Bukan cuma saat atau setelah olahraga, kram juga bisa terjadi setelah berhubungan seksual. Kondisi ini bisa menurunkan kenikmatan sekaligus keintiman setelah Anda melakukan ‘aktivitas’ di ranjang bersama pasangan.
Faktanya, kram perut setelah berhubungan intim dapat menjadi gejala dispareunia. Keluhan tersebut juga dapat terasa di panggul, vagina, dan labia.
Di Amerika Serikat, kram perut setelah berhubungan intim diperkirakan terjadi pada 10 hingga 20 persen wanita dan 5 persen pria.
Artikel Lainnya: Tak Terduga, Inilah Penyebab Nyeri Saat Hubungan Seks
Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab perut kram setelah berhubungan, antara lain:
1. Otot Terlalu Tegang
Hubungan seksual mirip dengan olahraga. Saat sedang melakukannya, sebagian besar otot di tubuh akan aktif dan menegang, khususnya di bagian panggul serta perut.
Nah, semakin jarang Anda berolahraga, semakin kaku pula otot-otot di tubuh saat bercinta. Alhasil, risiko mengalami kram perut setelah berhubungan seks dapat meningkat.
Untuk mengatasinya, Anda disarankan untuk memperbanyak aktivitas fisik guna meregangkan otot-otot di tubuh. Semakin relaks otot karena sering dilatih, semakin kecil pula risiko kram setelah berhubungan intim.
Sebelum foreplay, Anda pun dapat melakukan pemanasan terlebih dahulu agar tubuh tidak ‘kaget’ dan terlalu kaku.
2. Kondisi Psikologis yang Kurang Baik
Rasa kaku dan tegang juga bisa dipengaruhi oleh pikiran. Fakta menyebut, pikiran yang buruk —khususnya yang berhubungan dengan trauma— akan membuat tubuh menjadi kram saat dan setelah bercinta.
Untuk mengatasi keluhan kram perut setelah berhubungan intim akibat faktor psikologis, Anda perlu mencari tahu masalah yang sedang dialami.
Jika ada masalah dengan pasangan, hal tersebut perlu diatasi dan tidak boleh dipendam.
Jika ada kecemasan atau ketakutan saat berhubungan seksual, hal ini juga perlu dibicarakan dengan pasangan dan dicari jalan keluar yang terbaik agar tidak membebani pikiran.
3. Orgasme
Orgasme memang bisa menyumbang rasa nikmat selama beberapa waktu. Sayangnya, orgasme yang terlalu kuat juga dapat menimbulkan kram perut dan panggul. Pasalnya, hal tersebut membuat otot di bagian perut dan sekitarnya berkontraksi.
Kram perut setelah berhubungan intim akibat orgasme lebih rentan dialami oleh orang yang sedang hamil, memiliki masalah kesehatan di organ reproduksi, atau terdapat riwayat operasi pengambilan prostat.
Jika didasari masalah kesehatan, maka kondisi yang mendasarinya perlu diatasi terlebih dahulu guna mengatasi kram perut setelah berhubungan intim.
4. Penetrasi Terlalu Dalam
Penetrasi terlalu dalam saat berhubungan seksual dapat menimbulkan keluhan nyeri dan kram perut setelahnya.
Umumnya, keluhan kram dapat teratasi dengan sendirinya setelah beberapa saat. Mencoba beristirahat dan mengubah posisi saat berhubungan intim juga dapat membantu meredakan gejala yang dirasakan.
5. Gas
Berhubungan intim juga mampu ‘memompa’ udara masuk ke dalam vagina, sehingga terkadang menjadi terperangkap di dalamnya. Gas yang terperangkap ini bisa menjadi penyebab kram perut setelah berhubungan intim.
Keluhan kram perut setelah berhubungan intim akibat adanya gas umumnya bersifat sementara, dan bisa membaik dengan sendirinya.
Keluhan akan berkurang, kemudian hilang setelah gas tersebut berhasil keluar dari saluran reproduksi Anda.
Artikel Lainnya: Dada Sakit saat Berhubungan Seks, Berhenti atau Tidak?
