Asupan makanan yang bergizi sangat diperlukan ibu hamil, khususnya ketika kehamilan masih menginjak usia 1-3 bulan. Mengonsumsi makanan yang sehat dengan kandungan gizi yang cukup untuk ibu hamil sangatlah penting karena pada usia kehamilan tersebut janin baru mulai tumbuh dan berkembang.
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, pada dasarnya ibu hamil harus mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang. Kebutuhan gizi ini dapat dipenuhi dengan mengonsumsi sayur berwarna hijau dan buah, susu, dan daging yang mengandung asam folat, kalsium, dan zat besi.
Namun, apa jadinya bila ibu hamil mengonsumsi makanan dan minuman yang sebenarnya tidak dianjurkan? Ya, tentu saja janin dalam kandungan juga akan mendapatkan asupan kurang bermanfaat.
"Anda adalah apa yang Anda makan, dan apa yang Anda makan akan menjadi bayi itu," kata Liz Weinandy, ahli diet dari Ohio State University Wexner Medical Center, Amerika Serikat (AS). Menurutnya, pilihan makanan ibu hamil selama kehamilan akan berdampak seumur hidup untuk bayi dalam kandungan.
Mengingat setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi dapat memengaruhi kesehatan dan perkembangan janin (termasuk ibu hamil), berikut ini adalah daftar makanan yang harus Anda hindari seperti dilansir di laman Prevention:
1. Daging dalam kemasan
Daging olahan dapat membawa listeria, bakteri yang dapat menyebabkan penyakit listeriosis. Gejala listeriosis termasuk demam, sakit kepala, leher kaku, dan diare. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), penyakit listeriosis berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan keguguran, persalinan prematur, atau infeksi yang dapat mengancam jiwa bayi dalam kandungan. Untuk menghindari ini, lebih baik stop membeli daging dalam kemasan. Belilah daging segar dan masak sendiri agar kebersihan dan proses memasaknya juga lebih terjamin.
2. Daging setengah matang
Menurut CDC, daging mentah atau setengah matang, seperti sashimi dan beberapa jenis sushi, steak dengan tingkat kematangan di bawah well-done, memiliki risiko adanya bakteri salmonela yang dapat menyebabkan diare, demam, dan kram perut. Tak hanya dapat menyebabkan seseorang dilarikan ke rumah sakit, tapi juga dapat menyebabkan kematian.
Wanita yang sedang hamil cenderung memiliki reaksi yang parah terhadap infeksi salmonela, dan bakteri itu sendiri dapat memengaruhi kondisi bayi. Mengingat bahwa bakteri salmonela dapat menyebabkan diare, kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa berdampak pada rahim Anda untuk mulai berkontraksi sebelum waktunya.
3. Keju yang belum dipasteurisasi
Pasteurisasi adalah proses sterilisasi kuman melalui pemanasan pada suhu 60-70 derajat Celcius selama 30 menit, dengan tujuan membunuh bakteri patogen dalam makanan. Kebanyakan keju adalah hasil pasteurisasi, kecuali keju lunak seperti parmesan, feta, blue cheese, panela dan mozzarella. Sama dengan daging olahan, keju yang belum dipasteurisasi dapat mengandung bakteri listeria.
4. Makanan laut tertentu
Berdasarkan penjelasan dr. Vita, makanan laut merupakan sumber protein dan omega-3 yang sangat baik. Namun, beberapa jenis seafood berpotensi membahayakan karena mengandung merkuri. Ikan yang berukuran besar dan predator biasanya memiliki kandungan merkuri lebih banyak. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyarankan untuk tidak mengonsumsi hiu, ikan pedang, todak, tuna, marlin, dan tilefish.
5. Telur setengah matang
Telur setengah matang juga disinyalir mengandung bakteri salmonela. Tak hanya sekadar telur setengah matang utuh, tetapi juga produk telur lainnya seperti caesar salad dressing, minuman manis dari kuning telur yang dikocok alias eggnog, es krim yang mengandung telur mentah, atau minuman susu telur madu jahe (STMJ).
Sejumlah makanan lain yang dimasak dengan cara dipanggang atau cara apa pun yang punya risiko daging tidak matang sepenuhnya juga tidak disarankan. Hindari lima jenis makanan yang disebutkan di atas demi kesehatan janin di masa mendatang. Sebisa mungkin konsumsi makanan dan minuman yang mengandung asam folat, zat besi, kalsium, zink, dan vitamin C.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan mengenai topik lainnya, jangan ragu untuk menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
[RN/ RVS]