi ini dinamakan mikropenis, atau penis yang berukuran kurang dari 9,3 cm. Umumnya mikropenis dilatarbelakangi oleh gangguan genetik atau hormonal dan memerlukan terapi khusus.
Ukuran penis bukanlah yang utama. Banyak hal yang harus diperhatikan untuk menunjang performa seksual. Selalu pastikan kondisi fisik dan psikis Anda sehat agar kualitas hubungan intim tetap terjaga. Dan, komunikasikan selalu setiap persoalan dengan pasangan Anda untuk mempertahankan keharmonisan hubungan.
Masih punya pertanyaan seputar topik ini? Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter secara online melalui layanan Tanya Dokter.
[RS/ RVS]