6. Posisi Rahim
Posisi rahim yang miring ke belakang (mengarah ke punggung bawah) dapat menjadi penyebab perut kram setelah berhubungan. Hal ini karena rahim lebih mudah ‘tersenggol’ saat melakukan penetrasi.
Kram perut setelah berhubungan yang disebabkan posisi rahim umumnya berkaitan dengan penetrasi yang dalam, juga posisi berhubungan di mana wanita membelakangi pria (misalnya, doggy style).
Untuk mengatasinya, Anda dan pasangan bisa mencoba posisi lain saat berhubungan dan menghindari penetrasi terlalu dalam.
7. Kehamilan
Kehamilan dapat menyebabkan keluhan kram perut setelah berhubungan intim. Keluhan ini lebih umum muncul di trimester tiga kehamilan. Kram dirasakan akibat kontraksi dari rahim yang dipicu oleh orgasme.
Keluhan kram perut setelah berhubungan intim akibat kehamilan akan menghilang dengan sendirinya setelah beristirahat beberapa saat. Namun, pastikan dokter kandungan Anda mengetahui adanya keluhan ini.
8. Siklus Haid
Sepanjang siklus haid, wanita cenderung mengalami kram perut. Kram yang dirasakan umumnya disebabkan oleh kontraksi rahim. Pada masa tersebut, mungkin juga muncul keluhan kram perut setelah berhubungan.
Umumnya, kram perut akan membaik jika Anda berhubungan di luar masa ovulasi atau menstruasi. Jadi, pantau kalender siklus haid Anda untuk menentukan waktu yang lebih nyaman untuk berhubungan intim.
9. Penyakit Menular Seksual
Apabila kram setelah berhubungan seksual terlalu sering dirasakan, sebaiknya Anda hati-hati. Sebab, ada kemungkinan penyebabnya adalah penyakit menular seksual.
Dua jenis penyakit menular seksual yang kerap menyebabkan kram perut, yaitu chlamydia (klamidia) dan gonore.
Klamidia adalah penyakit menular seksual yang terjadi akibat infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Aktivitas seksual adalah faktor utama penularan penyakit ini. Selain kram, gejala yang menyertai, yaitu keputihan berbau, nyeri berkemih, rasa gatal dan panas pada area kelamin.
Sementara itu, gonore atau raja singa merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Secara umum, penderitanya akan mengalami desakan untuk berkemih, demam, nyeri saat buang air kecil, dan keluar cairan dari vagina (pada wanita).
Untuk mengetahui apakah ada penyakit menular seksual yang menyebabkan perut kram setelah berhubungan, pemeriksaan oleh dokter perlu dilakukan.
Jika terbukti, Anda wajib konsumsi obat sesuai dengan saran dokter untuk mengatasinya.
Untuk kasus klamidia dan gonore, umumnya akan ditangani dengan pemberian antibiotik.
Jangan lupa untuk periksa dan pengobatan bersama-sama dengan pasangan seksual Anda. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi saling menulari di kemudian hari, yang menyebabkan infeksi tidak sembuh-sembuh atau sering berulang.
Semasa pengobatan, tunda dulu berhubungan intim hingga dinyatakan sembuh.
Artikel Lainnya: 10 Penyebab Keluar Darah setelah Berhubungan, Normalkah?
10. Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD atau KB Spiral
Wanita yang habis memasang alat kontrasepsi IUD atau KB spiral tak hanya lebih berpotensi mengalami kram setelah berhubungan intim, tetapi juga saat melakukan aktivitas lainnya.
Umumnya, kram perut akibat pemakaian IUD hanya muncul di beberapa minggu pertama. Jika keluhan tak hilang atau berlangsung hingga beberapa bulan setelahnya, segera temui dokter.
11. Radang Panggul
Dispareunia alias nyeri saat berhubungan saat berhubungan seksual mungkin ditemukan pada pasien dengan penyakit radang panggul. Kondisi ini dapat berupa kelanjutan dari penyakit menular seksual, khususnya klamidia dan gonore.
Keluhan lain yang berkaitan dengan penyakit radang panggul adalah keluar darah setelah berhubungan, flek di luar jadwal haid, adanya keputihan tidak normal, atau demam.
Jika terbukti menderita radang panggul, kemungkinan Anda akan diobati dengan antibiotik selama beberapa waktu.
