Keguguran merupakan kondisi yang menakutkan dan dihindari setiap wanita hamil. Tak hanya sakit secara fisik, keguguran juga dapat menimbulkan luka psikologis di kemudian hari.
Kondisi keguguran juga identik dengan tindakan kuretase. Kendati begitu, tidak semua keguguran harus menjalani proses tersebut. Terkadang, wanita dapat mengalami keguguran tanpa harus menjalani kuret.
Sekilas tentang Keguguran dan Kuretase
Keguguran menjadi risiko yang tak bisa dipisahkan saat hamil dan rentan terjadi di trimester awal. Tanda-tanda keguguran di antaranya, seperti kram perut, perdarahan vagina, nyeri pinggang, gumpalan darah keluar dari vagina, sampai menurunnya gerakan janin.
Keguguran umumnya disebabkan embrio atau janin di dalam rahim tidak berkembang sebagaimana mestinya. Selain itu, masalah kromosom juga sering menjadi penyebab keguguran. Dalam beberapa kasus, keguguran dapat terjadi tanpa sebab.
Tindakan kuretase menjadi momok bagi wanita karena dianggap menyakitkan. Bahkan, beberapa orang menganggap kuretase sama sakitnya seperti melahirkan dengan tindakan operasi caesar.
Kuretase dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk sendok ke dalam rahim. Alat ini berguna untuk membersihkan sisa perdarahan akibat keguguran. Dokter juga dapat menggunakan kanula atau tabung untuk menyedot sisa jaringan dalam dari rahim. Proses ini bisa memicu kram perut.
Artikel Lainnya: Ini yang Harus Dilakukan Setelah Ibu Mengalami Keguguran
Apakah Keguguran Harus Dilakukan Kuretase?
Dokter Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan, ada jenis keguguran yang tidak perlu melalui proses kuretase, biasa disebut abortus komplit.
"Ketika terjadi abortus komplit, semua jaringan konsepsi keluar secara lengkap tanpa adanya bantuan tindakan medis sama sekali," ungkapnya.
Dilansir dari Pregnancy Birth Baby, pada kondisi abortus komplit, Anda bisa mengalami perdarahan vagina selama beberapa hari.
Tak hanya itu, nyeri perut atau kram menstruasi juga dapat muncul. Ini merupakan tanda bahwa rahim Anda sedang berkontraksi atau mengeluarkan sisa jaringan di dalamnya.
Pada kasus keguguran tanpa kuret, Anda juga bisa diberikan obat-obatan yang mengandung hormon tertentu oleh dokter. Obat tersebut bekerja dengan membuat rahim berkontraksi untuk mengeluarkan janin, plasenta, dan jaringan lainnya melalui serviks.
Obat tersebut dapat diminum atau dimasukkan ke dalam vagina. Efek samping yang dapat muncul berupa mual dan diare.
Artikel Lainnya: Dampak Kuret terhadap Kesuburan Rahim
Perawatan Pascakeguguran Tanpa Kuretase
Walaupun tak mendapatkan tindakan kuretase, namun wanita yang mengalami keguguran tetap harus mendapat perawatan dari dokter. Menurut dr. Astrid, berikut beberapa perawatan yang perlu diperhatikan setelah mengalami abortus komplit:
- Setelah mengalami keguguran, Anda tetap harus melakukan pemeriksaan ke dokter guna memastikan tidak ada jaringan yang tertinggal di dalam rahim. Hal ini juga berfungsi untuk mencegah risiko perdarahan.
- Jika memang rahim sudah bersih, maka biasanya akan dilakukan pemeriksaan oleh dokter sekitar 2 minggu berikutnya.
- Pascakeguguran, Anda dipersilakan untuk merencanakan kehamilan lagi. Merencanakan kehamilan baru boleh dilakukan setelah Anda melewati 1 siklus haid normal.
Itu dia beberapa hal yang harus Anda tahu mengenai keguguran tanpa kuret. Untuk tahu informasi kehamilan dan persalinan lainnya, baca terus artikel di aplikasi KlikDokter.
(OVI/JKT)