Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu penyakit yang hingga saat ini masih belum bisa disembuhkan namun dapat dikontrol. HIV merupakan suatu infeksi retrovirus yang menyebabkan gangguan fungsi sistem kekebalan tubuh. Gejala HIV sendiri dapat menyerang siapapun, termasuk ibu hamil.
Penularan HIV dapat terjadi melalui kontak kulit dengan cairan tubuh termasuk darah, air mani, air susu ibu, dan cairan vagina orang dengan virus HIV. Sering bergonta-ganti pasangan dan sering bertukar jarum suntik merupakan risiko terjadinya HIV.
Ketika hamil, ibu hamil dapat menularkan virus ini melalui ari-ari, saat proses persalinan ataupun melalui air susu ibu. Oleh sebab itu, ibu hamil yang terkena HIV harus mendapatkan pengobatan.
Saat HIV masuk ke dalam peredaran darah, virus dapat menginvasi dan membunuh sel CD4, yakni sel penting pada sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika sel ini mengalami kerusakan, tubuh akan lebih mudah terserang penyakit.
Artikel Lainnya: Benarkah HIV / AIDS Tidak Dapat Disembuhkan?
Gejala HIV pada Ibu Hamil pada Umumnya Sama
Pada kenyataannya, gejala HIV pada ibu hamil tak berbeda dengan gejala HIV pada umumnya. Untuk lebih jelasnya, gejala HIV dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
1. Gejala Awal atau Tahap Pertama
Pada tahap awal, gejala awal HIV tidaklah spesifik. Terkadang ada beberapa orang yang tidak menimbulkan gejala namun pada beberapa orang dapat pula muncul gejala seperti selesma dan flu.
Umumnya gejala awal HIV yang dapat muncul pada ibu hamil antara lain:
- Demam
- Lemas
- Ruam kemerahan
- Sakit kepala
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Nyeri tenggorokan
2. Gejala Tahap Kedua
Pada tahap kedua atau masa laten, HIV tidak menimbulkan gejala bahkan hingga tahunan. Selama tahap ini kekebalan tubuh semakin menurun. Jika tidak mendapatkan pengobatan maka HIV akan berlanjut ke tahap ketiga.
3. Gejala Tahap Ketiga
Pada tahap ini sistem kekebalan tubuh sudah semakin turun dan mudah sekali terserang penyakit atau infeksi oportunistik seperti tuberkulosis, infeksi jamur, meningitis, kanker dan lain sebagainya.
Artikel Lainnya: Lakukan Ini Agar Tidak Tertular HIV
Di fase ini kebanyakan pasien juga sudah jatuh ke tahap Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Beberapa tanda bahaya yang menunjukkan HIV telah berlanjut ke tahap yang lebih parah adalah:
- Penurunan berat badan drastis
- Batuk kering
- Demam berulang atau keringat malam
- Kelelahan berat
- Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, selangkangan atau leher
- Diare lebih dari satu minggu
- Bercak putih di lidah, mulut atau tenggorokan
- Pneumonia (infeksi paru)
- Bercak merah, cokelat, ungu di bawah kulit atau di dalam mulut, hidung atau kelopak mata
- Kesulitan mengingat, depresi dan gangguan saraf lainnya
Pada ibu hamil yang diketahui mengalami HIV positif, cara terbaik untuk menghindari penularan ke janin di dalam kandungan ialah dengan mengonsumsi obat anti retroviral (ART). Tujuan dari pemberian obat ini selain untuk melindungi kesehatan ibu hamil juga untuk mencegah penularan ke janin.
Selain itu penting bagi ibu hamil yang positif HIV untuk selalu mengecek jumlah virus di dalam tubuhnya. Karena semakin tinggi jumlah virus dan semakin rendah jumlah sel CD4, maka kemungkinan penularan ke janin semakin besar.
Jadi, jika ibu hamil mengalami gejala HIV seperti di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter agar tindakan yang tepat dapat langsung diberikan. Jangan lupa juga untuk melakukan kontrol secara rutin ke dokter spesialis kandungan untuk mengetahui kesehatan ibu hamil dan janin selama masa kehamilan Kesehatan ibu adalah kesehatan janin di dalam kandungan juga.
[NP/RVS]