Penyakit gonore atau kencing nanah jarang menimbulkan gejala. Namun seiring waktu, kondisinya akan semakin parah dan barulah muncul gejala mengganggu, seperti keluarnya cairan abnormal dari vagina atau penis yang disertai rasa nyeri.
Tanpa pengobatan, penyakit ini juga bisa menyebabkan komplikasi, seperti infertilitas. Infeksi pun bisa menyebar ke seluruh tubuh dan menular ke orang lain lewat aktivitas seksual.
Jika kamu sudah aktif secara seksual atau pernah berganti pasangan seks, baiknya lakukan pemeriksaan ke dokter. Tujuannya, untuk mengetahui apakah kamu tertular atau tidak, mengingat gejalanya yang sering kali tidak disadari.
Jika kamu atau pasanganmu dinyatakan positif gonore, maka kamu harus menjalani pengobatan gonore. Seperti apa penanganan gonore? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Artikel Lainnya: Daftar Infeksi Menular Seksual yang Sangat Berbahaya
Bagaimana Pengobatan Gonore Dilakukan?
Meski dapat menular dengan mudah, kabar baiknya penyakit gonore bisa diobati dan sembuh dengan cepat. Dokter spesialis kulit dan kelamin akan menegakkan diagnosis dengan melakukan dua tes, yaitu tes urin dan swab di beberapa area, seperti tenggorokan, uretra, vagina, atau anus.
Hasil tes tersebut akan dibawa ke lab untuk mengetahui apakah kamu terinfeksi atau tidak. Selain tes gonore, dokter juga akan memeriksa penyakit menular seksual (PMS) lainnya, seperti klamidia dan HIV. Pasalnya, penyakit gonore dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual lainnya.
Setelah hasil tes keluar dan didiagnosis positif gonore, dokter umumnya akan meresepkan obat yang sesuai dengan kondisi kesehatan pasien.
Disampaikan oleh dr. Dyah Novita Anggraini, “Penyakit gonore disebabkan infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae, jadi pengobatannya adalah pemberian antibiotik yang biasanya dikonsumsi selama tujuh hari.”
Beberapa antibiotik yang diresepkan dokter, seperti ceftriaxone atau antibiotik suntik dan azithromycin dengan cara diminum.
Berdasarkan studi yang dimuat dalam jurnal Nature Reviews Disease Primers, gonore lebih sering disebabkan oleh penularan infeksi tanpa sadar melalui hubungan seks.
Oleh sebab itu, bila orang tersebut melakukan tes dan hasilnya positif, pasangannya perlu melakukan tes dan pengobatan juga.
Cara mengatasi penyakit kencing nanah ini penting dilakukan untuk mencegah timbulnya gonore berulang. Pasalnya, bila kamu sudah diobati tetapi pasangan kamu tidak, pasangan kamu dapat menularkan gonore kembali dan kamu akan terinfeksi lagi.
Artikel Lainnya: Tak Pernah Berganti Pasangan, Kok Kena Penyakit Kelamin?
Apa yang Harus Diperhatikan Saat Pengobatan Gonore?
Gonore merupakan penyakit menular seksual yang bisa muncul kembali meski kamu sudah pernah sembuh.
“Terdapat beberapa anjuran yang perlu diikuti selama pengobatan, seperti menghabiskan antibiotik, tidak melakukan hubungan seks, dan kontrol pengobatan setelah dua minggu” tambah dr. Dyah.
Lebih jelasnya, beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pengobatan gonore berhasil, yaitu:
- Ikuti dan patuhi seluruh pengobatan yang disarankan dokter. Habiskan obat, meskipun kamu sudah merasa membaik. Pasalnya, infeksi gonore masih bisa berkembang di dalam tubuh bila obat tidak dihabiskan
- Hindari melakukan hubungan seks selama pengobatan berlangsung, atau selama tujuh hari hingga obat habis
- Lakukan pemeriksaan kembali setelah tiga bulan untuk memastikan bakteri telah hilang dari tubuh
- Jangan membagi obat yang diberikan dokter kepada siapapun. Dokter akan memberikan obat terpisah untuk pasangan kamu, karena bisa jadi masing-masing orang memiliki kondisi dan pengobatan yang berbeda
- Bila masih ada gejala setelah pengobatan usai, konsultasikan kembali kepada dokter
- Setelah sembuh dari gonore, lakukan seks yang aman, seperti memakai kondom dan periksakan diri secara rutin
Artikel Lainnya: Lakukan Hal Ini untuk Cegah Infeksi Menular Seksual
Apa yang Akan Terjadi Bila Gonore Tidak Diobati?
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit gonore yang tidak diobati dapat memicu masalah kesehatan yang serius, baik pada pria maupun wanita.
Pada wanita, gonore yang tidak diobati dapat menyebabkan penyakit radang panggul. Penyakit tersebut nantinya dapat menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:
- Membentuk jaringan parut yang bisa menghalangi tuba falopi
- Kehamilan ektopik
- Infertilitas atau tidak bisa hamil
- Nyeri perut jangka panjang
Kemudian, gonore yang tidak diobati pada ibu hamil dapat menyebabkan penularan kepada janinnya ketika melahirkan. Hal ini bisa membahayakan bayi, karena bayi berisiko mengalami kebutaan, infeksi sendi, atau infeksi darah yang bisa mematikan.
Sementara itu, gonore yang tidak diobati pada pria dapat menyebabkan peradangan di saluran testis dan berisiko infertilitas.
Walaupun jarang terjadi, infeksi gonore dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran darah dan menyebabkan ruam, nyeri sendi, pembengkakan, dan tubuh kaku.
Artikel Lainnya: Terinfeksi Penyakit Menular Seksual dari Dudukan Kloset, Mungkinkah?
Bil kamu termasuk kelompok berisiko, yuk, rutin melakukan skrining dan menjalani pengobatan sampai tuntas agar kamu bisa #JagaSehatmu dan mencegah infeksi gonore berulang.
Jika kamu ingin tahu lebih dalam mengenai cara penanganan gonore, jangan ragu untuk konsultasi kepada dokter kulit. Untuk konsultasi lebih mudah, gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(APR/JKT)
- Unemo, M., et al. Diakses pada 2022. Gonorrhea. Nat Rev Dis Primers 5, 79.
- Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Gonorrhea.
- National Health Service Uk. Diakses pada 2022. Gonorrhea
- Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Gonorrhea.
- Planned Parenthood. Diakses pada 2022. How Do I Get Treated for Gonorrhea?