Asma adalah penyakit kronis yang paling umum terjadi selama kehamilan. Bahkan bisa dialami oleh wanita yang sebelumnya tidak memiliki riwayat asma sekalipun.
Selama kehamilan, asma tidak hanya bisa membahayakan kesehatan sang ibu, namun juga janin. Gangguan ini jelas dapat mengganggu suplai oksigen yang dibutuhkan oleh janin. Pada akhirnya, kondisi tersebut dapat memengaruhi perkembangannya di dalam kandungan.
Bahaya Asma bagi Ibu Hamil
Asma pada ibu hamil biasanya dapat membaik dan memburuk. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa gejala asma biasanya akan memburuk saat trimester kedua dan ketiga.
Gejala asma yang terburuk akan muncul ketika usia kehamilan 24 dan 36 minggu. Namun, setelahnya gejala akan mereda. Bahkan hingga 90 persen wanita hamil tidak memiliki gejala asma saat memasuki proses persalinan.
Artikel Lainnya: Tips Atasi Serangan Asma Saat Hamil
Pada wanita hamil dengan derajat asma yang ringan mungkin tidak mendapat masalah yang besar dalam kehamilannya. Namun, asma bisa menjadi penyakit yang membahayakan jiwa bila tidak dikontrol dengan obat-obatan secara rutin.
Asma pada ibu hamil bisa menyebabkan beberapa kondisi yang berbahaya, seperti:
-
Hipertensi pada Kehamilan dan Preeklampsia
Bahaya asma pada ibu hamil yang pertama adalah meningkatkan risiko terjadinya peningkatan tekanan darah selama kehamilan dan memicu preeklampsia.
Preeklampsia ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah saat memasuki usia 20 minggu. Selain itu ditemukan pula protein dalam urine dan penimbunan cairan di beberapa bagian tubuh seperti betis, kaki, atau wajah.
Apabila tidak ditangani dengan tepat, keadaan ini bisa berubah menjadi lebih buruk, yaitu eklampsia. Kondisi eklampsia ini ditandai dengan adanya kejang akibat tekanan darah yang tak terkontrol dan bisa berakibat fatal baik bagi ibu maupun janin.
-
Hiperemesis Gravidarum
Serangan asma pada ibu hamil bisa memperberat keluhan mual muntah pada ibu hamil. Apabila keluhan mual muntah terjadi berlarut-larut dan menyebabkan kondisi dehidrasi, maka disebut dengan hiperemesis gravidarum.
Apabila tidak ditangani dengan segera, kondisi hiperemesis gravidarum bisa menyebabkan gangguan elektrolit dan gangguan fungsi organ lainnya seperti pada ginjal dan hati.
Artikel Lainnya: Ibu Hamil Asma, Bolehkah Pakai Inhaler?
-
Perdarahan dari Vagina
Munculnya perdarahan dari jalan lahir atau vagina akibat asma yang tak terkontrol perlu menjadi perlu perhatian. Perdarahan dari vagina ini bisa dipicu akibat kekurangan supply oksigen pada janin sehingga menyebabkan stres dan kontraksi yang berlebih.
-
Persalinan Prematur
Asma pada kehamilan meningkatkan risiko persalinan prematur, yaitu persalinan di bawah usia kehamilan 37 minggu. Terlebih, asma pada ibu hamil juga meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia.
Jadi, ibu hamil yang terdiagnosis memiliki penyakit asma harus rajin mengonsumsi obat-obatan asma untuk mencegah terjadinya risiko persalinan prematur.
Bahaya Asma Saat Kehamilan bagi Janin
Selain membahayakan ibu hamil, serangan asma saat kehamilan juga berdampak bagi janin. Berikut ini beberapa bahaya yang mungkin saja terjadi:
Kematian Janin dalam Kandungan
Kematian janin dalam kandungan menjadi hal yang ditakuti akibat serangan asma pada ibu hamil. Sesak napas yang muncul akibat kekurangan oksigen selama serangan berlangsung dapat menyebabkan janin ikut kekurangan oksigen.
Kondisi ini ditandai dengan tidak adanya pergerakan janin dan denyut janin saat pemeriksaan kandungan.
Artikel Lainnya: Rutin Senam Pernapasan Bisa Atasi Sesak Napas Saat Hamil?
Kelainan Bawaan pada Bayi
Oksigen menjadi salah satu unsur penting dalam tubuh, tak hanya untuk tubuh ibu melainkan juga janin di dalam kandungan. Oksigen mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin sejak awal.
Apabila terjadi serangan asma dan penyakit ini tak terkontrol, asupan oksigen ke janin ikut berkurang. Akibatnya perkembangan janin akan terganggu dan meningkatkan risiko bayi terlahir tak sempurna.
Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Serangan asma saat hamil bisa memicu kelahiran prematur. Oleh sebab itu, tak mengherankan jika bayi terlahir dengan berat badan yang lebih rendah.
Kondisi bayi lahir dengan berat badan rendah umumnya perlu mendapatkan perawatan intensif untuk sementara waktu. Hal ini dikarenakan mereka rentan mengalami infeksi.
Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
Perkembangan janin yang terhambat di dalam kandungan bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti kehamilan kembar, anemia, preeklampsia, hipertensi dalam kehamilan, dan asma.
Semakin sering terjadi serangan asma, maka bisa mengalami kekurangan oksigen sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan janin.
Kematian Bayi Baru Lahir
Asma pada ibu hamil meningkatkan risiko melahirkan bayi yang memiliki gula darah rendah, kejang akibat kurangnya asupan oksigen ke otak, dan frekuensi napas cepat pada bayi baru lahir. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian pada bayi baru lahir sehingga membutuhkan perhatian lebih.
Penting sekali bagi Anda untuk melakukan pengobatan asma secara teratur saat hamil. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter dan konsumsilah obat asma sesuai dengan kondisi Anda.
Dengan mengontrol penyakit asma, bahaya asma di masa kehamilan bisa dihindari. Kalau masih bingung, yuk tanya langsung dengan dokter di fitur Tanya Dokter!
[FY]