Menjelang persalinan, hampir semua ibu merasakan emosi yang campur aduk. Mulai dari bahagia, bingung, khawatir, hingga rasa takut—apa pun metode persalinan yang direncanakan. Begitu juga halnya dengan ibu yang akan melakukan persalinan lewat operasi caesar. Untuk itu tentu ada hal yang harus dipersiapkan secara matang agar proses persalinan berjalan lancar baik bagi ibu maupun bayi yang akan dilahirkan.
Ada banyak alasan untuk dilakukannya operasi caesar. Bisa karena adanya kondisi medis tertentu yang tidak memungkinkan bagi para calon ibu melakukan persalinan normal, kondisi janin, adanya riwayat operasi caesar, atau karena memang merupakan pilihan ibu secara sadar. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan angka tindakan caesar adalah sebesar 9,8 persen dari total angka persalinan. Proporsi tertinggi ada di DKI Jakarta, yaitu 19,9 persen.
Beberapa keunggulan operasi caesar yang membuatnya banyak dipilih adalah prosedurnya yang cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit. Meski demikian, jika tidak sesuai indikasi tetap saja operasi caesar dapat berisiko bagi ibu maupun bayi. Oleh karena itu, operasi caesar harus dipersiapkan secara matang.
Berbagai risiko operasi caesar
Seperti prosedur bedah lainnya, operasi caesar juga memiliki risiko tersendiri bagi ibu dan bayi. Dilansir dari WebMD, risiko pada bayi adalah kemungkinan terjadinya transient tachypnea of the newborn, yaitu masalah pernapasan yang cukup sering ditemukan pada bayi baru lahir. Gejalanya adalah bayi bernapas cepat dan dalam, tampak sesak, dan diikuti oleh suara napas mirip ngorok. Selain itu, ada pula risiko cedera bedah. Meski jarang, torehan yang tidak disengaja pada kulit bayi dapat terjadi selama operasi.
Bagi ibu, risiko operasi caesar antara lain adalah terjadi infeksi seperti endometritis, perdarahan, reaksi terhadap anestesi, pembekuan darah, infeksi pada sayatan, cedera bedah seperti luka pada kandung kemih atau usus (jarang terjadi), dan peningkatan risiko kehamilan di masa mendatang.
Persiapan sebelum operasi caesar
Jika sudah diputuskan bahwa Anda akan melahirkan lewat operasi caesar dan sudah mengetahui berbagai risikonya, berikut ini adalah berbagai persiapan agar segala proses persalinan dapat berjalan tanpa kendala.
1. Operasi caesar harus dilakukan sesuai dengan indikasi
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, indikasi ini harus disesuaikan dengan kondisi ibu hamil maupun janin yang dikandung, yang memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
- Indikasi dilakukannya operasi caesar dari sisi ibu adalah kondisi panggul yang sempit, usia ibu di atas 40 tahun, kontraksi rahim lemah, ketubah pecah dini, ibu hamil punya riwayat diabetes, dan memiliki penyakit menular seksual.
- Sedangkan indikasi dari sisi bayi adalah perkiraan berat bayi 4.000 gram, posisi bayi sungsang atau melintang, terjadi kondisi kegawatan janin seperti denyut jantung janin abnormal, letak plasenta rendah sehingga menutup jalan lahir, dan bayi terlilit tali pusar.
Pastikan untuk terus berkonsultasi dengan dokter Anda mengenai berbagai kondisi yang disebutkan di atas.
2. Pemilihan jenis anestesi
Operasi caesar didahului dengan tindakan anestesi, yang sebelumnya harus Anda konsultasikan dengan dokter kandungan. Dikatakan oleh dr. Dyah, ada tiga jenis anestesi pada operasi caesar, yaitu:
- Anestesi spinal. Jenis anestesi ini umum dilakukan saat operasi caesar. Anestesi spinal akan memblokir rasa sakit dari dada sampai ke bagian tubuh bawah. Anda akan tetap terjaga dan mampu bernapas normal
- Anestesi epidural. Anestesi ini dilakukan jika Anda sebelumnya sudah menjalani persalinan normal dengan anestesi epidural.
- Anestesi umum, yang dilakukan jika terjadi keadaan darurat, misalnya bayi harus segera dikeluarkan.
3. Packing
Biasanya, Anda akan dirawat sekitar 2–4 hari setelah menjalani bedah caesar. Oleh karena itu, jangan lupakan barang-barang seperti:
· Kartu identitas, BPJS atau kelengkapan asuransi lainnya, dan berkas rumah sakit
- Perlengkapan mandi pribadi. Biasanya ini disediakan rumah sakit, tapi terbatas hanya sabun, sampo, dan losion.
- Kacamata jika Anda menggunakannya, atau meskipun Anda biasanya menggunakan lensa kontak.
