Bicara soal efek narkoba, mungkin yang langsung terpikirkan adalah tubuh kurus dan penampilan yang tidak segar.
Namun, tahukah Anda bahwa narkoba juga bisa berdampak pada perilaku seseorang? Dalam hal ini, orang yang berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang, lebih berpotensi melakukan seks berisiko!
Narkoba Picu Perilaku Seksual Berisiko?
Sebelum itu, Anda harus memahami dulu apa yang dimaksud dengan perilaku seksual berisiko.
Kondisi tersebut merupakan tindakan yang mendekatkan diri kepada penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah, serta gangguan mental.
Adapun contoh dari perilaku tersebut antara lain, seks di bawah umur, seks berbahaya, seks tanpa kondom, seks anal, gonta-ganti pasangan seksual, dan lain sebagainya.
Pernyataan di atas tentunya bukan tuduhan belaka. Sebuah studi yang berjudul Adolescent Health-Risk Sexual Behaviours: Effects of a Drug Abuse Intervention pernah membahasnya.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal AIDS and Behaviour tersebut melaporkan, remaja yang menyalahgunakan narkoba lebih mungkin terlibat dalam perilaku seks berisiko dan meningkatkan potensinya untuk untuk terjangkit HIV/AIDS.
Begitu pula dengan sebuah studi yang berjudul “Under the Influence: Risky Sexual Behaviour and Substance Abuse Among Driving Under the Influence Offender”.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Sexually Transmitted Disease itu melaporkan, minuman beralkohol dan narkoba memengaruhi ratusan pengemudi untuk melakukan seks berisiko.
Artikel Lainnya: Jangan Coba-Coba dengan Narkoba, Ini Bahayanya!
Lantas, bagaimana tanggapan dokter dan psikolog tentang hal ini? Apa benar narkoba menjadi satu-satunya faktor yang membuat seseorang untuk melakukan seks berisiko?
Menanggapi pertanyaan tersebut, begini penjelasan dr. Muhammad Iqbal Ramadhan. “Pelaku penyalahgunaan narkoba memang lebih mungkin melakukan seks yang seperti itu.”
“Menurut penelitian, pengguna narkoba yang sudah melakukan hubungan seksual kurang dari 17 tahun berpeluang 6,74 kali untuk melakukan seks berisiko. Sedangkan, pengguna narkoba yang usianya sudah lebih dari 17 tahun, peluangnya lebih kecil,” jelas dr. Iqbal.
Dia menambahkan, “Kendati begitu, narkoba bukanlah satu-satunya faktor yang membuat seseorang melakukan seks berisiko. Usia pertama kali melakukan hubungan seks, status pekerjaan, serta tingkat pendidikan juga turut memengaruhi perilaku tersebut.”
Artikel Lainnya: Narkoba Menambah Stamina, Mitos atau Fakta?
Senada dengan dr. Iqbal, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog juga mengatakan narkoba bisa berpengaruh terhadap perilaku seks seseorang.
“Karena pada saat digunakan, ada orang-orang yang tujuannya memang untuk mencari pengalaman dan sensasinya. Selain itu, ada juga beberapa jenis narkoba yang dapat merangsang hasrat seksual penggunanya. Contohnya kokain, marijuana, atau amfetamin.
Ketiga jenis narkoba itu mampu membuat orang mendadak terangsang dan bikin mereka kehilangan kendali alias harus melampiaskan dorongan seksnya itu secepat mungkin,” jelasnya.
Psikolog Ikhsan pun mengungkapkan, hubungan narkoba dan aktivitas seks ini kadang saling timbal balik.
Sebab, ada juga orang yang mau melakukan hubungan seks berisiko demi mendapatkan bayaran untuk membeli obat-obatan terlarang.
Padahal, narkobanya itu sendiri juga meningkatkan hasrat penggunanya. Jika diumpamakan, itu seperti lingkaran setan.
Artikel Lainnya: Mengenal Jenis dan Efek Narkoba pada Tubuh
Mana yang Diatasi Duluan, Perilaku Seks atau Kecanduan Narkobanya?
Agar tak terus-menerus menjadi lingkaran setan, tentunya hal tersebut harus segera diatasi. Namun karena keduanya saling memengaruhi, kita sendiri bingung mana yang harus dihentikan terlebih dulu.
Psikolog Ikhsan lalu menjelaskan, “Jika ingin memutus hubungan di antara keduanya, lebih baik atasi dulu adiksi narkobanya. Karena kan perilaku seksnya itu berasal dari dampak narkoba. Lagi pula, orang yang sudah kecanduan biasanya punya masalah impulsif (kontrol diri).”
Jadi, saat dia ingin sesuatu, hal itu harus dilakukan sekarang juga. Apabila yang diatasi adalah perilaku seksual berisikonya, tetap saja masalah kontrol diri itu tetap ada. Alhasil, proses treatment menjadi kurang efektif.
Dokter Iqbal juga sepakat bahwa yang harus diatasi pertama kali adalah penyalahgunaan narkoba.
“Alasannya, penyalahgunaan narkoba yang tidak terkontrol bisa merenggut nyawa seseorang. Sementara, untuk seks berisiko, itu bisa diedukasi. Edukasinya pun bisa dilakukan sembari rehabilitasi narkoba,” tutur dr. Iqbal.
Dengan demikian, narkoba memang menjadi “pemantik” dari beragam masalah, termasuk perilaku seksual berisiko.
Seks berisiko sendiri meningkatkan peluang Anda untuk terinfeksi HIV/AIDS serta penyakit menular seksual lainnya.
Oleh karena itu, jauhkan diri Anda dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Bila masih ada pertanyaan seputar dampak narkoba ataupun penyakit menular seksual, konsultasikan kepada dokter dan psikolog kami di sini.
(HNS/AYU)