12. Peradangan Kantung Kemih dan Infeksi Saluran Kemih
Penyakit peradangan kantung kemih dikenal juga dengan nama sistitis. Keluhan yang bisa dirasakan adalah nyeri yang berlangsung lama (kronis) pada area panggul dan perut bawah.
Nyeri akibat sistitis dapat dirasa memburuk saat atau setelah berhubungan intim. Seringkali, keluhan ini berawal dari infeksi saluran kemih (ISK).
Peradangan kantung kemih dan ISK umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, sehingga perlu diobati dengan pemberian antibiotik. Dokter dapat meresepkan antibiotik dengan jenis dan dosis yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
13. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi jaringan endometrium yang melapisi rahim malah tumbuh di bagian lain, misalnya indung telur atau panggul. Kondisi ini dapat menimbulkan keluhan nyeri di area panggul dan perut bawah.
Keluhan tersebut dapat memburuk usai berhubungan intim. Hal ini berkaitan dengan penetrasi penis ke dalam vagina.
Endometriosis bisa ditangani dengan obat-obatan, misalnya antinyeri sebagai pengobatan suportif, atau terapi hormonal. Pada kasus tertentu, penyakit tersebut mungkin perlu diatasi dengan tindakan bedah.
14. Kista Ovarium
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terletak di indung telur. Umumnya, penyakit ini tidak menimbulkan keluhan. Namun, pada beberapa kasus, kista ovarium dapat menyebabkan nyeri perut bawah.
Jika termasuk penderita kista ovarium yang bergejala, Anda dapat merasakan perburukan keluhan usai berhubungan, yaitu kram perut.
Kista ovarium dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa siklus haid. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini perlu ditangani oleh dokter, baik dengan pemberian obat atau pembedahan.
15. Mioma Rahim
Mioma rahim adalah pertumbuhan jaringan jinak di dalam rahim. Kondisi ini umumnya tidak menimbulkan gejala.
Namun, pada beberapa wanita dengan mioma rahim, berhubungan intim dapat menyebabkan timbulnya keluhan nyeri serta kram pada perut bawah atau area panggul.
Mioma rahim dapat tumbuh dalam berbagai ukuran, juga terletak di beberapa posisi.
Tidak semua kasus mioma rahim membutuhkan penanganan. Kalaupun perlu, dokter biasanya akan menyarankan terapi hormonal ataupun pembedahan.
16. Sumbatan Tuba
Tuba falopi adalah saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim. Sel telur harus berjalan melewati saluran ini, dibuahi, dan menempel pada rahim agar kehamilan dapat terjadi.
Sumbatan tuba dapat terjadi karena cairan ataupun jaringan. Tuba dapat tersumbat pada satu sisi atau keduanya.
Sumbatan tuba dapat menimbulkan keluhan nyeri dan kram perut, sesuai dengan sisi yang tersumbat.
Sumbatan tuba umumnya dapat diatasi dengan tindakan bedah.
17. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat, yang membantu produksi air mani. Kondisi ini dapat menyebabkan keluhan kram perut setelah berhubungan intim, khususnya saat atau setelah ejakulasi.
Kondisi prostatitis umumnya ditangani dengan pemberian obat-obatan, misalnya antiradang dan antinyeri, serta antibiotik.
Untuk meredakan gejala, Anda bisa mandi dengan air hangat. Keluhan tersebut pun dapat dikurangi dengan mengaplikasikan kompres hangat untuk meningkatkan aliran darah dan merelaksasi otot-otot yang terlanjur menegang.
Itu dia beberapa penyebab kram perut setelah berhubungan. Jika nyeri bertahan cukup lama, parasetamol dapat dikonsumsi sesuai dosis yang tertera.
Jangan lupa untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin, agar tubuh lebih ‘luwes’ saat berhubungan seksual.
Anda pun dapat mengonsumsi vitamin E, B1, B6, asam lemak omega-3, dan magnesium guna mencegah ketegangan di otot sekaligus mengatasi kram dan nyeri.
Jika kram perut setelah berhubungan tidak diketahui penyebabnya, jangan ragu untuk konsultasi lebih lanjut dengan dokter menggunakan layanan LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)