- Pakaian yang nyaman seperti jubah mandi (bathrobe), alas kaki yang nyaman seperti sandal slippers, dan beberapa pasang kaus kaki.
- Bra menyusui yang nyaman. Biasanya payudara akan bengkak dan terasa lembek ketika produksi ASI dimulai, yang dapat terjadi kapan saja selama beberapa hari pertama setelah melahirkan. Bra yang tepat dapat memberikan kenyamanan, dan adanya tambahan breast pads akan membantu menyerap kebocoran (ASI).
- Beberapa pasang celana dalam hamil atau melahirkan (maternity underpants). Pastikan bagian pinggang cukup longgar sehingga tidak menekan perut.
- Jika perlu, siapkan camilan sehat untuk dikonsumsi setelah operasi ceasar. Meski rumah sakit menyediakan makanan (yang biasanya hambar), tapi perlahan nafsu makan akan kembali Anda akan bersyukur jika sudah menyiapkan camilan seperti buah atau makanan kesukaan Anda.
- Apa pun yang bisa membuat Anda relaks dan nyaman seperti membawa bantal sendiri, perangkat pemutar musik, atau buku. Ini penting karena untuk mengalihkan perhatian dari rasa nyeri pascaoperasi.
- Perlengkapan bayi seperti pakaian (disarankan) one-piece dengan kancing depan untuk memudahkan Anda mengganti gurita atau popoknya, selimut, kaus kaki, sarung tangan, dan topi berbahan nyaman.
4. Jaga kondisi tubuh
Sangat penting untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit. Lakukan aktivitas fisik sebisa mungkin, bisa dengan berjalan kaki atau berenang, dan konsisten dengan pola makan sehat. Kondisi tubuh yang fit akan membuat proses pemulihan pascaoperasi caesar jadi lebih cepat.
“Semakin sehat dan bugar tubuh ibu sebelum dilangsungkan operasi, maka akan semakin baik pula kemampuan tubuh untuk pulih pasca operasi. Ini merupakan kunci untuk mengurangi risiko penggumpalan darah dan membuat kerja usus berfungsi dengan kapasitas normal,” kata dokter kandungan Sindhu Srinivas, M.D. dari Rumah Sakit Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, kepada Parenting.
Sebelum operasi caesar, biasanya pasien diminta untuk berpuasa selama 8 jam. “Ini dilakukan untuk menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan, sehingga risiko infeksi pascaoperasi dapat dihindari,” kata dr. Dyah menambahkan.
Mencukur rambut kemaluan juga penting untuk dilakukan agar terhindar dari terjadinya infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan. Selain itu, sebelum operasi caesar, Anda diwajibkan untuk mandi menggunakan sabun antiseptik untuk menghindari paparan kuman saat operasi ceasar dilakukan.
5. Rencana persalinan (birth plan) di ruang operasi
Kemukakan pada dokter mengenai rencana persalinan yang sudah Anda buat, misalnya:
- Siapa akan menemani Anda selama persalinan berlangsung
- Boleh atau tidaknya memasang musik tertentu agar Anda relaks saat operasi
- Boleh atau tidaknya mengabadikan momen persalinan dengan kamera
- Boleh atau tidaknya untuk menurunkan tirai pembatas sehingga Anda dapat melihat proses ketika bayi dikeluarkan
- Meminta siapa pun yang Anda di ruang operasi untuk tenang saat kelahiran bayi untuk memastikan suara Anda lah yang pertama kali didengar bayi
6. Minta untuk langsung berkontak langsung dengan bayi sesegera mungkin
Bergantung pada kondisi, terkadang dokter langsung melakukan perawatan setelah bayi lahir dan tidak memberikan kesempatan pada ibu untuk melakukan kontak langsung dengan bayi (skin-to-skin). Sangat penting untuk memulai bonding dengan bayi sesegera mungkin.
Beberapa wanita melaporkan bahwa mereka merasa kurang sebagai ibu karena tidak melakukan kontak langsung dengan bayi yang dilahirkan. Padahal, kontak langsung ini dapat membantu meredakan stres yang dirasakan ibu.
Sebelum tanggal kelahiran janin, semaksimal mungkin persiapkan diri Anda baik fisik maupun mental. Hindari stres dan selalu tanamkan pikiran positif bahwa proses persalinan nantinya akan berjalan lancar. Untuk mendukung ini, lakukan persiapan operasi ceasar secara matang dan perbanyak melakukan hal-hal yang Anda sukai agar merasa nyaman. Jagalah komunikasi dengan dokter kandungan Anda. Ungkapkan segala kekhawatiran, jangan ragu untuk bertanya, dan pastikan untuk mengikuti saran-saran yang diberikan demi kelancaran persalinan.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan mengenai topik lainnya, jangan ragu untuk menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(RH)