Kehamilan

4 Perubahan Vagina yang Paling Sering Terjadi Setelah Melahirkan

dr. Anita Amalia Sari, 14 Apr 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Perubahan pada vagina setelah melahirkan adalah fenomena yang wajar. Tapi meskipun wajar, kerap mengundang kegelisahan. Bagaimana solusinya? Berikut penjelasannya.

4 Perubahan Vagina yang Paling Sering Terjadi Setelah Melahirkan

Setelah melahirkan vagina akan mengalami beberapa perubahan. Hal tersebut merupakan suatu proses alami tubuh yang terjadi pada hampir setiap wanita. Dan ketahuilah, perubahan yang ada adalah wajar adanya. Namun demikian, beberapa perubahan tersebut seringkali membuat wanita merasa tidak nyaman. Bahkan pada beberapa keadaan dapat membuat luruhnya kepercayaan diri pada wanita, atau lebih mengkhawatirkan, dapat menggoyangkan kehangatan rumah tangga.

Untuk itu, ada baiknya kita mempelajari bersama jenis-jenis perubahan vagina setelah melahirkan apa saja yang umum terjadi, serta bagaimana penanganannya yang paling tepat.

Berikut adalah beberapa perubahan yang dapat terjadi pada vagina setelah melahirkan:

1. Vagina Longgar

Sebagian wanita akan merasa tidak nyaman hingga stres setelah melahirkan akibat vagina yang terasa lebih longgar. Saat proses melahirkan bayi akan bergerak dari rahim dan keluar melalui vagina sehingga vagina akan meregang agar bayi dapat keluar.

Vagina Anda mungkin tidak akan kembali seperti sedia kala namun ada beberapa teknik yang dapat Anda lakukan untuk mengencangkan otot vagina. Salah satunya adalah dengan melakukan latihan otot dasar panggung atau senam kegel.

Senam ini selain dapat meningkatkan kepuasan seksual dapat pula mengurangi gejala sulit menahan BAK setelah melahirkan.

Artikel Lainnya: Perawatan Setelah Melahirkan yang Harus Ibu Lakukan

2. Vagina Kering

Hal ini normal dialami pada wanita setelah melahirkan. Kekeringan pada vagina ini disebabkan oleh penurunan hormon estrogen pada tubuh dibandingkan saat hamil. Pada wanita yang menyusui, kadar estrogen akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak meyusui, sehingga kekeringan akan lebih terasa. Ketika Anda sudah berhenti menyusui dan siklus menstruasi Anda kembali normal, maka kekeringan vagina biasanya tidak Anda alami lagi.

Setelah melahirkan kadar hormon estrogen di dalam tubuh akan menurun drastis terutama pada wanita yang menyusui. Namun Anda tak perlu khawatir, keluhan ini akan berangsur hilang setelah Anda berhenti menyusui dan mendapatkan haid kembali. Tetapi jangan Anda jadikan hal ini sebagai alasan untuk tidak memberikan ASI ekslusif pada bayi ya! Jika Anda merasakan hal ini begitu mengganggu terutama saat berhubungan seksual, Anda dapat menggunakan pelumas untuk berhubungan seks tanpa nyeri. 

3. Nyeri dan Gatal di Daerah Perineum

Saat proses melahirkan ketika keluarnya kepala bayi dari vagina terkadang bisa menyebabkan robekan pada daerah perineum sehingga daerah tersebut harus dijahit. Nyeri merupakan keluhan yang wajar terjadi.

Artikel Lainnya: Sederet Pemeriksaan yang Perlu Dilakukan Pasca Melahirkan

Anda bisa menggunakan obat penahan nyeri tetapi sebaiknya sebelum mengkonsumsi obat tersebut Anda berkonsultasi ke dokter karena ada obat penahan nyeri yang dapat menganggu produksi ASI.

Namun bila nyeri dah dirasa mengganggu Anda dapat berkonsultasi ke dokter kandungan dan kebidanan yang menangani Anda. Tetaplah menjaga kebersihan vagina dan sekitarnya. Nyeri di sekitar perineum biasanya akan menghilang dalam 6 hingga 12 minggu.

4. Nyeri Saat Berhubungan

Seringkali nyeri saat berhubungan seksual disebabkan oleh vagina kering dan nyeri di perineum. Tidak ada patokan pasti kapan Anda boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah melahirkan. Semua bergantung pada kesiapan Anda secara fisik maupun psikis. Bila Anda belum merasa nyaman untuk melakukan hubungan seks, maka Anda dapat mendiskusikannya dengan pasangan Anda untuk mesolusikan yang terbaik.

melahirkan
Vagina
berubah
Kendur
A-Z Kesehatan Kewanitaan